A L E V
Sepulang dari sekolah gue menyempatkan diri buat nongkrong sebentar di suatu Coffee Shop sambil ngerjain tugas Literasi bahasa Indonesia yang sebenernya ga penting-penting amat, tapi daripada gue cuma sekedar main hp kan ga asik.
"Loh? Alev?" Seseorang menyapa gue. Gue mengalihkan pandangan, ternyata gue gak tau siapa. Cewek bertubuh langsing ini tersenyum ke gue, rambutnya dikuncir kuda sambil tersenyum lebar.
Gue menaikkan alis, "Siapa ya?" Pandangan gue menyipit, mencoba mengenali sosok di depan gue, tapi tetep aja gue ga kenal.
Dia nyengir lalu mengulurkan tangan, "Kazel."
Deg!
Ternyata ini toh Kazel, yang mintain ID Line dan tabrakan pas itu. Iya sih, bener kata Naomi, manis orangnya.
Gue menerima dengan senang hati uluran tangannya. "Lo ngapain di sini?" Dan satu hal yang baru gue sadari, dia juga mengenakan seragam yang sama seperti gue.
"Ya beli minuman, lo sendirian disini?" Tanyanya lagi sementara gue mengangguk sambil tersenyum tipis.
Kazel melirik ke arah kasir, "Yaudah, bentar ya gue mau mesen minuman."
Gue mengangguk setelah itu ia tersenyum kalem dan segera beranjak menuju kasir.
Tugas Literasi dari Pak Tony emang banyak banget, gue sampe capek sendiri ngerjainnya. Apalagi kalo sampe salah sedikit aja ngerangkai katanya bakalan dicoret dan dapet nilai setengah doang. Kurang kejam apalagi dah tuh Pak Tony?
Pandangan gue teralih ke Kazel yang baru selesai aja mesen minuman, lagi-lagi dia melempar senyum yang gue bales juga dengan senyuman.
Setelah gue pikir-pikir, kenapa ga gue ajak duduk sini. Akhirnya gue melambaikan tangan ke arahnya, "Sini!"
Dia mengerutkan dahi bingung, namun sedetik kemudian segera terperangah dan mengiyakan. Ia duduk tepat di depan gue.
"Lo sendirian juga kesini?" Tanya gue memulai obrolan yang lebih terdengar sekedar basa basi.
Kazel mengangguk, "Kebetulan ini coffee shop punya temen Bunda dan gak terlalu jauh letaknya dari rumah. Jadi gue kesini aja deh, daripada bosen ngegabut di rumah." Ujarnya.
Gue mengangguk.
"Lo lagi ngerjain tugas?" Ia bertanya, namun gue hanya mengangguk singkat tanpa menoleh.
"Tugas apaan emang??"
"Nih tugas Literasi dari Pak Tony." Gue melirik sekilas ke arahnya, ia sempat salah tingkah kemudian terkekeh.
"Oh, gue juga ada. Tapi beda tugas, kan gue dekel dan belom sempet gue kerjain aja." Sahut Kazel sambil menyeruput minumannya.
Gue mengangguk dan tersenyum tipis.
Dahi Kazel mengerut, "Kelas gue deadlinenya lusa, Lo kapan?" Katanya tetap selow persis kayak Naomi.
"Oh gitu. Beruntung deh lo. Besok, jam pertama, makanya mepet." Gue merespon cuma-cuma.
Tiba-tiba terdengar lagu I Like Me Better yang berasal dari sound speaker, gue sempet terlonjak kaget tapi langsung play it cool.
Sepertinya Kazel sadar kalo gue kaget, dia tertawa ngakak sementara gue menatap dia bingung. Jangan-jangan dia sadar lagi kalo gue kaget.
"Lo lucu banget," Katanya menjelaskan masih dengan sisa tawa. Tangannya berusaha nutupin mulut, "Kaget ya Lev?"
"Heheh."
Sial.
Gue cuma bisa nyengir kuda doang waktu diketawain sama Kazel. Coba Naomi yang gini, udah gue tampol abis-abisan, deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
aleviajane
RomancePernahkah kalian membenci seseorang tanpa alasan yang jelas? Seperti rasanya orang itu sangat menyebalkan tanpa alasan yang jelas. Hal itu sedang Alev alami. Ia selalu membenci Jane, cewek periang nan jutek yang memiliki sahabat gay yaitu Ryan. Sia...