Kau suka hadiahnya?

2K 191 5
                                    


Eunghhh

Suara lenguhan seseorang terdengar di dalam kamar bernuansa hitam abu abu, di atas ranjang seseorang terbaring dengan wajah pucat.

Dia lalisa yang baru sadar dari tidur lelapnya.

Tap

Tap

Tap

" Udah bangun?." Kepala lalisa menoleh kearah samping, dia melihat di sana kakak ketiganya yaitu park chaeyoung tengah berdiri menatap dirinya.

" seperti yang unnie lihat, aku sudah bangun." Jawabnya tersenyum tipis.

Rose mengangguk, ia mendekat lalu memberikan  adiknya air hangat untuk di minum." Minumlah, biar kerongkonganmu tidak kering." Tuturnya lembut.

Dengan senang hati lalisa menerimanya dan meminumnya hingga tandas." Gomawo unnie " rose mengangguk pelan dan meletakkan gelas di atas nakas.

" gimana keadaanmu? Udah lumayan??." Lalisa mengangguk, meski sebenarnya dia masih merasakan ngilu di kedua pipinya tapi tidak sesakit kemarin.

" mau mandi??." Kepala lalisa menggeleng.

" nanti saja unn,,, aku masih ingin duduk disini." Tutur lalisa lembut.

Rose mengalihkan tatapannya dari wajah sang adik, gadis itu terlihat gelisah dan banyak pikiran." Lisa-yaa unnie sudah melakukan sesuatu yang kamu benci, unnie tau ini akan membuatmu membenciku karna melanggar janjiku padamu untuk yang pertama kalinya setelah lima tahun berlalu___ namun unnie tidak menyesal, karna yang unnie lakukan bukan kejahatan melainkan keadilan untukmu. Maaf unnie pergi dulu, kalau ada apa apa panggil maid mereka ada di depan pintu. Tidurlah jika mengantuk, unnie pergi."

Cup

Rose mengecup kening adiknya dan segera beranjak dari duduknya, tanpa menoleh serta mengatakan apa apa rose berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan lalisa yang terdiam.

Di tinggal sendiri di dalam kamar oleh sang kakak, lalisa terpaku mendengar perkataan unnienya yang begitu panjang.

Tapi, disisi itu lalisa teringat akan sesuatu inti dari perkataan unnienya.

5 tahun yang lalu??

Lalisa mencoba mengingat apa yang terjadi di masa lalu dan janji apa yang telah rose katakan padanya di masa itu??.

Mencoba menggali ingatan masa lalu, akhirnya lalisa mengingat sesuatu.

Astaga dia ingat jika dulu dia pernah meminta rose berjanji kepadanya tepat sebulan setelah kematian kedua orang tua mereka. Saat itu jennie menyiksa lalisa dengan kejam untuk yang pertama kalinya, rose yang masih berumur 13 tahun melihat hal itu dan mengamuk. Terjadilah perkelahian antara jennie dan rose yang tentu di dominasi oleh rose, kalau bukan karna lalisa menahan tubuh rose mungkin jennie sudah tewas pada saat itu. Tak ingin kedua saudaranya saling membunuh, akhirnya lalisa mengikat rose dengan sebuah janji yang kini di langgar oleh rose setelah 5 tahun menahan diri.

'Unnie berjanjilah jika di mulai saat ini dan di masa depan jangan melukai jennie unnie, bagaimana pun dia kakak kita dan berhak atas kita unnie. Apapun yang dia lakukan padaku di masa depan, kuharap unnie tidak ikut campur,, akan lebih baik lagi jika unnie menutup mata dan telinga ketika mendengar jeritanku saat jennie unnie memukulku.'

Sesaat sekelebat ingatan masa lalu masuk kedalam memori lalisa, tanpa gadis itu sadari dia telah mengubah kakak ketiganya menjadi monster dan tsundere akut di masa depan.

Air mata lalisa pun tidak bisa di bendung, akhirnya kemarahan yang unnienya pendam selama ini terealisasi dan mungkin sudah terjadi tanpa ia cegah.

Lalisa sudah mewanti wanti kemarahan rose, dan mungkin kali ini kakak ketiganya itu sudah Jengah dengan kelakuan kakak kedua mereka dan akhirnya meledak.

" maaf "

entah pada siapa kata kata itu lalisa berikan yang jelas gadis itu terlihat lelah akan semua yang terjadi kepadanya.

Keterdiaman dan pengabaian yang rose berikan selama 5 tahun ini bukan tanpa alasan, di balik itu semua dialah yang menjadi alasan dari sikap tsundere rose. Dia memaksa rose agar tidak ikut campur kala jennie memukulnya dan lebih baik menutup mata atas penderitaannya, jelas...semua yang ia alami karena pemikiran naifnya yang berpikir jikalau kakaknya jennie bakal berubah,, padahal nyatanya enggak sama sekali, jennie tetaplah jennie si pemarah dan impulsif.

.

.

.

.

***

Sementara di rumah sakit, Jennie hanya tinggal sendirian karena irene dan teman-temannya yang lain sedang sibuk.

Tidak lama pintu kamar inapnya di buka, tampaklah seseorang masuk kedalam dengan aura dingin nan mencekam.

Tap

Tap

Tap

Jennie mendongkak dan terkejut saat melihat orang itu berdiri di hadapannya.

" ternyata kau masih hidup rupanya??."

Dari suara itu tersimpan makna mengejek seakan akan merasa kecewa karna jennie tidak mati.

" apa maksudmu?"

Jennie berucap sinis dan menatap tajam seseorang yang kini tersenyum mengejek kepadanya.

" wow! Calm down girl...aku kesini hanya ingin mengatakan padamu ' apa kau suka hadiahnya, jennie kim? ' yap...jika kau suka, aku turut bahagia ternyata hadiahku cukup memuaskan untukmu dan gengmu." Sindirnya meledek.

Seketika urat urat leher jennie menonjol keluar menahan amarah, dia semakin menatap tajam lawan bicaranya yang terlihat santai di hadapannya.

" apa kau gila?!! Aku unniemu rose kenapa kau setega itu padakuuu!!." Sentaknya marah.

Sayangnya lawan bicaranya yang tidak lain adalah rose malah terkekeh lucu.

" aigoo..aigoo... unnie ya?? Sepertinya kau lupa memakai otakmu makanya kau berbicara ngelindur, jennie kim."

Rose mengejek dengan mukal menyebalkan menambah rasa amarah di dalam hati  jennie yang kian membuncah.

" KAU!!_____

Suppttttt

" diamlah, aku kesini ingin menyampaikan kepadamu kabar baik jika tangan kanan yang biasa kau gunakan untuk menganiaya adikku kini lumpuh permanen loh."

Rose mengatakan hal itu dengan muka tanpa dosa, ia malah nyengir aneh pada jennie.

Jennie yang tidak percaya dengan ucapan rose mencoba menggerakan jari telunjukknya di sebelah kanan, dan benar saja jari telunjuknya tidak merasakan apapun sama sekali...terlihat jelas jika telapak tangan sebelah kanannya tidak bisa di gerakan alias mati rasa, jennie langsung panik bukan main.

" oh tidak! Ini hanya ilusiku..ya hanya ilusiku saja, aku sungguh tidak percaya ini..tidak! Aku tidak percaya...tanganku...hikss tanganku gak mungkin mati rasa!." Pekiknya histeris.

Bukannya merasa kasihan, rose malah tertawa sembari berjalan keluar dari ruang inap jennie tanpa rasa iba.

" ini masih permulaan, jennie unnie. "

Rose tersenyum miring di sepanjang lorong rumah sakit tanpa memperdulikan tatapan aneh yang dilayangkan para pasien, dan lebih anehnya lagi setiap orang yang berjumpa dengannya buru buru bersembunyi takut kena amuk karena aura rose yang mencekam..

Tbc

Poor jennie tangannya lumpuh gaisss

Luka ( BP Family )✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang