Seminggu setelahnya, aku memiliki kesempatan untuk mengambil pesanan di sebuah kedai pizza untuk seseorang. Karena aku tahu bahwa pizza adalah makanan kesukaan Ella, aku memutuskan untuk membelikan satu kotak pizza untuknya sebagai tanda terima kasih atas semua kebaikannya selama ini.
Namun, aku merasa ragu dan takut bertemu dengan Ella setelah pengakuan perasaannya yang rumit. Sebagai gantinya, aku memutuskan untuk menitipkan pizza itu pada teman ojolku, Ridwan. Aku memintanya untuk mengantarkannya ke kantor Ella.
Aku juga memberitahunya untuk menitipkannya di resepsionis saja.
Tapi ketika aku bertemu lagi dengan Ridwan sore harinya, ia malah menggodaku.
"Aje gile. Siapa tuh banci? Pacar lu?" Godanya.
"Hah? Lu ketemu sama dia, bang? Kan gue bilang suruh titip di resepsionis?!"
"Iye, tapi dia pas ada di resepsionis. Ya udah gue kasi aja. Pas dia nanya, ya gue jawab aja dari elu...!"
"Ah... kampret!"
"Jadi siapa itu? Gacoan lu yak?" Tanyanya.
"Enggak, bang. Itu temen SMA gue. Kasian, dia baru dapet musibah!" Begitu alasanku.
"Oooh kirain lu ngewe sama dia"
"Ya nggak lah, bang!"
"Tapi kayaknya dia demen sama lu ya?"
"Lah. Kok gitu bang?"
"Iya. Dia tadi kirim salam buat elu. Tapi kayaknya sambil sedih campur seneng gitu"
"Ah sok tau lu bang!"
"Yeee... beneran!"
"Lu jangan suka sok jadi psikiater dah bang!"
"Eh, kalo gue jadi elu nih, udah gue ewek tuh banci... seriusan dah!"
"Lah, emang lu mau sama banci?"
"Ah, apa salahnya jaman sekarang mah. Yang penting mah kasih sayang. Hahaha"
"Ah ngaco lu bang"
"Yeee... daripada bini lu, yang bawel mulu. Marah-marah tiap hari lu bilang? Gimana mau lu ewek kalo dia marah-marah mulu kayak gitu"
Aku cuma tersenyum kecut.
"Udah... Pepet aja... tuh banci cakep itu. Emang sih toketnya kecil tapi pasti lu bakal ketagihan dah. Cobain aja dulu..."
Sial nih orang, pikirku.
Setelah itu, siang malam aku termenung, memikirkan apa yang Ridwan katakan. Sebenarnya memang sudah cukup lama nafsuku tak dapat dipuaskan istri karena ia selalu menolak. Sudah 3 bulan sejak terakhir aku bersenggama dengannya.
Tapi apa iya aku harus melampiaskan nafsuku pada Ella? Aku kan pria normal yang menyukai wanita.
Tapi setelah dipikir pikir, Ella punya jiwa wanita yang sangat tinggi. Lemah lembut dan penyayang. Tapi.... ah... aku jadi galau.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞 Ellana, Sang Penyelamat 🔞
RomanceWARNING 21+ LGBT STORY 🔞 🌈 PERINGATAN: MENGANDUNG CERITA SEX SESAMA JENIS. Kenyataan Pahit harus kuhadapi saat istriku berhenti mencintaiku. Namun kehadiran Ella yang tak lain adalah sobat masa SMA ku yang kini sudah bertransisi, mengubah cara pa...