03 | Jejak Dosa

4K 344 45
                                    

03 | Jejak Dosa

--

Ketika Jimin menundukkan kepalanya, ia terkejut melihat sosok gadis yang terbaring di bawah kungkungannya. Ingin segera menjauh, tetapi tubuhnya begitu lemah hingga akhirnya ia terkulai——terlelap dalam isak tangis samar yang masih menyelinap ke telinganya.

Entah berapa lama kemudian, Jimin terbangun oleh sinar matahari yang menyelinap dari luar. Ia membuka matanya dan mendapati ruangan yang terasa dingin dan kosong. Sakit di kepala dan pangkal pahanya membuat tak nyaman, sementara tenggorokannya terasa kering seperti terbakar.

Jimin melirik sekeliling, menemukan kamarnya yang berantakan. Di sudut ruangan, sebuah meja masih dipenuhi minuman yang tak tersentuh. Pandangannya jatuh ke beberapa pakaian yang berserakan di lantai. Ingatan samar tentang apa yang terjadi semalam mulai menyeruak di benaknya. Dengan seketika, wajahnya memucat saat kesadaran menyerang—— ia telah melakukan sesuatu yang tak seharusnya.

Awalnya, ia berpikir itu hanya mimpi basah yang normal, tetapi ketika matanya tak sengaja menangkap noda darah di seprai, ia tahu masalah ini nyata dan serius.

Menemukan dirinya dalam keadaan berantakan tanpa sehelai pun pakaian, siapa yang bisa menyangkalnya?

"Sial," umpat Jimin dengan kesal. Ia tampak sekarat saat membuka selimut dan berjalan linglung menuju meja, meraih botol air mineral. Tanpa berpikir panjang, ia menenggak habis air tersebut, mencoba mengumpulkan kembali potongan-potongan memori yang terpecah.

Yeseul telah mengkhianatinya, membuatnya melampiaskan amarah dengan alkohol, dan kini ia menghadapi masalah yang lebih besar dengan gadis yang sempat dilihatnya saat fajar. Jimin tahu dirinya sudah melampaui batas, bahkan suara tangisan gadis itu masih terngiang di telinganya, begitu jelas dan familiar.

Ia menghela napas panjang, frustrasi. Ketika akan menuju toilet, matanya tanpa sengaja tertumbuk pada sebuah kartu nama yang tergeletak di lantai. Ia mengambilnya dan memeriksanya dengan hati-hati.


Hea Saskara.
Room service waiters

Jimin menghembuskan napas panjang, kembali merutuki kebodohannya. Ia telah bertindak seperti seorang bajingan, dan yang terburuk, ia memaksa gadis itu melakukan sesuatu yang tak seharusnya. Apa yang ada dalam pikirannya? Demi Tuhan, ia bahkan tak mengenal gadis itu, namun ia telah merebut kehormatan tertingginya!

Jimin mengusap wajahnya dengan kasar, frustrasi meluap-luap di dalam dirinya. Semua pikiran itu berputar dengan liar di kepalanya, membuat sakit kepala yang ia rasakan semakin menjadi.

Hal pertama yang harus ia lakukan sekarang adalah bertemu dengan gadis itu dan meyakinkannya bahwa ia tak punya niat jahat dengan apa yang terjadi semalam. Ia harus meminta maaf, itu yang utama. Ia harus meyakinkan gadis itu bahwa tindakannya semalam tidak disengaja——bahwa itu murni kecelakaan. Dengan tekad itu, Jimin memutuskan untuk segera mandi dan bersiap untuk bertemu dengan gadis bernama Hea Saskara.



--


Jawaban dari Pemimpin Layanan Kamar di hotel itu membuat Jimin merasa putus asa dan gelisah. Itu bukan kabar yang ingin ia dengar tentang keberadaan gadis yang tengah ia cari.

All ABOUT US [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang