•HAPPY READING•
-
-
-
-Kini pemuda itu mengerutu dalam hati, ingin sekali menyumpah serapahi saudaranya itu.
'kenapa aku yang melakukannya juga?!!' Batinnya berteriak.
"M-mengapa kau mencari ku boruto-kun?" Gadis bersurai ungu itu bertanya dengan gugup.
"Itu kawaki menunggumu dirooftop"bisiknya.
"O-oh begitu ya"
Bisa boruto lihat bahwa gadis itu sedang gugup, wajahnya terlihat merah merona.
'Kenapa dia tidak langsung pergi saja si?? Masa aku harus mengantarnya juga?' Batinnya masih saja mengerutu.
"Kenapa tidak langsung pergi?" Tanpa sengaja boruto mengeluarkan isi hatinya.
Karena ia begitu malas menanggapi gadis yang berhasil mencuri perhatian saudaranya itu.
"I-itu a-anu"
Boruto menghela napas, dan segera menarik pergelangan tangan sumire tanpa permisi ia mengantarnya sampai depan pintu roftoop.
"Nah! Sekarang kau bisa masuk sumire, aku akan menunggu disini. Aku yakin hasilnya akan bagus" boruto memberinya semangat.
Sedangkan gadis itu tiba-tiba saja mendadak lesuh, namun tak bisa dimengerti oleh boruto.
Gadis itu tersenyum kaku, dan berjalan kaku menuju roftoop sedangkan boruto mengintipnya dari ujung pintu.
'seharusnya kau langsung saja ke kelasnya kawaki! sangat tidak gentle man sekali' kritik boruto dalam hati.
"Apa yang kau lakukan disini bolt?"
Boruto hampir menjerit tertahan ketika mendengar suara yang ia kenal, dari belakangnya.
"Salad! Kau mengejutkanku tahu!" Grutunya.
"Apa yang sedang kau intip?" Gadis itu mencoba melihat, apa yang sedang boruto intip.
Gadis itu melebarkan matanya ketika melihat, dan mendengar apa yang sedang kawaki serta sumire bicarakan.
"Astaga kenapa dia ceroboh sekali?!!" Pekikan nya terdengar kecil.
Hampir saja sarada membuka pintu itu dengan lebar, tapi boruto menahannya.
"Memangnya kenapa sarada?"."Aduh kau ini benar-benar tidak mengerti apa-apa!" Katanya.
"Memangnya kenapa sih?" Boruto menahan suaranya agar tidak terlalu besar.
"Kau bodoh! Sumire itu-" suaranya tertahan oleh tangan boruto.
"Jangan berteriak bodoh! Mereka bisa mendengarnya" sambil menatap sarada, dan segera membawanya turun ke bawah.
Dengan langkah cepat, boruto berhasil membawa sarada turun ke bawah dan berdiri dianak tangga terakhir.
"Lepaskan ku bilang!" Sarada berhasil melepaskan tangan boruto yang tadi masih membekap mulutnya.
"Aku tak bisa bernapas tahu!" Gerutunya.
"Maaf, maaf. Lagian kau berisik sekali" katanya.
'hampir saja aku keceplosan, tapi jangan membuatku hampir kehilangan napas juga dong!' Dalam hati sarada bersyukur, namun tetap saja kesal.
Akhirnya sarada duduk, dan mengambil napas sebanyak banyaknya. Membuat boruto jadi merasa bersalah.
"Kau tunggu disini salad!" Tanpa bilang pemuda itu ingin kemana, ia pergi meninggalkan sarada ditangga koridor dekat kantin.
"sumire ini bagaimana sih??" Gumamnya.
"Ini!"
Tahu tahu boruto sudah kembali, dan membawa satu botol minum serta menyodorkannya ke sarada.
"Terima kasih" terus terang saja, sarada juga haus karna diajak berjalan cepat untuk menuruni tangga.
Sarada langsung meneguk airnya sampai menghabiskan setengah botolnya.
"Maaf, maaf. Jika kau tidak berteriak aku tidak akan membekapmu kau tahu kan?" Katanya sambil duduk disamping sarada.
"Aku tahu bodoh!" Sarada menundukan kepalanya, dan mengambil napas lelah.
"Boruto, begini se-"
"Bolt! Sarada mengapa kalian duduk disini?"
Suara itu, membuat keduanya menolehkan diri mereka menatap seorang pemuda dan gadis yang berada disampingnya tengah tersenyum kaku.
"Bukan apa-apa kawaki, dan bagaimana hasilnya sumire?" Tanya boruto antusias.
"Tentu kami berpacaran!" Kawaki merangkul pundak sumire dengan bahagia.
.
.
.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothin On Me [End]
FanfictionSesuatu terjadi bukan karna direncanakan, melainkan kebetulan yang manis. ini tentang dua cinta-empat hati.