BAB 7 :: Pertandingan Para Bucin

41 10 0
                                    

Demi membayar keterlambatan update yang seharusnya dapat menemani kalian di sabtu-minggunya. Maka 2 Bab kali ini sedikit lebih panjang dari sebelumnya, Semoga kalian suka yaa~

HAPPY READING—

🍒🍒

"Al? lo oke?"

Suara itu berasal dari salah satu rekan tim basket-nya. Iya, hari ini tim basket Jurusan Penerbangan ada pertandingan melawan tim dari Jurusan Akuntansi.

"Ya-eum, Kesh, apa itu cinta?"

Keshi menyernyit heran. Ia yang sedang mendrible bola basket pun seketika menghentihkan aktivitasnya. Ia kehilangan ritme bermain dan menatap Alfa tak percaya.

Keshi itu bukan teman dekat Alfa seperti empat orang lainnya. Ia hanyalah teman sekelas yang kebetulan satu club yang sama dengan Alfa. Tak banyak interaksi diantara mereka, menurut Keshi, Alfa itu susah untuk didekati, tidak hanya Alfa saja tapi teman-teman Alfa seperti ada dinding yang tidak bisa ditembus meski beberapa diantara mereka sangat ramah terhadap orang-orang. Seperti Lizi dan Toni, misalnya.

Dan, ini pertama kalinya Keshi melihat Alfa bertanya kepada dirinya dengan pertanyaan yang menurutnya tidak ringan. Ia terkejut sosok Alfa yang dikenalnya acuh tak acuh bisa menanyakan sesuatu seperti itu pada orang yang tak begitu dekat dengannya.

"Lo aneh,"

Tanpa sadar Keshi melontarkan kata-kata itu dan menutup mulutnya dengan segera. Ia tak sadar kalimat yang ada di otaknya malah keluar dari bibir embernya itu. Ia takut jika Alfa langsung melempar wajahnya dengan bola keras di sampingnya.

Heiii, kalian harus tahu, banyak rumor yang beredar bahwa Alfa adalah anak gengster karena pernah kedapatan membawa bodyguard yang banyak tato di tubuh dan wajahnya. Ia juga pernah kepergok melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak SMU pada umumnya, seperti berkumpul dan melakukan transaksi ilegal.

Yaa, walaupun itu semua masih rumor, kebenarannya mana ada yang tahu. Tapi tetap saja orang-orang suka bergosip ria. Dan Keshi adalah salah satu pendengarnya. Pendengar lho yaa. Dia masih cinta nyawanya, tak mau menyebarkan lebih jauh.

"Lupakan."

Nah, apa Keshi bilang. Alfa itu orang yang mrnyeramkan. Suara yang tadinya tenang kini Keshi mendengarnya sudah berbeda. Itu adalah nada yang dingin dengan penuh pertanyaan yang tertahan.

"Semuanya kumpul," Teriak coach Abel.

Mereka berunding untuk membicarakan kembali apa yang telah mereka rencanakan. Target-target yang harus dicapai atau sesuatu yang harus mereka hindari di lapangan. Semua fokus pada intruksi Coach Abel kecuali-

"Fa, gue nggak tau, ya, lo kenapa, tapi kalau lo ngerasa gak baik-baik aja. Gue bisa ganti lo yang sebagai captain dan digantikan sama Ayu." Ucap Coach Abel menahan Alfa untuk ikut bubar dengan yang lain

"Cih. Oke!" Jawab Alfa dengan air mukanya yang malas.

"Oke apa? Yang jelas."

"Kita akan menang. Itu pasti."

"Jadi? Lo mau turun lapangan apa enggak?!"

Alfa mengerutkan Alisnya menyatu. Ia benar-benar malas membuka mulutnya-kecuali dengan Nino- rasanya rahangnya itu sangat berat dan jujur ia kesal karena harus membicarakan banyak hal yang membuat rahangnya lelah.

"Turun."

Abel menghela napasnya lelah. Ia tahu maksud Alfa yang sebenarnya, ia hanya mau Alfa terbiasa berinteraksi dengan yang lainnya selain teman-temannya itu. Apalagi denagn posisinya sebagai kaptain yang mengharuskannya lebih banyak action.

ALFANINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang