25 | you and the beach

1.1K 112 16
                                    

25 | you and the beach

——

Jimin bersungguh-sungguh ketika mengatakan akan langsung pulang ketika jadwalnya untuk hari itu selesai. Ia benar-benar meluangkan waktunya hanya untuk Hea dan tujuan mereka pagi tadi. Terbukti begitu sampai, bukannya istirahat terlebih dahulu, pemuda itu malah langsung meminta Hea bersiap-siap untuk pergi bersama. Alhasil, disini lah mereka sekarang. Di dalam Porsche Panamera GTS berwarna hitam menuju pantai.

Meskipun tidak ada percakapan selain suara nafas dan deru mesin mobil yang membawa mereka ke tempat tujuan, Jimin tetap mencuri pandang ke arah Hea. Memperhatikannya dalam diam. Dalam benak berusaha mencari topik pembicaraan agar perjalanan tidak terasa monoton.

Di sisi lain, Hea begitu menikmati perjalanan sambil dengan tenang menyaksikan pemandangan sungai Han dari kaca jendela.

"Ehm ..." Jimin berdehem, mulai mencoba menyuarakan sesuatu di pikirannya. "Kau tahu tempat ini?"

Hea mengalihkan pandangannya pada Jimin, lalu menggeleng penasaran.

"Namanya Han river. Salah satu tempat fenomenal disini. Tadinya aku ingin membawamu ke tempat ini. Tapi setelah dipikirkan lagi aku berubah pikiran. Tempatnya agak ramai."

Hea mengangguk mengerti. Raut wajahnya terlihat setuju-setuju saja. Sama sekali tidak kecewa. "Tidak masalah. Justru bagus menghindari tempat-tempat ramai seperti itu."

Jimin tersenyum. Hea tampak tidak keberatan. Dari reaksinya, Jimin tahu gadis itu mencoba untuk menghargai apa yang dilakukannya. "Beberapa menit lagi kita akan sampai."

Hea kembali memandang ke luar jendela. Tangannya terulur untuk menurunkan sedikit kaca jendela, sambil menikmati udara yang menyegarkan.

Setelah dua puluh menit terlewati, kendaraan yang membawa mereka akhirnya memasuki area pantai. Seperti yang diharapkan. Hampir tidak ada orang di tempat itu. Hanya ada sepasang suami istri dan anak-anak mereka yang tengah bermain. Juga seorang lansia pedagang wafel ikan mas yang populer di Korea.

Jimin langsung mengajak Hea turun setelah mobil berhenti di pinggiran pantai. Pemuda itu lalu mendekat dan mengisyaratkan Hea agar mengikutinya. Mereka berdua mulai berjalan beriringan menuju bibir pantai.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Jimin sembari menatap hamparan laut di hadapan mereka.

Hea tersenyum. "Indah. Suara ombak dan langitnya yang berwarna pink. Itu perpaduan yang sempurna. Sangat memenangkan dan memanjakan mata."

"Kau suka?"

Hea mengangguk. Tidak ada keraguan di wajahnya. "Suka. Terimakasih ya sudah membawaku ke sini. Rasanya seperti beban dalam diriku terbang begitu saja di tiup angin."

Mendengar itu, Jimin tertawa kecil. Dirinya dan Hea rupanya memiliki kesamaan. Apapun masalahnya, pantai adalah solusi.

"Ngomong-ngomong, hari ini aku bertemu Yeseul," perkataan Jimin berhasil menarik perhatian Hea. Gadis itu menoleh, menatap Jimin penasaran. "Dia ingin bicara padaku, tapi aku menolak. Aku meminta Manajer Lee untuk mengurus Yeseul agar berhenti menganggu, tapi ... dia terlalu keras kepala. Dia pikir aku masih mencintainya."

Mendengar itu, perlahan-lahan Hea menghela nafas. "Wajar mengingat saat itu kau seperti orang gila ketika tahu dikhianati olehnya."

Jimin tertawa lagi, namun kali ini berhasil mengejutkan Hea. Tawanya bukan yang terdengar menyenangkan, tapi tawa yang seperti mengaggap perkataan Hea adalah lelucon.

"Hatiku dibuat hancur sejak saat itu jadi tidak ada lagi yang tersisa untuknya."

Hea tak langsung menjawab. Gadis itu mengalihkan pandangannya kembali ke hamparan laut, lalu bergumam pelan, "Termasuk aku."

All ABOUT US [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang