9

437 38 1
                                    

**LAST FLASHBACK ~


*beberapa saat kemudian

mereka semua telah kembali dari tempat pemakaman, sebagian tamu telah pulang dan hanya menyisakan keluarga inti saja.

"duduklah, jangan menangis. ingat jika kau pingsan hyung benar-benar tidak akan menggendongmu" ucap tama kepada adik bungsunya.

"hiks kau selalu mengancamku seperti itu hiks"

"aku bersungguh-sungguh"

"daffa akan menggendongku, ya kan daff? hiks"

"tidak, kau berat" ucap daffa bercanda.

"hiks aku membencimu, jangan pernah ke mansionku lagi"

"huh kau kan yang selalu menginap di apartemenku dan tidur bersamaku" jawab daffa.

"tidak hiks, aku tidak"

"ya, kau bahkan melakukannya setiap hari" ucap daffa.

"kalian berdua diamlah, minum ini dek dan berhentilah menangis apa kau tidak lelah? lihat matamu sudah sebesar katak" ledek tama.

"hiks jangan meledekku, aku ini tampan hiks"

"mana ada tampan menangis" ucap tama.

"sudah ku katakan, kau tidak tampan tapi kau itu cantik" ucap daffa

DEG..

jendra yang mendengar itu mengepalkan tangannya.

"diamlah aku tidak berbicara denganmu hiks" jawab saki.

"kalian berdua diam atau ku hukum sekarang. apa kalian tidak malu seluruh keluarga memperhatikan kalian berdebat" ucap tama.

mereka berdua melihat sekeliling dan ya ternyata benar keluarga mereka bahkan keluarga kakak iparnya memperhatikan mereka.

"maafkan kami" ucap daffa dan saki bersamaan.

"tak apa" ucap ibu jendra.

"hiks hyung, apa aku akan di mansion ini sendiri? aku benci sendirian hyung" ucap saki tiba-tiba.

"disini dimana?" tanya tama.

"di mansion ini"

"tapi ini bukan mansion kita"

"huh??"

saki yang mendengarnya segera mengedarkan pandangan sekelilingnya dan benar saja ini bukan mansion keluarga mereka, ini mansion nuna dan kakak iparnya.

menggemaskan, bahkan dia tidak sadar sedari tadi dia ada dimana. batin jendra

"ahh maksudku di mansion kita, apa aku di sana sendirian? aku tidak suka. aku benci sendirian" ucap saki lagi.

"kau bahkan jarang pulang dan memilih tidur di kantor ataupun di apartemen daffa" jawab tama.

"itu karena aku tidak suka sendiri hyung, jika mami papi pergi ke luar negeri dan hyung juga di luar negeri aku akan sendiri di mansion. aku membenci itu"

mami papi yang mendengar itu dari mulut anaknya cukup terkejut dan merasa tertampar. mereka berdua fikir selama ini alsa baik-baik saja saat mereka meninggalkannya sendiri. karena asla selama ini terlihat baik tak pernah mengeluh sedikitpun, saat mereka pamit untuk mengurus cabang.

"hiks adek, maafkan mami ya, mami gak tau kalau adek kesepian" ucap mami.

"adek kenapa gak bilang kalau adek gak suka sendirian. maafkan kami ya dek" ucap papi.

"tak apa lagipula mami papi sedang berkerja, alsa mengerti" ucap alsa kepada mami papinya.

ia tidak mau membuat keduanya merasa bersalah.

Turun Ranjang • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang