Mulai malam ini Daniela resmi menjadi calon istri Tawan, pertanyaan ibu Tawan tadi membuat wanita itu tidak dapat lagi menolak, dia mungkin sudah gila bagaimana bisa dia menjawab iya kepada Tawan sementara hati dan cintanya masih milik Becca, Daniela terus merutuki dirinya sekarang dia baru saja merusak semuanya, malam itu juga ibu Tawan langsung menghubungi kedua orang tua Daniela yang ada di London dan kabar buruknya kedua orang tua Daniela langsung menyetujui lamaran itu, mereka bahkan akan datang minggu depan untuk acara pertemuan dua keluarga.
Daniela dan Tawan baru saja tiba di depan rumah Irin,"apa kau yakin akan tetap tinggal bersama Irin?, kalau kau mau kau bisa tinggal di apartemenku", ucap Tawan dengan lembut, dia sangat mencintai gadis itu.
Daniela tersenyum, "Jika orang tuaku sudah kembali, aku akan tinggal lagi di apartemenku", ucap Daniela.
Tawan mengangguk, dia mengusap kepala Daniela dengan lembut, "terima kasih kau telah membuka hatimu untukku, aku janji tidak akan pernah mengecewakanmu", ucap Tawan dengan tulus.
Daniela hanya tersenyum, jujur saja hatinya saat ini dipenuhi kekacauan dan kegalauan, terjebak di situasi yang tidak pernah ia harapkan sama sekali, Tawan sangat mencintainya dan ini akan membuat dirinya akan semakin dihantui rasa bersalah. "aku masuk dulu", ucap Daniela.
Tawan mengangguk, "good night honey", jawabnya sambil melambaikan tangan pada Daniela.
Skip...
Irin baru saja ingin memakan tongseng buatan ibunya, namun tiba-tiba dia melihat Daniela sudah pulang dengan raut wajah penuh kesedihan, Irin langsung meletakkan nasi yang akan ia makan bersama dengan tongseng itu dan mendekati Daniela, "kau kenapa?", tanyanya.
Daniela tidak menjawab tapi wanita itu terus menangis sesenggukan sambil memeluk Irin, "Irin, aku sudah hancur sekarang", ucap Daniela sambil menangis.
Irin yang kebingungan mencoba menenangkan sahabatnya itu, "apa maksudmu?, apanya yang hancur?, apa Tawan melakukan sesuatu?", tanya Irin dengan khawatir.
Daniela menggeleng, dia lalu menatap Irin dengan air mata yang terus bercucuran, "Tawan melamar ku malam ini dan aku menerimanya", ucap Daniela.
Irin terdiam sejenak, Daniela dilamar oleh Tawan dan dia menerima lamaran itu?, harusnya ini kabar bahagia tapi kenapa Daniela menangis seperti itu dan menganggap bahwa semuanya sudah hancur?, Irin masih terus berpikir di bagian mana yang hancur ini?, "kenapa kau menangis sekacau ini?, bukankah harusnya kau bahagia?", tanya Irin.
Daniela menggeleng, "aku mencintai Becca, aku sangat mencintai Becca", ucap Daniela.
Irin hanya menatap Daniela dengan kesedihan, "bagaimana bisa Daniela begitu mencintai wanita itu, seandainya Becca bukan istri pak Brigh mungkin aku bisa mendukungnya", ucap Irin dalam hati, "jangan begini, keputusan mu menerima lamaran Tawan adalah keputusan terbaik", tambahnya sambil memeluk Daniela.
Skip...
Hari terus berganti, hingga tibalah hari dimana akan di adakan acara pertemuan keluarga, malam ini acara itu akan dilaksanakan di rumah Tawan, kedua orang tua Tawan mengajak Daniela dan kedua orang tuanya untuk makan bersama sekaligus membicarakan tentang pernikahan Tawan dan Daniela.
Hari ini Daniela di temani Tawan datang ke sebuah butik, Tawan yang mengajak Daniela, dia ingin calon istrinya itu tampil cantik nanti malam, "ini baru acara makan malam biasa, aku bisa memakai bajuku sendiri, lagi pula aku masih memiliki baju yang bahkan belum pernah aku pakai", ucap Daniela.
"Aku hanya ingin melihatmu tampil cantik saja sayang, maafkan aku yah tapi bisakah kau tidak membantah?", tanya Tawan, akhirnya Daniela mengangguk, dia tidak akan pernah mampu membantah pria itu.
Malamnya Daniela dan kedua orang tuanya berangkat menuju rumah Tawan, sepanjang jalan Daniela merasa gugup dan sedih secara bersamaan, dia gugup karena akan segera menikah dengan Tawan dan sedih saat mengingat Rebecca, entah bagaimana kabar wanitanya itu sekarang, Daniela terus menatap ke luar jendela mobil, pikirannya terus melayang mengingat Rebecca, "aku merindukanmu Becca", ucapnya dalam hati.
Satu jam kemudian, Daniela dan kedua orang tuanya sampai di rumah milik keluarga Tawan, ibu Tawan langsung menyambut kedatangan Daniela dan orang tuanya, mereka lalu masuk ke dalam rumah sambil terus bercanda. Saat ini mereka sedang duduk di ruang tamu, kedua orang tua saling berbagi cerita satu sama lain, tak merasa nyaman akhirnya Daniela meminta izin pergi ke toilet.
Daniela berjalan menuju toilet, namun kaki wanita itu terhenti sejenak, dia memandangi sebuah foto keluarga yang terpampang di ruang keluarga, Daniela lalu mendekati foto keluarga itu.
Deg....
Jantungnya terasa berdetak kencang, nafasnya naik turun dengan cepat, di foto itu ada Rebecca dan Brigh, Daniela hampir saja terjatuh jika dia tidak berpegang pada kursi.
"Sayang apa yang kau lakukan?", tanya Tawan.
Daniela tidak menjawab, dia menatap Tawan, "dia siapa?", tanya Daniela kepada Tawan sambil menunjuk foto Rebecca.
Tawan tersenyum, "Itu phi Becca, kakak tiriku, Daddy phi Becca dan mommy menikah, jadi dia kakak tiriku", ucap Tawan.
Rasanya dunia sedang menjungkir balikan Daniela sekarang, bagaimana bisa dia terjebak dengan ketiga orang yang saling berhubungan itu, ini tidak benar, dia tidak bisa meneruskan hubungan ini lagi, dia harus mundur sebelum semuanya menjadi kacau balau.
"Ternyata kalian disini", ucap seseorang, Tawan langsung berbalik melihat orang yang baru datang itu tapi Daniela tidak, wanita itu bahkan sudah tidak mampu berbalik lagi menatap seseorang yang datang itu, dia mengenal suara tersebut.
"Phi, kau sudah disini", ucap Tawan sambil berlari memeluk kakaknya.
Becca tersenyum membalas pelukan Tawan, "kenalkan dia pada phi", ucap Becca sambil berbisik pada Tawan.
Tawan mengangguk sambil mengangkat alisnya, dia menarik tangan Becca mendekat pada Daniela yang masih membelakangi mereka berdua,
"Sayang, kenalkan ini phi Becca kakakku", ucap Tawan. Daniela kemudian perlahan berbalik melihat kedua orang di belakangnya.
Deg....
Mata Becca seketika membulat, tatapan penuh kebingungan dan rasa tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, jadi wanita yang akan menikah dengan adiknya adalah Daniela?, seseorang yang hampir membuatnya gila akhir-akhir ini, tatapan itu sangat tajam, Becca tidak melepaskan tatapan itu pada Daniela.
"kenalkan, aku Rebecca kakak perempuan Tawan", ucap Becca sambil mengulurkan tangannya pada Daniela.
Daniela menatap tangan Becca, matanya sudah berkaca-kaca, "aku Daniela", jawabnya dengan suara yang bahkan sudah bergetar.
Mereka lalu bertatapan lagi, seolah mereka ingin penjelasan tentang apa yang terjadi saat ini, "baiklah karena kalian akan menjadi saudara, aku akan berikan kalian kesempatan untuk bercerita", ucap Tawan sambil berjalan meninggalkan kedua wanita itu.
"Bisakah kau jelaskan padaku apa maksud semua ini?",
KAMU SEDANG MEMBACA
Daniela
RomanceDaniela adalah seorang mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas ternama di Thailand, dia gadis yang periang, cantik dan cerdas. Suatu hari dia terlibat cinta terlarang dengan salah satu dosennya dan lebih parahnya lelaki tersebut sudah memiliki is...