Delapan

408 58 5
                                    

•HAPPY READING•

•HAPPY READING•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-

(Spesial malming xixi)

Sudah sebulan berlalu, hubungan kawaki dan sumire dihiasi oleh canda tawa yang aneh namun nyaman.

Hanya hubungan boruto dan sarada yang masih belum jelas hingga saat ini sarada masih senantiasa menjauhinya, sedangkan boruto masih diam. Hanya dia dan tuhan yang tahu akan rencananya.

"Lalu lalu nih yah sarada dengarkan aku!!" Sumire bercerita sangat antusias.

Hampir sebulan ini sumire menceritakan tentang kawaki yang diselimuti kebahagiaan, yang sebelumnya hanya ada kecanggungan dihubungan mereka.

"Kau terlihat bahagia ya sumire?" Gumam sarada sambil memperhatikan sumire yang sedang makan dan tersenyum lebar.

"Aku memang bahagia sarada" sumire mendengarmya, dan kali ini mungkin sumire harus bercerita lebih lagi padanya.

"Kau jangan khawatirkan aku terus salad! Bagaimana denganmu?" Tanyanya antusias.

"Ya tidak gimana-gimana sumire" sahutnya sambil menatap jendela.

"Masih dikejar-kejar oleh Mitsuki?"

"Entahlah, aku juga sudah tidak peduli. Jujur saja aku kasihan padanya, tapi aku tak bisa membalas perasaannya" kekehnya.

"Bagaimana dengan boruto?"

Reflek sarada mengalihkan atensinya yang tadinya menatap jendela dengan bosan, kini menatap sumire dengan wajah terkejut.

"Apa maksudmu sumire?"

"Waktu itu kalian jalan bersama kan?--"

"Tidak tidak tidak, bulan begitu sumire" sarada masih mengelaknya.

'sarada terlalu memikirkan ku ya?' Pikirnya.

"Aku dan dia hanya kebetulan saja disana tahu"

"Tidak kebetulan juga tidak apa-apa" ucap sumire sambil tersenyum.

"Bagaimana bisa kau menyimpulkan itu? aku ini tidak akan menikung sahabatku sendiri tahu" lirihnya.

Sumire akhirnya menghela napas.

"Begini sarada" sumire mendekatkan dirinya, dan menatap sarada dengan serius.

Yang ditatap pun hanya mendengarkan dengan dan membalas tatapan sumire.

"Aku sudah mencintai kawaki" jawabnya.

Membuat sarada mengerling.

"Tunggu kau mengatakan ini hanya untuk membuatku tenang kan? hei sumire, aku ini benar-benar mencemaskanmu tahu. Jika kau tertekan aku bisa membantumu" jawab sarada jujur.

"Kau salah paham sarada, aku sudah benar-benar mencintai kawaki-kun. Kurasa dengan waktu singkat mungkin memang membuatmu tidak percaya aku bisa move on secepat itu, tapi asal kau tau. Alasanku menerima kawaki bukan semata-mata hanya gugup"

Sarada masih mendengarkan dengan baik namun karena bel masuk sudah berbunyi, sumire menahan ceritanya.

....

Jadi saat itu ketika sumire dan kawaki tengah berbicara dirooftop, kawaki sadar bahwa ada yang mengintipnya.

Sedangkan sumire gugup karena tahu jika boruto mengintip mereka, namun saat suara lain terdengar kawaki malah menyatakan perasaannya.

Kegugupan membuat sumire hampir tidak mengeluarkan suaranya, apalagi saat keduanya sadar bahwa mereka sedang diintip.

Namun setelah mendengar langkah kaki yang turun dengan cukup kencang, membuat kawaki segera membuka pintu dengan lebar dan tidak menampilkan siapa siapa disana.

"A-ano ka-kawaki-kun-"

"Maaf sumire, harusnya tidak begini." Katanya.

Sumire bingung, namun ketika kawaki membuka suaranya lagi. Ia mengerti.

"Begini sumire, aku memang benar-benar tulus menyukaimu. Aku tahu bahwa yang kau suka bukan aku"

Sumire mendengarkan sambil menahan napasnya.

"Siapapun yang membaca suratnya juga pasti tahu siapa orang yang disebut disana, tapi sumire. Aku ingin kau memberiku kesempatan" katanya lagi.

"Jadilah kekasihku, tidak ada batas waktu. Jika kau tidak nyaman bisa kau putuskan kapan saja"

Suara kawaki benar benar terdengar sangat tegas, sumire sempat ragu bahkan ia bimbang.

Namun, hati kecil sumire hanya berbisik.

'tidak ada salahnya mencoba, jika tidak suka bisa langsung putus ini. Tapi jika langsung menolaknya sekarang, bagaimana aku mengejar boruto. Sedangkan dia tidak terlihat melirikku sama sekali' pikirnya bingung.

"Tidak mau ya?" Kawaki kembali bersuara.

Membuat sumire menatapnya dengan lekat.

"Apa kau tidak apa-apa? Dengan begini mungkin bukan hanya aku yang sakit--"

"Aku tahu itu sumire" ia terlihat memandang sumire dengan lembut.

Dan mendekati sumire serta memegang tangannya.

"Jika kau sakit, aku juga akan sakit sumire. Jadi bagaimana dengan membagi rasa sakit itu denganku?"

....

Sumire menceritakan itu kepada sarada, membuat sarada merasa lega sekaligus berpikir bodoh.

'baiklah berarti aku yang terlalu dangkal pemikirannya' batinnya.

"Tapi saat bulan kedua, aku menyadari bahwa kawaki benar-benar tulus mencintaiku. Kau tahu? Bahkan dia rela menemuiku tengah malah pas dia tahu bahwa aku tidak sempat makan sorenya. Dia membawakan ku makanan"

"Dia benar-benar baik yah" sarada kini tersenyum menatap sumire.

"Jadi kau jangan khawatirkan aku lagi salad! Aku tidak apa-apa tahu! Apalagi kalau kau juga suka boruto" kekehnya.

"Apa-apa itu? Haduh, lebih baik aku melajang sampai tua jika kaum laki-laki punah dan hanya menyisakan dirinya" keluh sarada.

"Kalau begitu kenapa kau menjauhinya?"

Skakmat. Sarada tidak membalas itu, karena dirinya juga bingung. Kenapa lagi-lagi dia menjauhi boruto.

....

"Hei salad!" Boruto berhasil mencegatnya didepan rumah sarada.

Hari ini boruto disuruh ke rumah sarada untuk menemaninya sebelum kedua orang tua nya pulang.

Dikarena kan sarada anak tunggal, ia dititipkan dijaga untuk hari ini.

Tepat dipintu masuk sarada hendak menutupnya, namun boruto sangkal dengan tangannya.

"Kenapa kau terus menjauhi ku sih?" Ujarnya kesal.

.
.
.
.
Fyi ceritanya sudah mendekati ending, mungkin Minggu depan aku update langsung semuanya.
.
.
.
To be continued.

Nothin On Me [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang