16

515 24 2
                                    

setelah perdebatan panjang antara jendra dan alsa di halaman belakang beberapa minggu yang lalu. alsa menyetujui untuk melaksanakan pernikahan tetapi dengan syarat yang harus jendra lakukan dan membuatnya mau tidak mau harus menurutinya.


pagi pun tiba..

hari yang di tunggu-tunggu telah tiba dimana hari ini adalah hari pernikahan antara jendra dan alsaki. seluruh keluarga menyambutnya dengan suka cita.

jendra telah berdiri di atas altar menunggu calon suaminya datang dan berjalan ke arahnya.

cantik. sangat cantik sekali batin jendra. saat ia telah melihat calon suaminya berjalan menuju ke arahnya dengan tuxedo yang ia kenakan.

ia sedikit tak menyangka jika hari ini benar akan terjadi padanya. impiannya menikah dengan orang yang sangat di cintainya akan terwujud.

alsaki berjalan menuju altar, di atar oleh papi dan juga hyungnya menuju ke arah jendra berdiri. ia terus melihat ke bawah kakinya yang perlahan menuju altar tempat dia akan mengucapkan sumpah pernikahannya. ia sama sekali tak berani menatap ke depan dan melihat dimana mantan kakak iparnya yang saat ini akan menjadi suaminya.

nuna, apa kau melihatnya sekarang, ini persis yang kau minta bukan? aku melakukannya. aku sudah mengantarkan undangan pernikahanku ke pemakamanmu. apa kau senang, aku menuruti permintaanmu? aku harap kau melihatnya dan tersenyum senang disana. ucap alsaki dalam hatinya.

"hey, jangan menangis" ucap jendra dengan mengangkat dagu alsa menggunakan telunjuknya.

Alsa hanya mengangguk dan tak mengatakan apapun ketika calon suaminya itu menghapus butiran air mata yang sedikit menetes di pipinya.

"nak jendra, aku serahkan putra bungsuku kepadamu. tolong bahagiakan dia. jaga dia. lindungi dia. seperti aku menjaga dan melindunginya selama ini." ucap papi alsa sambil ia menahan air matanya.

"aku berjanji padamu papi. aku akan menjaganya dengan baik." ucap jendra dengan penuh keyakinan dan degupan di jantungnya.

"jaga adikku. jika kau menyakitinya aku akan menghabisimu. kau akan tau akibatnya jika membuat vero marah" ucap tama berbisik.

GLUP..

jendra yang mendengar itu menelan ludah kasarnya saat ia menatap, tatapan tajam kakak kesayangan alsa, savero di bawah altar.

"aku berjanji padamu hyung" ucap jendra menatap savero penuh keyakinan dan kesungguhan, hingga vero menganggukkan kepalanya.

"ya baiklah" ucap tama.

papi dan tama meninggalkan mereka berdua di atas altar saat pendeta ingin menuntun mereka untuk mengucapkan janji suci pernikahannya.

"apa kalian sudah siap?" ucap pendeta.
jendra yang mendengar itu menganggukkan kepala sedangkan saki ia hanya terdiam, sesekali ia hanya mengangguk. ia bahagia, namun sedikit tidak percaya hal ini akan benar terjadi.

"baiklah mari kita mulai, peganglah tangan satu sama lain dan bacakan sumpah pernikahan kalian" ucap sang pendeta.

mereka berdua mengangguk. jendra meraih tangan alsa, menatapnya dalam dan mulai mengucapkan sumpah pernikahannya.

"Saya, Rajendra Reksadana mengambil engkau Alsaki Gasendra Naradipta menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

cukup lama terdiam dan menarik nafasnya panjang, alsa mulai membacakan sumpah pernikahannya "..Di hadapan imam, saudara, orang tua dan para saksi semua yang hadir disini.. Saya, Alsaki Gasendra Naradipta memilih engkau Rajendra Reksadana menjadi suami saya. saya berjanji akan setia kepadamu dan mengabdikan diri kepadamu dalam waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

Turun Ranjang • kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang