11

418 28 1
                                    

drtt.. drtt..
drtt.. drttt..

"hm.." gumam daffa.

daffa terbangun lebih dulu karena ponselnya bergetar di meja samping ranjang tempat tidur. ia melihat ke sebelahnya dan ternyata saki masih tertidur lelap.

apa dia masih demam, batin daffa.

daffa lebih dulu mengarahkan punggung tangannya untuk mengecek kening saki daripada mengecek siapa yang telah menghubunginya.

"syukurlah demamnya sudah turun dan siapa yang meneleponku pagi-pagi seperti ini" ucap daffa pelan.

"ah tama hyung" ucap nya lagi saat ia melihat siapa yang telah meneleponnya itu.

ia turun dari tempat tidurnya dan keluar menuju ruang tengah untuk mengangkat telponnya agar saki tidak terusik saat mendengar suaranya.

"pagi hyung" ucap daffa.

"pagi daff, sorry pagi-pagi harus telfon"

"its okay hyung, gimana?"

"ini mami dari semalem nangis terus, gue di suruh nanyain keadaan adek. alsa baik-baik aja kan daff?"

"saki masih tidur hyung. semalem saki sempet demam tinggi hyung tapi syukurlah pagi ini demamnya turun"

"syukur kalo gitu, thanks ya daff. sorry ngerepotin lo jadinya. gue udah kirim makanan ke apart lo mungkin bentar lagi nyampe"

"thanks ya hyung, ini tadi baru aja mau bikinin saki bubur"

"oke daff, nanti minta tolong kalo alsa bangun suruh hubungin gue ya"

"oke hyung, ada lagi?"

"udah itu aja, thanks ya daff. gue tutup dulu"

"oke hyung"

daffa mengakhiri panggilan tersebut dan baru saja ia menutup telponnya saat ia ingin kembali ke kamar bell apartemennya pun berbunyi.

ding dong ~

"ya sebentar" teriak daffa.

daffa membuka pintu apartemennya dan ya, ternyata kurir yang sedang mengantar makanannya.

setelah mengambil makanannya, ia mengucapkan terima kasih dan segera menutup pintu apartemennya. lalu ia meletakkan makanan tersebut di atas meja makan dan berlalu untuk kembali ke kamar dan berniat membangunkan saki agar bisa sarapan dan meminum obatnya.

"hei, bangun.."

"saki bangun, lo harus sarapan dulu" tambahnya.

"hem.. males gue" gumamnya dalam keadaan yang masih saja terpejam.

"gak. lo harus makan. barusan hyung telfon"

saki yang mendengar bahwa hyungnya itu menelpon, ia jadi membuka matanya perlahan menyesuaikan dengan sinar matahari yang telah memasuki ruangan tersebut.

"hyung?" tanya saki saat menatap daffa.

"hm, mami khawatir dari semalem nangis" ucap daffa.

"tapi gue males pulang" ucap saki sambil mengalihkan pandangan je arah jendela.

"yaudah telfon aja, lagian barusan kata hyung juga lo di suruh telfon kalo lo udah bangun"

"hem nanti gue telfon"

"lo harus bilang juga tentang rencana lo itu"

"iya, gue mau secepatnya berangkat. lo harus urus semuanya hari ini dan ambil flight hari ini juga"

Turun Ranjang • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang