"Kita akan naik kapal pesiar?",
Becca menganga manakala dia melihat sebuah kapal yang sangat besar ada di hadapannya sekarang, itu sebuah kapal pesiar yang bisa mengangkut ribuan orang di dalamnya, Becca bahkan tiba-tiba teringat dengan Film Titanic yang pernah ia tonton, kapal yang ia lihat sekarang mungkin besarnya hampir mirip dengan kapal itu.
"Kenapa?, kau belum pernah naik kapal pesiar?", tanya Freen.
Becca menggelengkan kepalanya, dia bahkan baru pertama kali ini melihat kapal pesiar secara langsung, "apa ini punya kalian?", tanya Becca.
"Hemm...bagaimana aku menjelaskannya padamu, intinya kita akan aman di dalam, kecuali kapal ini kemasukan air mungkin itu yang tidak aman", jawab Freen.
Freen lalu menarik tangan Becca dan mengajaknya naik ke dalam kapal pesiar tersebut. Becca benar-benar takjub dengan melihat kemewahan kapal itu, dia bahkan merasa seperti sedang tidak berada di dalam kapal, mereka terus berjalan menuju lift.
"Ayo masuk", ajak Freen.
Lift naik ke atas menuju lantai empat kapal itu, Becca menatap Freen, "Disini ada orang, kenapa kau bilang kita akan pergi ke tempat yang tidak ada siapa pun?", tanya Becca.
Freen tidak menjawab dan saat lift terbuka dia kembali menarik tangan Becca keluar dari lift itu, kali ini Becca tidak bisa berkata-kata lagi, di lantai empat dia seperti sedang berada di sebuah pulau rahasia, bagaimana bisa ada tempat seperti ini di dalam kapal?,
"Disini hanya ada kita berdua saja", jawab Freen.
"__"
"semua orang di kapal ini adalah orang kepercayaan kami, tenang saja", jawabnya lagi.
Freen lalu mengajak Becca masuk ke dalam ruangan, ruangan super mewah mirip apartemen dengan view laut yang indah, Becca langsung berlari menuju balkon dan menatap laut biru di hadapannya.
"Freen, apa kapal ini berlayar?",
"Tentu saja, apa kau pikir kapal ini hanya diam di tempat?", jawab Freen sambil tersenyum.
Becca masih sibuk mengeksplore bagian kapal itu, sedangkan Freen memilih berbaring di sofa, kepalanya sedikit pusing, tak lupa dia memesan makanan untuknya dan Becca.
Skip....
Becca sedang membantu para pelayan menyiapkan makanan, mereka mengatur makanan di atas meja dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan Freen, berkali-kali Becca menyuruh mereka untuk tidak berisik.
Setelah semua selesai, Becca lalu berjalan menuju sofa, dia ingin membangunkan Freen tapi dia tidak berani, wanita itu tertidur sangat pulas, bahkan suara nafasnya dapat terdengar oleh Becca. Perlahan Becca berjalan menuju balkon dan menelpon mommy dan daddy di inggris,
"Kau sedang apa disini?, di luar dingin, masuk ke dalam", Saat Becca sedang menatap langit tiba-tiba Freen muncul dan mengajaknya masuk.
"aku pikir kau masih tidur",
"Aku terbangun saat angin meniup tubuhku",
"Ah...maafkan aku", Becca lalu menutup kembali pintu kaca di area balkon itu. "Ayo makan, sejak tadi makanan ini sudah ada disini", jawab Becca.
Freen menatap Becca, "kenapa tidak makan duluan?",
"Makan bersama lebih enak", jawabnya.
Kedua wanita itu lalu makan malam bersama, Freen sesekali mencuri pandang menatap Becca, sejujurnya Becca adalah wanita kedua yang dekat dengannya setelah Rose, bahkan rencana Freen mengajak Becca naik kapal pesiar ini sempat di tentang oleh Rose, tapi entah kenapa Freen merasa di harus melakukan ini, ada hal lain yang membuatnya tertarik dengan sosok Becca.
"Kamar di sini hanya satu, sebenarnya ini ruang privat, kau tidurlah di kamar aku bisa tidur di luar", ucap Freen.
Becca menatap wanita itu, "apa tidak terbalik?, bukankah kau pemilik tempat ini?",
"Kau tamu, jadi aku harus melayanimu dengan baik", Jawab Freen.
Waktu menunjukan pukul satu malam, Freen tidak bisa tidur, wanita itu lalu keluar kamar dan berjalan ke arah luar kapal, hembusan angin yang cukup kuat tidak membuat wanita itu kedinginan karena dia memakai mantel yang tebal, Freen menatap gelapnya lautan dan terangnya langit yang dipenuhi bintang, pikirannya berkelana pada masa lalunya, Freen lalu mengambil sebuah liontin berbentuk hati, ada sebuah foto disana, Freen tersenyum melihat foto itu, "Aku merindukanmu sayang", ucapnya dengan lirih, tanpa sadar air mata jatuh membasahi pipinya, "Kau dimana sayang?, semarah itukah kau padaku?", ucap Freen lagi.
"Kau merindukan siapa?",
Freen kaget saat mendengar seseorang tiba-tiba berbicara padanya dari arah belakang, "Kau belum tidur?", tanya Freen pada Becca.
Becca menggelengkan kepalanya, dia lalu berjalan mendekati Freen, "kau tidak kedinginan?, ayo masuk ke dalam", ucap Becca.
"Aku lebih suka disini, pergilah tidur ini sudah larut malam",
"Kalau begitu aku akan menemanimu di sini", jawab Becca.
Freen menatap wanita itu dan tersenyum, "jangan salahkan aku jika kau masuk angin", ucap Freen.
Kedua wanita itu lalu duduk di kursi, pandangan mereka menatap jauh ke lautan, "kau suka apa?, laut atau langit?", tanya Becca tiba-tiba.
Freen menarik nafasnya, "dulu aku suka laut, karena seseorang juga menyukainya tapi sejak dia pergi aku lebih suka memandang langit, setidaknya kami masih berada dibawah langit yang sama", jawab Freen.
"Seseorang?, kekasihmu?",
"__"
"Ah...maaf aku tidak seharusnya bertanya, maafkan aku", ucap Becca.
Freen menatap Becca dan tersenyum, seketika hati Becca tergetar saat melihat senyuman itu, entah kenapa dia merasa tidak asing dengan senyuman Freen.
"Dulu, aku dekat dengan seseorang, dia memiliki karakter yang bertolak belakang denganku tapi entah kenapa perbedaan itu justru membuat hubungan kami semakin dekat, dia mampu memahamiku melebihi diriku sendiri, hanya bersamanya bisa membuatku merasa nyaman dan tenang, tapi Ayahku tidak menyetujui hubungan sesama wanita, saat itu kami masih sama-sama SMA dan ayahku langsung memindahkan aku ke Meksiko, aku dan dia tidak punya pilihan lain selain berpisah, aku selalu mencari keberadaannya tapi sampai sekarang aku tidak pernah mendapatkan kepastian dari kabarnya", jawab Freen.
"Apa kau masih mencintai gadis itu?",
Freen tersenyum, "dia yang membuatku tidak bisa mencintai orang lain lagi",
Becca menatap Freen dengan sangat serius, "bagaimana jika kau menemukannya lagi?",
"Aku tidak akan pernah melepaskannya", Freen menatap Becca, "aku akan menjadikan dia sebagai milikku selamanya", jawab Freen.
Becca menatap langit, "aku yakin dia juga pasti merindukanmu saat ini Freen", ucapnya.
"__"
"Freen?",
"Hemmm",
"Siapa nama wanita beruntung itu?",
Becca bertanya pada Freen sambil menatap wajah wanita itu, Freen pun menatap wajah Becca.
"Daniela, namanya Daniela Chankimah, dia berasal dari Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daniela
RomanceDaniela adalah seorang mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas ternama di Thailand, dia gadis yang periang, cantik dan cerdas. Suatu hari dia terlibat cinta terlarang dengan salah satu dosennya dan lebih parahnya lelaki tersebut sudah memiliki is...