Tujuh

397 53 10
                                    

•HAPPY READING•

•HAPPY READING•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-

"H-hah? Sumire menyukaiku?"

Mendadak suasana disana hening.

Lidah boruto mendadak keluh, ia masih terkejut dengan pernyataan sarada.

Ia tidak menyangka bahwa sumire itu menyukainya, jika dipikir pikir masuk akal kenapa surat itu bisa nyangkut diloker kawaki. Karena nama mereka sama-sama bermarga Uzumaki. Pikirnya.

"Tapi kenapa dia malah menerima kawaki" boruto masih belum menerimanya.

"Aku juga tidak mengerti! Aku tidak mengerti pemikirannya." Sarada menahan nadanya dengan kesal.

"Suratnya. Memang nya isi nya apa?" Tanya boruto serius.

Jika saja disurat itu menyebutkan nama ataupun ciri-cirinya, kawaki pasti tidak akan salah paham.

"Aku tidak tahu! Dia menulisnya sendiri, dan bilang isinya rahasia." Sarada mengerang frustasi.

"Kenapa kau baru bilang sekarang?"

"Karena aku sudah berjanji padanya untuk tetap diam, sampai dia sendiri yang ingin mengatakannya. Tapi dia malah menerima kawaki, dan sudah hampir dua bulan. Aku sudah tidak tahan! Kenapa sih susah sekali, padahal tinggal jujur saja!" Entah sarada jadi kesal dengan siapa.

Namun nada bicara mereka tidak terlalu keras, karena mereka sengaja menahannya. Agar tidak ketahuan oleh kawaki dan sumire juga.

"Hei, bertahu padaku. Kau menyukai sumire juga tidak?" Kali ini sarada benar-benar serius menatap boruto lamat-lamat.

"Ya, sejujurnya aku tidak memiliki perasaan seperti itu padanya." Lirih boruto.

'bagaimana dengan reaksi sumire jika ia mendengarnya langsung? Aku jadi bingung, jika aku terus membiarkan dirinya bersama kawaki itu jelas akan membebaninya. Jika dia melepas kawaki, dan tetap mengejar boruto. Belum tentu si bodoh ini akan membuatnya bahagia' pikiran sarada benar-benar kacau saat ini.

"ah memuakkan" gumam sarada.

Boruto bisa mendengar itu, terlihat wajah sarada sedikit tertekan. Ia mengenal gadis itu, jika dirinya berpikir berlebihan raut wajahnya otomatis terlihat kesal.

"Jadi apa yang ingin kau lakukan sekarang?" Tanya boruto.

Sarada masih diam tak bergeming.

"Salad!"

"Apa sih?"

"Kawaki dan sumire seperti ingin pergi" katanya tiba tiba.

"Biarkan saja! Toh kau juga tidak peduli kan? Karena kau tidak menyukai sumire" lirih sarada.

Tapi boruto menarik pergelangan tangannya, dan mengajaknya berlari mengintip sumire dan kawaki.

"Kenapa kita jadi ke sini?" Sengut sarada.

"Kau khawatir dengannya kan?"

"Tidak ada urusannya denganmu bukan bolt?"

Boruto mengabaikan ucapanya, dan menatap sumire dan kawaki dari balik semak-semak.

Mereka duduk dibangku taman, dan menikmati matahari terbenam yang berada didepan mata telanjang mereka.

Keduanya tampak menikmatinya, boruto sudah cukup sabar kala ia mendengar sarada yang misuh-misuh disampingnya.

"Kenapa juga harus disemak-semak? Gatal tahu" katanya.

"Ya maaf, aku juga gatal-gatal tahu" sahutnya pelan.

Sampai akhirnya fokus keduanya kembali kepada kawaki dan sumire, keduanya kaget.

Dengan wajah merona, mereka melihat kawaki dan sumire yang sedang berciuman tepat saat matahari tengelam dengan sempurna.

....

Setelah kejadian kemarin, sarada sama sekali tidak ingin membahas tentang kawaki dan sumire lagi.

Dan sekarang ia kembali menjauhi boruto habis-habisan, sama seperti saat kelas dua SMP dulu.

'kenapa malah aku lagi yang dijauhin??!?' Pekik boruto dalam hati.

Ia lelah, ia kesal. Ia juga bingung, kenapa setiap hal yang berkaitan dengan sarada dia selalu peduli.

Malah terlampau peduli, tapi kali ini ia benar-benar kesal. Dia mulai dijauhi tanpa sebab lagi oleh gadis itu, tapi kali ini ia tidak akan mengemis-ngemis sampai menunggui nya pulang sekolah lagi.

"Kenapa kau bolt?" Kawaki bertanya-tanya kenapa saudaranya itu hari ini tampak diam tidak seperti biasanya.

"Bukan apa-apa kawaki" jawaban itu sangat dingin, membuat kawaki tambah bingung.

"Kau punya masalah?"

Mereka masih dijalan pulang, dan boruto sudah menebak bahwa sarada pasti akan pulang melewati jalan memutar alias tidak memakai jalan ini.

"Oi" katanya lagi.

"Apa sih?" Boruto memandangnya sengit.

"Ku tebak, kau bermasalah lagi dengan gadis itu" kawaki menghela napas gusar.

Boruto diam saja.

"Kalian sudah besar, coba bicarakan masalah kalian baik-baik. Jangan seperti anak kecil" nasehatnya.

"Aku bukan anak kecil!" Boruto reflek mengambil kerah kawaki dengan kasar.

"Hei, tunggu bolt! Kenapa kau jadi marah-marah padaku?" Terlihat sekali bahwa kawaki kesal dengannya.

'Sudah diberi nasihat malah marah-marah!' Batinnya kesal.

Boruto melepas cengkraman kerahnya, dan berjalan ke rumah dengan kesal.

Ia kesal dengan kawaki juga jadinya, padahalkan masalah ini juga karena dirinya!. Pikir boruto.

.
.
.
.

Kawasumi date.

Kawasumi date

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunset kiss

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Nothin On Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang