Bab 30 : Broken

1.1K 128 8
                                    

Duarrrrr.....

Seperti petir yang menyambar, perkataan Freen tentang sosok wanita yang dicintainya berhasil membuat Becca bak disiram dengan air dingin. Wanita itu mematung dengan denyutan jantung yang semakin berdetak kencang, Becca merasa seperti berada di dalam sebuah peti yang pengap tanpa oksigen, tubuhnya bergetar hebat, bahkan air mata setetes demi tetes mulai membasahi pipinya.

Freen yang melihat perubahan dalam diri Becca seketika menggenggam tangan wanita itu, "kau baik-baik saja?", tanya Freen.

Becca tidak bisa lagi berbicara, wanita itu berusaha bangkit dan berdiri namun kakinya terasa seperti jeli yang terlalu lemah menopang dirinya sendiri, hingga sesak di dadanya semakin membuat Becca sulit untuk bernafas, dia memegang dadanya dengan kuat hingga sedetik kemudian dia jatuh tidak sadarkan diri.

Skip...

Freen menatap Becca dengan khawatir, saat ini wanita itu sedang di kamarnya terbaring dan belum sadar juga, dokter kepercayaan mereka baru saja memeriksa keadaan Becca, menurut dokter wanita itu hanya syok saja, tapi apa yang membuatnya syok?, mereka bahkan hanya membicarakan tentang wanita di masa lalu Freen.

Freen menggenggam tangan Becca, sesekali dia membasuh keringat di kening wanita itu dengan sapu tangan, mengetahui ternyata dia pernah sakit dan di operasi membuat Freen semakin merasa bersalah, dokter yang memeriksanya tadi juga mengatakan kalau Becca memiliki riwat pernah di operasi karena sebuah penyakit, "aku mohon sadarlah, jangan membuatku takut", ucap Freen pada Becca.

"Becca?!"

Sebuah suara akhirnya membangunkan Becca dari tidurnya, Becca menatap sekelilingnya dia masih berada di kapal pesiar, kepala wanita itu sedikit pusing dan dia masih merasa sakit di bagian dadanya, Becca melihat jam di handphonenya waktu menunjukan pukul setengah lima pagi, sebentar lagi fajar akan menyingsing.

Tes...

Setetes air mata jatuh di pipinya, ingatan akan pembicaraannya dan Freen kembali berputar di kepalanya, Becca menyentuh dadanya dan menangis, "aku membawamu bertemu dengan seseorang yang sampai hari ini masih mencintaimu", ucapnya sambil terisak.

Becca lalu berjalan keluar kamar, dia mendapati Freen sedang tertidur di sofa, Becca menatap Freen dengan air mata yang terus mengalir, dia mengusap kepala Freen, dadanya semakin sesak seolah hati itu bergemuruh saat Becca menyentuh kepala Freen.

"Becca?!",

Freen terbangun saat dia merasakan ada sentuhan di kepalanya, wanita itu menatap Becca yang berlinangan air mata di dekatnya.

"Apa kau sakit?, dimana yang sakit?, katakan padaku, mau aku panggilkan dokter?", tanya Freen dengan panik.

Becca tidak menjawab tapi wanita itu langsung menghambur ke dalam pelukan Freen, Becca terus menangis sambil memeluk Freen dengan erat, Freen tidak berbicara lagi, dia hanya memeluk Becca dengan erat, mengusap punggung gadis itu dan memberikan kenyamanan untuknya.

"Katakan ada apa?, jangan membuatku takut",

"__"

"Jangan menangis lagi, aku ada disini dan jika sudah pagi kita akan kembali lagi", ucap Freen sambil terus mengusap punggung Becca.

Becca mengurai pelukan mereka, matanya bengkak dan hidungnya memerah karena menangis, Freen menghapus air mata di pipi wanita itu dan mengelus pipinya dengan lembut, seketika hati Becca merasa tenang saat Freen melakukan itu padanya.

"apa kau biasa melakukan hal ini pada Daniela juga?", tanya Becca.

Freen merasa heran dengan pertanyaan Becca, tapi dia mengangguk, "yah...aku suka membelai pipinya seperti ini, kau tidak suka?", tanya Freen lagi.

DanielaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang