Sudah 3 hari, aku menjadi ojek antar-jemput untuk Ella. Setiap harinya, aku akan menjemputnya dari depan apartemennya pada pukul 9 pagi dan kemudian menjemputnya lagi di kantornya sekitar pukul 7 malam. Ini adalah rutinitas yang kami jalani setiap hari.
Selama perjalanan kami, kami sering berbicara dan berbagi cerita. Aku mulai tahu lebih banyak tentang Ella, atau Bu Ellana, begitu anak buahnya memanggilnya.
Ternyata, dia adalah pemilik perusahaan kosmetik dan skincare yang lumayan sukses. Aku merasa terkesan oleh kesuksesannya.
"Ini sebenarnya perusahaan mamaku, Gas. Aku tinggal menjalankannya saja" begitu katanya.
Tiap malam setelah aku menjemputnya, kami makan malam bersama di warung-warung pinggiran. Tiada rasa canggung untuk seorang bos besar seperti dia makan di emperan. Kami banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol, bercanda, dan berbagi cerita. Sangat menyenangkan, dan aku merasa semakin dekat dengan Ella.
Suatu hari, aku penasaran dan bertanya mengapa seorang direktur seperti Ella tidak memiliki mobil.
"Aku sebenarnya punya mobil, tapi aku tidak bisa menyetir. Aku terlalu takut nyetir" jawabnya.
Aku tersenyum mendengarnya. Itu adalah jawaban yang menarik dan memperlihatkan sifat rendah hati Ella meskipun memiliki posisi dan kekayaan yang signifikan. Semakin banyak aku belajar tentangnya, semakin aku menghargai kepribadiannya yang istimewa.
Istriku juga senang dengan perubahan positif dalam kehidupan kami yang disebabkan oleh pekerjaanku sebagai ojek langganan Ella. Menerima uang dan makanan tambahan membawa suasana sedikit lebih cerah dalam keluarga kami.
"Gas, kamu bisa bawa mobil?" suatu hari Ella bertanya.
"Bisa" jawabku
"Kamu mau jadi supir pribadiku?"
Ya. Ella menawariku pekerjaan sebagai supir pribadinya dengan bayaran yang sangat baik, yaitu 6 juta per bulan. Tentu saja, aku dengan senang hati menerima tawarannya.
Pekerjaan itu akan membantu kami secara finansial, dan aku merasa bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh kulewatkan. Selain itu, aku sangat menikmati waktu yang aku habiskan bersama Ella.
Sangat menggembirakan mendengar bahwa istriku semakin bahagia dengan pendapatanku yang baru.
Perlu penyesuaian memang mengendarai mobil 1 milyar seperti Alphard milik Ella. Karena biasanya aku hanya pernah mengendarai mobil-mobil 200-an juta saja. Deg-degannya berlebih ketika mengendarainya. Takut kenapa-napa.
Sebagai supir pribadi Ella, aku akhirnya mendapatkan kesempatan untuk masuk ke dalam apartemennya yang mewah. Aku merasa kagum dengan keindahan dan kenyamanan tempat tersebut.
Lebih dari itu, karena kedekatan kami, aku mulai memahami perjuangan yang telah dilalui oleh Ella dalam perubahannya menjadi waria. Dia menceritakan bahwa dia pernah diusir oleh keluarganya, dan bahkan terlibat dalam prostitusi untuk sementara waktu sebelum ketahuan oleh ayahnya. Ayahnya akhirnya menyuruhnya pulang ke Padang, dan seiring waktu, ayahnya memaafkannya dan mencoba menerima keadaannya. Ibu Ella bahkan menyerahkan usaha skincare-nya pada Ella, yang menunjukkan dukungannya terhadap anaknya.
Ketika aku bertanya kepada Ella sejak kapan dia memiliki keinginan untuk menjadi wanita, dia menjawab bahwa dia sudah merasakannya sejak SMA. Namun, dia selalu menutupinya dari teman-teman kami saat itu.
Namun tiba-tiba, tak ada angin tak ada hujan, Ella mengajakku berbincang serius di suatu pagi di apartemennya.
"Gas, kamu gak usah jadi supirku lagi ya"
Apa? Kenapa? Apa salahku, pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞 Ellana, Sang Penyelamat 🔞
RomanceWARNING 21+ LGBT STORY 🔞 🌈 PERINGATAN: MENGANDUNG CERITA SEX SESAMA JENIS. Kenyataan Pahit harus kuhadapi saat istriku berhenti mencintaiku. Namun kehadiran Ella yang tak lain adalah sobat masa SMA ku yang kini sudah bertransisi, mengubah cara pa...