Hari ini Alfa berangkat tanpa Nino, karena bocah satu itu sudah menghilang dari pandangannya, bahkan sebelum matahari mengecup sisi timur dengan benar.
Saat Alfa terbangun, di atas meja makan sudah tersedia Nasi Goreng dengan berbagai toping di atasnya, seperti sosis, bakso, telur dadar yang dipotong-potong seperti mie, juga ada taburan cabai rawit. Di sisi kirinya sudah tersedia susu putih hangat dengan catatan yang menempel di gelas kaca itu.
[Selamat pagi calon pacar. Dihabisin ya makanan dan minumannya. Maaf aku berangkat duluan. Sayang Alfa banyak-banyak 💋]
Cap bibir! Asli!
Kini, pagi Alfa begitu sepi, ia menyendok sarapannya dengan setengah minat. Kepalanya seolah terasa berat, karena banyak hal yang meminta penyelesaian dalam waktu dekat.
Netranya kini bahkan enggan untuk dijatuhkan pada ponselnya yang terus berdering, tanda adanya panggilan dari sosok yang sangat akrab dengannya. Helaan napasnya kembali menjalar dengan penuh rasa kenjengkelan.
"Apa?!"
Alfa dengan suaranya yang menyentak tak bisa membuat orang santai mendengarnya. Begitu juga dengan seseorang di seberang sana yang masih tetap terkejut walau sudah terbiasa mendapat sikap ketus dari Alfa.
"Kapan kamu kembali?"
Alfa menyernyit seolah mempertanyakan kalimat bodoh yang baru saja terlontar itu.
"Tidak tahu." Balasnya tenang.
"Hei manusia, aku akan gila jika kamu tidak segera kembali."
"Beri tahu dia, aku akan kembali setelah semuanya selesai."
"Kapan?"
"Sampai dia menyetujui apa yang aku ajukan."
"Dasar gila. Terserahlah, aku hanya akan katakan, kalau aku akan mengembalikan mawar dan melati yang kupinjam tempo hari. Ada duri diantara keduanya, jadi tolong bereskan."
"Cih. Ah, Bagaimana dengan acaranya?"
"Brengsek. Aku bahkan sudah hampir lupa dan kau beraninya mengungkit itu? Dasar tak tahu malu! Dia benar-benar bedebah yang dibalut oleh madu busuk yang penuh cacing racikan.."
"Jika sampai kau ketahuan. Aku harus mengelupas wajahmu, Bri."
"Entahlah. Lagipula, dia akan pergi ke luar negeri 2 minggu."
Alfa mengerutkan keningnya, "ke mana?"
"Lomba. Dia akan mengikuti sebuah perlombaan yang diselenggarakan oleh Tuan Yojan."
"Oh. Oke."
"Al,"
"Hm?"
"Terima kasih... dan maaf. Love you"
"Menggelikan."
"AYOOO JAWAB!! Nicholas mendengarkan!"
"Love you more,"
"Kata Nichol, dia akan menunggumu kembali. Kalau begitu, sampai jumpa."
"Hm"
Alfa terlihat menatap langit-langit, ia begitu enggan menerka apa yang akan terjadi kedepannya. Ia cukup lelah dengan semuanya, Alfa merasa saat ini ia membutuhkan Nino lebih dari biasanya.
"Al?"
Suara Nino yang memanggil Alfa membuat Alfa terkekeh, ia berpikir bahwa kini ia sedang berimajinasi karena mendengar suara Nino yang bahkan sudah berangkat sejak fajar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANINO
Romance"Kamu itu cuma denial. Kamu suka kan sama aku?!" -Nino Bagi Nino, Alfa itu sangat amat greenflag. Sikap manis Alfa selalu berhasil membuat Nino merasa spesial, tapi mereka bahkan tidak memiliki hubungan asmara yang terjalin. Nino berkali-kali menyat...