Look After You - The Fray
~~~~~~J A N E N I N A
Entah permasalahan apa yang dihadapi Alev, yang jelas cukup berat pastinya. Sore tadi, aku diajaknya ke makam mendiang Papanya. Wajahnya sangat sendu saat berujar kalau hari ini tepat 3 tahun kematian Sang Papa.
Jiwa keibuanku kan jadi meronta-ronta, rasanya pengen ngejagain ini anak, karena pada dasarnya aku yakin kalo Alev memang orang yang baik. Dia memang terlihat kurang berperasaan dan dingin, tapi di dalamnya anak itu sangat perasa. It's all kedok, huh?
Bahkan Alev sempat menangis, yang kulakukan hanyalah merengkuhnya ke dalam dekapan, mau ngomong tapi takut salah.
Pulangnya, dia membawaku ke suatu toko kecil yang letaknya ga jauh dari pemakaman, katanya mau beliin Kinderjoy karena udah bersedia nemenin dia ke makam Papanya.
"Makasih ya udah secara ga langsung bersedia nemenin gue ke Bokap. Mungkin kalo ga ada lo, gue bakal nangis sendirian di sana." Tutur Alev lembut sembari memberikan beberapa Kinderjoy yang katanya buat camilan aja.
"Justru gue seneng, daripada lo langsung anterin gue ke rumah Opung. Bosen gue di sana. Dan makasih ya, udah berani numpahin rasa sedih lo di depan gue."
Alev tak merespon dengan kata-kata, hanya mengangguk. Lalu ia mengenakan helmnya setelah mengantarkanku depan rumah Opung.
"Lev." Panggilku.
Alev menoleh sejenak.
"Jangan lupa, besok. Jam enam."
Hal itu membuat Alev menunduk sambil terkekeh, entah apa yang lucu baginya.
Dan Ayah mengira aku pulang bersama seorang pria, pacarku. Padahal itu Alev. Kazel yang menyaksikan itu semua tampak heboh, ia memborbardirku dengan pertanyaan semacam;
"Kok bisa balik sama Alev?"
"Lo suka ya sama Alev?"
"Kok malem kelarnya?"
Seluruhnya udah kujawab, tapi Kazel terus meledek dengan bilang aku suka Alev. Aneh banget anak itu.
"Oalah, cewe, toh? Bapa Tua kira dia itu cowo." Kata Ayah merespon Kazel yang menjelaskan siapa itu Alev.
Kazel mengangguk setuju, "Rambutnya mah panjang—ga terlalu sih, tapi sebahu gitu deh. Dan ganteng!"
Ayah tampak terkejut becandaan, "Gantengan mana sama Opung?"
Semua tertawa ngakak karena pertanyaan Ayah yang konyol.
Kazel berbisik, "Jangan bilang-bilang ya ini mah, ya Opung lah—pas muda. Kalo sekarang... Ya Alev. Cowo tulen aja kalah ganteng."
Dan membuat yang lain semakin tertawa.
A L E V
"Kamu abis dari mana lagi, sih? Kok malem-malem terus ya?" Mama yang mengenakan daster itu tampak kesal dengan kelakuan gue kayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aleviajane
RomancePernahkah kalian membenci seseorang tanpa alasan yang jelas? Seperti rasanya orang itu sangat menyebalkan tanpa alasan yang jelas. Hal itu sedang Alev alami. Ia selalu membenci Jane, cewek periang nan jutek yang memiliki sahabat gay yaitu Ryan. Sia...