Sementara kami masih menunggu proses pengadilan perceraian kami, aku dan Ella tetap bersama di apartemennya. Kurasakan rasa cinta ini semakin mendalam satu sama lain.
Sementara itu, virus covid mulai melonggar. Yang artinya istriku bisa kembali ke Jakarta untuk menjual rumah kami. Aku tak peduli. Aku sudah menyerahkan rumah itu untuknya. Dia berhak untuk melakukan apapun yang ia mau atas rumah itu. Toh hasil penjualannya untuk biaya anakku juga kelak. Rupanya ia berencana untuk memulai hidup baru di kampung halamannya.
Kuperhatikan Ella. Belakangan ia sering sembunyi-sembunyi dariku melakukan sesuatu di laptopnya. Kutanya terus terang apa yang ia sembunyikan dariku selama beberapa hari terakhir. Walau awalnya ia enggan mengakui, namun akhirnya ia bilang bahwa ia sedang melatih suaranya agar terdengar lebih mirip wanita. Ia belajar dari beberapa youtuber cara melatih suara seperti suara wanita.
"Memangnya kenapa kok kamu tiba-tiba pingin punya suara kayak wanita?" tanyaku.
"Ya biar kamu lebih nyaman aja" jawabnya.
"Maksudnya? Aku nyaman kok dengan keadaan kamu apa adanya"
"Ya. Suatu saat mungkin kita secara gak sengaja ketemu keluarga kamu. Di jalan atau di mana. Walaupun orang tua kamu dua-duanya udah gak ada, tapi kamu kan masih punya om, Tante, sepupu. Aku gak mau nama kamu tercoreng karena aku."
Astaga. Benar-benar baik kekasihku ini, pikirku. Dia masih mau memikirkan nama baikku di depan keluargaku walau dia punya segalanya.Aku katakan pada Ella, bahwa ia tak perlu khawatir soal itu. Tapi Ella tetap ngotot untuk belajar. Akhirnya aku pun tidak melarangnya.
❤❤❤
Pernah suatu ketika, saat aku sedang asyik mengulum kontol Ella, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk ke ponsel Ella. Ia pun mengangkatnya.
"Dari Melly" katanya.
Melly adalah waria yang pernah kutemui di cafe waktu itu.
"Haloooo, Cyiiin..." sapa Ella pada Melly.
"Hey Cyinn.. EH... Lho? Lagi ngapain lu kok gak pake baju?" Kudengar suara Melly di ujung sana.
Astaga! Ternyata itu adalah panggilan video call! Buktinya Melly bisa tahu bahwa Ella saat itu tidak pakai pakaian.
"Biasalah, Cyiiin... kontol gue lagi dikenyot nih sama laki gue..." jawab Ella sambil tertawa.
Aku mendongak kaget. Tapi buru-buru kepalaku didorong ke bawah lagi agar aku melanjutkan menghisapi burungnya.
"Buset! Pagi-pagi begini?" Melly heran.
"Iya dong. Laki gue sangean orangnya. Gak ada puas-puasnya ngenyot kontol gue. Hahaha"
"Ah senangnya... coba liat!" pinta Melly.
Matilah aku, pikirku.
Lalu rupanya Ella memindahkan kameranya memakai kamera belakang agar Melly bisa melihat aksiku mengulum penis Ella.
"Ya ampun... Bagas! Doyan bener kayaknya!" goda Melly.
Aku hanya menyeringai sedikit sambil penis Ella masih memenuhi mulutku.
"Aduh... Ella... beruntung banget sih lu punya laki kayak gini... cariin gue dong laki kayak gitu..." kata Melly.
"Gimana, beb? Kamu punya temen yang demen sama warior ga?" tanya Ella.
'Warior' adalah plesetan dari waria.
Aku hanya memberi kode tangan bahwa aku tidak punya teman seperti yang dimaksud.
"Masa sih? Temen-temen ojol kamu gak ada gitu?" tanya Melly.
"Udah, Mel... jangan ajak dia ngomong mulu... mulutnya lagi sibuk... hahaha" potong Ella.
"Iya deh. Nanti kalo ada yang mau, bilang-bilang ya... jelek gak apa-apa, yang penting setia"
Gila sekali. Ella benar-benar gila sudah memperlihatkan pada Melly aksiku mengulum penisnya. Aku malu, sekaligus terangsang.
❤❤❤
Sekali waktu aku dan Ella berjalan menuju mobil setelah keluar dari sebuah restoran. Saat itulah ada suara yang memanggilku.
"Woy, Bagas!"
Kulihat Ridwan berlari menghampiriku. Ridwan adalah teman sesama ojolku yang dulu pernah mengantarkan pizza untuk Ella.
"Wah gila. Ke mana aja lu? Udah kaga narik lu?"
"Kaga, bang..." aku senyum-senyum.
Ridwan melihatku sedang bergandengan tangan mesra dengan Ella.
"Lah, ini siapa? Pacar lu nih?" tanyanya.
"Iya bang. Masa Abang lupa sih? Dulu kan Abang pernah nganterin pizza buat dia. Inget ga?"
"Hah? Yang itu???" Mata Ridwan terbelalak.
"Halo, bang. Aku Ella" Ella menjulurkan tangannya mengajak Ridwan bersalaman.
Ridwan masih setengah tak percaya saat menyambut uluran tangan Ella.
"Jadi... lu udah sama dia sekarang?"
"Iya bang. Gue lagi proses cerai sama bini gue"
"Hah? Yang bener lu?"
"Iya bener bang" sahut Ella.
"Wah, sama dong. Gue juga udah gak sama bini lagi"
"Wah kenapa bang?" tanyaku.
"Udah pisah gue. Ya biasalah. Sama kayak bini lu tuh. Ga pernah cukup duit gue buat dia"
"Oh gitu."
"Ya enakan begini lah. Lebih bebas gue" kata Ridwan lagi.
Kemudian aku teringat Melly.
"Bang, Abang kan dulu yang nyuruh gue untuk pacarin Ella. Sekarang gantian nih, Abang mau gue kenalin sama temennya Ella ga?"
"Eh, Say... Maksud kamu siapa?" tanya Ella.
"Melly" jawabku.
"Ih... sayang, emangnya Abang ini mau sama orang macam kita?" tanya Ella.
"Orang macam kita begimana maksudnya?" tanya Ridwan penasaran.
"Gini loh, bang... aku tuh kan waria. Temen aku itu waria juga. Emang Abang suka?"
"Ah gak masalah itu mah, mbak..." jawab Ridwan.
"Tuh kan, sayang... dia mau..."
"Ceilaaah. Udah manggil 'sayang' segala" goda Ridwan.
Kami tersipu malu.
"Jadi Abang mau nih sama temen saya?" Ella mencoba memastikan.
"Ya kenalan dulu lah, mbak. Ntar kalo saya mau, tapi temen mbak gak mau, gimana?"
"Iya juga ya. Ya udah, sayang, kasi aja nomernya Melly ke Abang ini..." pinta Ella.
Akupun mengirimkan nomor Melly via WhatsApp kepada Ridwan.
"Bilang aja, Abang tau nomor Melly dari Bagas, pacarnya Ella... gitu, bang"
"Siap dah" jawabnya senang.
Kamipun berpamitan hendak pulang. Ketika aku membuka pintu mobil Alphard milik Ella, Ridwan melongo.
"Aje gile... lu pegang Alphard sekarang? Pantesan udah gak pernah narik lagi"
"Hehehe. Punya Ella, bang. Bukan punya gue"
Kami berdua tertawa dan berpisah saat itu juga.
❤❤❤
Malamnya, ketika kami sedang nonton Netflix, tiba-tiba HP Ella berbunyi. Ternyata Melly melakukan video call. Kami berdua sama-sama menampilkan wajah kami di depan layar.
Sungguh tak terduga! Di layar HP Ella sudah tampil Melly dan Ridwan bersama! Dan lebih gilanya lagi, Melly hanya mengenakan BH yang mempertontonkan sebagian besar payudara besarnya yang menyembul. Sedangkan Ridwan sedang bertelanjang dada!
"Ah gila emang Lo...!" teriak Ella
Melly dan Ridwan senyum-senyum saja.
"Cepet amat! Baru tadi siang gue kasi nomer lu ke bang Ridwan. Eh malemnya udah ngentot!" imbuh Ella.
"Udah dong... sat set sat set, Cyiiin..." jawab Melly terkekeh.
"Gimana, bang? Asyik ga?" tanyaku.
"Joss tenan, Gas! Enak banget lobangnya!" jawab Ridwan mantap.
"Aaah kamu bisa aja..." Melly manja pada Ridwan.
Lalu Ridwan menyosorkan mulutnya ke mulut Melly.
"Ciyeeee... asik dong" goda Ella.
"Iya dong... aku mau makasih sama kalian udah ngenalin ke Bang Ridwan"
"Sama-sama" jawabku, "Maap, waktu itu aku jawab gak punya temen yang mau sama kamu. Soalnya waktu itu aku belum tau kalo Bang Ridwan ini udah pisah sama istrinya. Eh pas tadi siang, aku baru tau, Mel. Ya udah, langsung aku jodohin aja buat kamu...""Iya. Gak apa-apa..." jawab Melly.
"Kayaknya Bang Ridwan emang rejeki elu, Mel... buktinya, baru aja berapa hari yang lalu, lu minta dicariin pacar, eh hari ini udah digarap sama Bang Ridwan. Hahaha" canda Ella.
"Eh kita belum pacaran kok. Iya kan, bang?" bantah Melly.
Ridwan hanya tertawa.
"Trus apa dong?" pancing Ella.
"Kita masih dalam tahap temen ngentot dulu yaaaa... hahaha" kata Melly.
Kami semua tertawa.
"Udahan ya. Begitu aja. Kita mau ronde 2 nih" pungkas Ridwan.
"Waduh! Ketagihan lu, bang?" tanyaku.
"Iyak, Nih! Mantep bener bo'olnya. Legit! Hahahaha" puji Ridwan.
Kamipun saling mengucapkan salam perpisahan dan menutup telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
🔞 Ellana, Sang Penyelamat 🔞
RomanceWARNING 21+ LGBT STORY 🔞 🌈 PERINGATAN: MENGANDUNG CERITA SEX SESAMA JENIS. Kenyataan Pahit harus kuhadapi saat istriku berhenti mencintaiku. Namun kehadiran Ella yang tak lain adalah sobat masa SMA ku yang kini sudah bertransisi, mengubah cara pa...