29 | everything is alright

593 71 11
                                    

29 | everything is alright

——

Jimin menatap Hea dengan intens. Sejak ia menggendong gadis itu dan meninggalkan tempat terkutuk itu, Jimin tidak pernah sekalipun berniat melepaskan pandangannya, bahkan menjauh darinya. Apapun yang terjadi, gadis itu harus selalu berada di sisinya, membuat kedua pemuda yang saat ini masih setia di sampingnya merasa takjub sekaligus terharu dengan sikapnya. Bagi mereka, Jimin adalah pria berhati hangat. Sedangkan Hea adalah gadis yang beruntung karena dicintai oleh pria seperti Jimin.

Saat ini mereka berada di rumah sakit daerah, dikarenakan jarak Seoul yang masih sangat jauh dari lokasi mereka saat ini. Apalagi dengan hari yang sudah berganti malam. Jimin tidak pernah sekalipun berhenti khawatir, takut jika terjadi sesuatu pada Hea. Karena itu ia memutuskan untuk membiarkan gadis itu dirawat terlebih dahulu sebelum membawanya kembali ke rumah.

Di sisi lain, manajer Lee baru saja bergabung. Setelah mengurus beberapa hal, pria tersebut segera menyusul Jimin ke rumah sakit. Meski sedikit kesal dengan sikap Jimin sebelumnya yang diam-diam melarikan diri, Manajer Lee tidak ingin terlalu mempermasalahkannya. Setidaknya Jimin baik-baik saja di depan matanya. Itu sudah cukup baginya.

“Bagaimana lukamu?” pria itu bertanya sambil melirik ke arah pakaian Jimin yang tampak kusut dan kotor.

Jimin tidak langsung menjawab. Matanya masih menatap lurus ke arah Hea yang masih tak sadarkan diri di hadapannya.

"Aku baik-baik saja," jawabnya kemudian.

Manajer Lee menggelengkan kepalanya dengan samar. Ia tahu Jimin tidak baik-baik saja. Belum genap sehari ia dirawat karena tulang rusuknya patah. Tidak mungkin keadaannya akan langsung membaik hanya dalam satu malam saja.

“Istirahat. Kau juga butuh pemulihan.”

Jimin terdiam, memilih mengabaikan perkataan manajernya.

Berpikir Jimin tidak akan mendengarkan sekeras apa pun ia berusaha memaksanya, Manajer Lee akhirnya memutuskan untuk membiarkannya saja. Ia berjalan mendekat, melihat ke arah Hea yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.

“Orang tuamu sedang dalam perjalanan. Mereka bersikeras untuk datang ke sini setelah mendengar berita tentang Yeseul.”

Jimin mendengus, merasa mual hanya dengan mendengar nama itu di telinganya. Meski kini gadis itu dan beberapa pengikutnya sudah diserahkan ke pihak berwajib, tapi Jimin masih belum merasa puas. Perbuatan buruk yang dilakukan gadis itu pada Hea sungguh sulit untuk dimaafkan. Ia sangat membencinya.

Tak lama kemudian, suara ketukan menarik perhatian mereka. Dua orang paruh baya baru saja tiba dari Seoul. Ibu dan Ayah Jimin. Keduanya tampak khawatir. Ibu Jimin segera bergegas menghampiri, lalu memeriksa kondisi tubuh putranya dengan cermat, memastikan pemuda itu baik-baik saja.

"Jimin... ya Tuhan! Apa kau baik-baik saja? Apa ada luka? Di mana? Katakan padaku! Ya ampun, ibu tidak percaya ini. Bagaimana Yeseul bisa melakukan ini padamu?! Menyuruh seseorang untuk menghabisimu?! Ibu kehilangan kata-kata. Dia benar-benar ——"

“Bu, tenanglah.” Jimin langsung menyela, lalu bangkit dan menuntun ibu dan ayahnya untuk duduk di sofa ruangan.

"Aku baik-baik saja. Oke? Bu, kau bisa melihatnya sendiri. Aku masih bisa berdiri, aku masih bisa berbicara denganmu."

Ibunya mulai menangis, lalu memeluk Jimin dengan lega. Jimin membalas pelukannya lalu menepuk punggung ibunya. Mencoba untuk menenangkannya.

"Ibu kecewa sekali pada Yeseul. Padahal ibu sangat menyanjungnya. Tapi dia justru melakukan ini pada anak ibu. Dasar gadis jahat!"

All ABOUT US [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang