4: Dia Bilang Cinta?

1.6K 13 0
                                    

Saat Ella memberitahukan bahwa aku dipecat setelah hanya seminggu menjadi supir pribadinya, aku merasa bingung dan terkejut.

"Kenapa, El? Apa salahku?"

"Kamu gak salah. Tenang aja, aku tetap akan bayar gaji kamu full satu bulan"

"Bukan begitu. Aku pingin tau kenapa"

Ella tampak enggan menjawab dan hanya memberi jawaban kurang jelas.

Setelah beberapa paksaan, Ella akhirnya mengakui sesuatu yang tidak pernah aku duga.

"Oke. Kamu beneran mau tau?"

"Iya"

"Oke. Kamu tau gak, aku tuh cinta sama kamu!"

Hah? Apa? Apa aku tidak salah dengar? Batinku.

"Aku sudah jatuh cinta sama kamu sejak SMA, Gas..."

Aku terpana. Tak bisa berkata apa-apa.

"Tapi aku tau diri. Aku cuma seorang banci. Mana mau kamu sama aku. Lama-lama kalau aku setiap hari ketemu kamu, aku bisa gila, Gas! Yang aku mau saat ini, aku pingin melupakan kamu!" Tambahnya sambil menitikkan air mata.

Aku merasa bingung tentang apa yang harus kukatakan atau bagaimana harus merespons. Perasaanku terhadap Ella adalah sebagai seorang teman dekat, dan aku tidak pernah membayangkan adanya perasaan romantis di antara kami.

"Selama ini aku bantu kamu terus karena aku cinta. Tapi aku juga gak bisa gini terus, Gas. Bukannya aku gak mau bantu kamu, tapi aku harus memikirkan perasaanku sendiri" tambahnya.

Akupun terpaksa menerima keputusan itu dan pulang dengan langkah berat karena lagi-lagi kehilangan pekerjaan. Apa yang akan dipikirkan istriku setelah ini? Dia pasti akan marah-marah lagi.

💖💖💖

Aku memberikan berbagai alasan kepada istriku tentang perubahan ini. Tentunya bukan alasan yang sebenarnya. Selama ini kubilang pada istriku, bahwa aku bekerja sebagai supir teman SMA ku yang bernama Elvan. Aku tidak sepenuhnya berbohong.

Hari demi hari kulalui kembali menjadi ojol.

Sesekali aku melihat postingan facebook milik Ella yang berisi keluh kesahnya tentang cintanya yang tak berbalas, itu membuatku merasa campur aduk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Forever and ever"?? Apa benar begitu? Dia mencintaiku selamanya? Apa aku memang sepenting itu bagi dia?

Membaca itu, entah bagaimana, perasaan rindu tiba-tiba datang padaku. Aku merindukan tawanya, senyumnya, candanya, dan juga obrolan kami yang selalu begitu klop.

Perasaan diinginkan oleh seseorang adalah perasaan yang menyenangkan. Aku akui itu.

Akhirnya kuberanikan diri untuk mengirim pesan singkat padanya untuk sekedar minta maaf bila aku sudah merepotkan hatinya. Tapi tak ada balasan sama sekali.

Aku tahu bahwa ini adalah situasi yang rumit, terutama karena aku adalah seorang suami dan ayah. Aku tidak ingin melukai hati istriku atau merusak keluarga kami. Namun, perasaan ini adalah kenyataan yang sulit untuk diabaikan.

🔞 Ellana, Sang Penyelamat 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang