BAB 1 :: The Queen Act of Service.

153 16 0
                                    

"...Sayang, kita cuma teman."
-Nino.

"Al, makan dulu, yaa. Bunda ambilin."

Netra gadis berseragam putih-abu itu melirik sekilas, menatap wanita cantik yang kini berdiri tak jauh dari dirinya, ia menggeleng seraya menolak halus atas tawaran yang diberikan.

"Enggak usah bunda, Al sudah makan tadi," ucapnya yang kembali fokus pada gawainya.

Jemari gadis berdarah campuran Jerman-Belanda itu kini kembali asik menari di atas layar pipih miliknya. Membidik target pada sebuah permainan yang sudah lama ia mainkan beberapa waktu belakangan, hingga fokusnya buyar karena seseorang yang menjadi alasan Alfa duduk di sana akhirnya datang dengan penuh kehebohan.

"BUNDAAAAAAAA.... AL MANAAA???" Teriak pemuda yang kini terdengar menuruni tangga dengan langkah terburu-buru.

Tak lama, sang pemilik suara menggelegar itu akhirnya muncul dari balik sekat ruangan dengan seragam yang rapih dan sangat berkebalikan dengan Alfa. Di tangannya sudah tertenteng tas ransel yang masih terbuka, menampilkan buku-buku dan peralatan sekolah lainnya.

"Berisik! Duduk dan lekas sarapan!" Balas Alfa yang kini masih fokus bermain.

Nino yang sudah turun kemudian mendaratkan bokongnya di kursi samping Alfa dengan wajah masam. Ia melirik Alfa yang sama sekali tak meliriknya kembali. Sesekali pemuda itu juga mengganggu Alfa dengan mengacaukan permainannya menggunakan jari-jemarinya yang menari di atas layar ponsel gadis itu.

"Alfa! Nino di sini! Berhenti main game!" Omel Nino yang masih memandangi Alfa dengan cemberut, tapi rautnya kembali cerah seperkian detik kemudian, "Ngomong-ngomong... kok tumben sih kamu dateng pagian. Kangen yaa sama Nino?" Tebak Nino dengan kekehan.

"Pede banget, cil. Udah cepet sarapan."

Mata Nino menangkap kerah kemeja sekolah Alfa yang terbuka, tanpa adanya dasi yang tergantung di sana. Kemudian ia berdiri untuk kembali ke atas dengan membawa roti panggang di mulutnya itu. Tak lama, ia pun kembali bersama sesuatu di tangannya.

"Ayoo berangkat." Ajak Nino menarik tangan Alfa setelah menyalimi Rosalina.

"Kamu bener nggak mau makan, Sayang?" Tanya Rosalina pada Alfa.

"Iyaa bunda, kalau gitu kita pamit, yaa, Bun."

"Hati-hati bawa mobilnya, Al. Bunda titip Nino. No, Nurut sama Alfa. Jangan kemana-mana sendirian."

"Iyaa, Bunda." Jawabnya bersamaan.

Mereka pun menuju mobil sedan hitam keluaran terbaru itu. Alfa membukakan pintu depan bagi Nino seolah memang itu sudah menjadi hal biasa diantara mereka. Kemudian Alfa mengitari mobil dan masuk ke kursi kemudi.

Alfa melirik sekilas Nino yang sudah nyaman dengan posisi bersila, di tangannya telah tergenggam ponsel yang memutar vidio kartun spons berwarna kuning.

Alfa yang melihat Nino belum memakai seetbelt merasa gemas, ia kemudian mendekati Nino yang masih terfokus pada gawainya, kemudian menarik seetbelt dan memakaikannya kepada Nino dengan perlahan, "Pakai dulu, ngapa, sih, seetbeltnya."

"Hehehe.. makasih Alfaa~" Nino menjawab dengan nada khasnya yang dipakai bicara saat hanya bersama Alfa. Alfa yang tak merasa terganggu kembali kepada aktifitasnya.

Alfa mengambil bantal kecil yang kemudian dipasangkan ke sandaran kursi Nino agar Nino merasa nyaman, "Maju dikit kepalanya," Satu tangan Alfa memegang kepala Nino dan mengarahkannya ke bahunya, sedangkan tangan lainnya memasang bantalan di sandaran kursi.

ALFANINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang