7

427 39 0
                                    

**flashback~~

*setelah beberapa saat

tangan saki sudah diobati dan ia sedikit tenang.

tiba-tiba saja pintu operasi terbuka.

saki yang melihat itu bergegas lari menuju depan pintu operasi untuk menanyakan sang kakak. bahkan ia menyingkirkan jendra yang sedari tadi berada di depan pintu operasi.

"hiks bagiamana nuna saya dok?" ucap saki.

"bagaimana anak saya dokter?" ucap mami papi.

"bagaimana keadaan menantu saya dok?" ucap ibu ayah jendra.

jendra hanya diam saat melihat wajah lesu sang dokter.

tidak mungkin kan, batin jendra.

dokter yang mendengar itu menghela nafas kasar.

"maafkan kami, kami telah berusaha semaksimal mungkin. tapi tuhan berkehendak lain, waktu kematiannya pada kamis 22 september pukul 15:30"

DEG..

"TIDAK. TIDAK. INI TIDAK MUNGKIN HIKS" teriak saki.

semua yang mendengar penjelasan dokter itu menjadi menangis.

"jenazah akan kami mandikan setelah pelepasan alat-alat yang ada pada tubuhnya" ucap sang dokter lagi.

"TIDAK INI PASTI BERCANDA HIKS. DOKTER AKU AKAN MENUTUTMU KARENA KAU MEMBERIKAN INFORMASI PALSU PADAKU HIKS" teriak saki di depan dokter sambil memegang kerah kemejanya tak terima.

"tidak tuan, kami tidak memberikan informasi palsu. kami sudah berusaha semaksimal mungkin. tolong maafkan kami" ucap dokter.

"TIDAK HIKS MINGGIR AKU AKAN MEMASTIKAN KALAU KAU SALAH. AKU AKAN MENUTUTMU UNTUK ITU HIKS. LIHAT SAJA." teriak saki memasuki ruangan sang kakak.

"maafkan anak kami dok" ucap papi.

"tidak masalah, kami mengerti. kalau begitu saya permisi"

"baik terimakasih" ucap papi.

*pov ruang op

(anggep aja ada orangnya, oke?)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggep aja ada orangnya, oke?)

saki menerobos masuk ruangan dan melihat para perawat sedang melepaskan alat-alat di tubuh kakaknya, itu tentu saja membuatnya murka.

"JANGAN MENYENTUH NYA SIALAN HIKS. JANGAN HIKS KU BILANG JANGAN MENYENTUHNYA. JANGAN LEPASKAN ALAT-ALAT ITU SIALAN HIKS HIKS"

"tapi tuan-" ucap sang perawat.

"KU BILANG LEPASKAN TANGANMU SIALAN HIKS.. KAU TIDAK BOLEH SEMBARANGAN MENYENTUHNYA HIKS HIKS. MENJAUHLAH. PERGI DARI SINI HIKS"

"tapi tuan.. kami harus melepas ini" ucap sang perawat.

"KU BILANG PERGI HIKS. APA KAU TULI HAH"

"pergilah, nanti kami akan memanggimu" ucap daffa kepada para perawat.

"tolong maafkan anak kami, pergilah dulu. sebentar lagi kami akan memanggil kalian kembali" tambah papi.

mami hanya bisa menangis saat melihat anaknya telah tiada, ia lemas tidak bisa mengatakan apapun saat ini.

"BANGUN BODOH. AKU AKAN MEMBENCIMU JIKA KAU BERANI MENINGGALKANKU HIKS" ucap saki sambil terus saja mengguncang tubuh kakaknya.

"BANGUN KU BILANG. BANGUN SIALAN. HIKS"

"saki tenanglah hiks.." ucap daffa merengkuh tubuh saki, daffa menangis ia tak tega menyaksikan itu.

"AKU AKAN MEMBERIKAN APAPUN YANG KAU MAU. HIKS, BANGUN KU BILANG. APA KAU TAK MENDENGARKU. APA KAU TULI HAH. HIKS"

"KU BILANG BANGUN SIALAN HIKS"

"KAU MINTA BELANJA KAN? HIKS, BAIKLAH AYO KITA BELANJA HIKS. AKU AKAN MEMBERIKAN SEMUANYA PADAMU HIKS. AKU BEKERJA KERAS UNTUKMU HIKS DAN MEMBUATMU BAHAGIA HIKS. TAPI APA INI BODOH. KAU.. HIKS KAU MENINGGALKANKU"

"JIKA SAAT INI KAU MEMINTA BULAN, HIKS AKU AKAN MEMBELIKANNYA HIKS. APAPUN UNTUKMU, AKAN KU BERIKAN HIKS. JADI AYO BANGUNLAH. JIKA KAU MEMINTA NYAWAKU, AKU JUGA AKAN MEMBERIKAN NYA PADAMU HIKS HIKS. BANGUN SIALAN. BANGUN.." ucap saki yang terus mengguncang tubuh itu.

semua orang yang mendengar itu meneteskan air matanya.

jendra yang mendengar semua ucapan alsa itu hatinya seperti di hujami dengan tombak. ia bahkan rela memberikan apapun untuk kakaknya, meskipun itu adalah nyawanya.
jendra tak kuat melihat saki yang begitu berantakan.

"ibu.. ayah.. hiks" ucap jendra, baru kali ini ia meneteskan air matanya di hadapan banyak orang.

"hiks yang sabar ya nak" jawab ibu jendra sambil memeluk anak semata wayang mereka.

"BANGUN SIALAN HIKS BANGUN" teriak saki sambil terus mengguncang tubuh sang kakak.

mami dan papi yang melihat itu hanya bisa meneteskan air matanya.

mereka juga sangat amat terpukul.

"AKU MEMBENCIMU. AKU BENAR-BENAR MEMBENCIMU HIKS. sial kepalaku. aku membencimu nuna.. hiks.." ucap saki melemah.

BRUK....

"PAPI PAPI TOLONGGGG" teriak daffa.

"ALSA.."

"ASTAGA ALSA.."



TBC.
(

note: setelah nanti ada tulisan flashback end, alur bakal sedikit di percepat)

Turun Ranjang • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang