•HAPPY READING•
-
-
-
-Musim semi sudah tiba, kini sumire dan sarada naik ke kelas tiga. Dan beruntungnya mereka sekelas lagi.
Namun tanpa disangka-sangka, kawaki dan boruto juga sekelas dengan mereka berdua.
Sumire memekik gembira kala ia tahu bahwa kawaki- kekasihnya sekelas denganya, dan berbeda untuk sarada dan boruto yang kelewat biasa saja reaksinya.
"Mohon bantunya lagi tahun ini salad" ucap sumire.
"Aku juga" sarada balas dengan tersenyum.
"Sarada" seorang pemuda menyapanya.
Sarada hanya balas dengan senyum kaku.
"Mohon bantuannya tahun ini" katanya sambil tersenyum.
Dia Mitsuki.
Pemuda itu sepertinya masih belum menyerah untuk mendapatkan sarada, walaupun ia terlihat blak-blakan untungnya itu tidak menganggu sarada.
Dan semua itu boruto yang memantau mereka dari kejauhan.
'Masih betah mengejar?' Pikirnya sendiri.
Kemudian boruto datang ke mejanya sarada, yang sedang berkumpul sumire dan kawaki. Ralat saja sarada hanya nyamuk sampai akhirnya Mitsuki mencoba menyapanya.
"Bolt, tumben kau ke sini?" Cibir kawaki.
"Berisik! Lagian pagi pagi sudah bucin" boruto meledeknya.
Membuat sumire merona, dan boruto mendudukkan dirinya didepan sarada.
Hal itu membuat mitsuki menyiritkan keningnya bingung.
"Ada apa mitsuki?" Boruto bertanya kala dirinya ditatap begitu oleh mitsuki.
"Tidak, hanya bingung. Biasanya kau enggan berada disini" ujar mitsuki sambil tersenyum.
"Memangnya aku menganggu? Baiklah aku kembali saja kalau begitu" desisnya.
Membuat kawaki dan sarada menahan tawa.
"Kenapa? Ada yang lucu?" Cibir boruto.
"Bodoh" gumam sarada.
"Siapa?" Boruto menolehkan kepalanya ke sarada.
"Kau, memangnya siapa lagi?" Desisnya.
"Ck, padahal kau yang bilang k-"
Omongan boruto melayang kala kakinya ditendang oleh sarada dari bawah meja.
"Aku pernah bilang apa bolt?" Sarada menatapnya sambil tersenyum.
'sial' batinnya.
"Tidak" sahut boruto acuh dan melegang pergi menghampiri shikadai.
"Dasar tidak jelas" gumam sarada yang tak dapat didengar siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin On Me [End]
FanfictionSesuatu terjadi bukan karna direncanakan, melainkan kebetulan yang manis. ini tentang dua cinta-empat hati.