"No? Tell me, why do you want to wear clothes like that?"
Alfa yang mengemudi tiba-tiba memecah keheningan di antara mereka. Tepat di lampu merah, Alfa melirik Nino yang masih dengan wajah tertekuk. Kini sesuai dengan perkataannya, ia masih memakai baju yang sama seperti sebelumnya, hanya saja ditambahkan selimut cukup tebal di bagian pundaknya itu.
"Alfa kan suka kalau aku pakai kaya gini."
Alfa menyernyit dan menggeleng perlahan. Ia bahkan tertawa jauh di lubuk hatinya. Sepertinya Nino salah paham akan sesuatu, "kata siapa?!"
"Nino liat sendiri. Nino liat di lemari Alfa banyak baju-baju yang kaya gini."
"Asumsi liar. Ada apa dengan isi dari kepala kecilmu itu?"
"KARENA ALFA GAK MUNGKIN PAKE KAYA GITU!" Kesal Nino yang kini mengalihkan pandangannya ke kaca, "Lagian yaa, ukuran baju itu bukan buat kamu. Terlalu kecil dan anehnya itu muat di badan aku."
"Kamu pernah coba?" Tanya Alfa kaget. Masalahnya semua baju-baju itu cenderung baju coseplay minim bahan dan lainnya bergaya nyentrik.
"Hmm.."
Alfa mengulum bibirnya ragu, ia bahkan tak pernah terpikirkan bahwa Nino akan mencobanya, "Nggak sopan!"
"Yeeuu.. lagian yaa, emangnya Alfa bakalan marahin Nino?"
"Jangan mancing!" jawab Alfa sinis.
Tepat di lampu merah mobil yang mereka kendarai berhenti. Tanpa di duga, Nino dengan sengaja menyingkirkan selimut yang ia pakai, melepas sabuk pengaman miliknya dan memajukan wajahnya ke sisi Alfa.
"Eum?? Alfa tega mau marahin Nino kaya dulu yang biasa Alfa lakuin?!"
Alfa mengerutkan keningnya, ia tak menengok ke arah Nino karena jika ia melakukan itu, sepertinya akan berbahaya bagi jantungnya. Alfa hanya bisa menjatuhkan pandangannya ke arah lampu merah. Ia melihat angka yang bergerak mundur menghitung waktu untuk beralih ke warna hijau. Kacaunya, kali ini terasa sangat panjang untuk mencapai lampu ketiga itu, karena waktu yang mundur dimulai dari 180 detik.
Ini akan sangat menyiksa bagi Alfa yang bersama Nino-dengan pakaian seperti itu-
"Alfaaa~"
"Diem!"
"Sini coba lihat Nino dulu! Ganteng nggak?"
"Hmm."
"Ishh kamu kan belum liat!"
"Udah, kan, tadi."
"Sekarang belum!"
Alfa mengeratkan genggamannya pada kemudi, dia benar-benar takut sekarang. Takut bagaimana jika dia tidak bisa mengendalikan diri saat menatap wajah Nino dengan pakaian yang digunakannya saat ini. Siapa yang tahu kalau bisa saja Alfa benar-benar memasukkan Nino ke karung dan membawanya pulang ke Negaranya?!
"Duduk!"
"Nggak mau, sebelum kamu liat aku dulu!"
Nino semakin memajukan tubuhnya ke arah Alfa, dia juga merengkuh tangan Alfa dan bergelayut di sana. Dan kini bahkan Nino mulai berani menerobos dan duduk ke pangkuan Alfa. Membalikkan diri menghadap Alfa dengan senyum yang mematikan. Itu membuat Alfa memejam sejenak di ambang kesabarannya.
Sesekali Alfa melihat angka yang berada di atas lampu merah. Masih cukup jauh untuk berubah menjadi hijau. Alfa masih tidak menghiraukan Nino yang kini semakin nyeleneh dengan tingkahnya yang berusaha menggoda. Nino terlihat menyenderkan kepalanya di dada bidang Alfa dengan sesekali bermain kancing kemeja dari seragam Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANINO
Romance"Kamu itu cuma denial. Kamu suka kan sama aku?!" -Nino Bagi Nino, Alfa itu sangat amat greenflag. Sikap manis Alfa selalu berhasil membuat Nino merasa spesial, tapi mereka bahkan tidak memiliki hubungan asmara yang terjalin. Nino berkali-kali menyat...