Pembunuh

2.4K 208 5
                                    

Mengingat kematian kedua orang tuanya Jennie semakin membenci adik bungsunya, menurutnya kematian kedua orang tuanya di sebabkan oleh adiknya lalisa, ah larat anak pembunuh dan pembawa sial.

Tangan jennie mengepal kala melihat gadis itu, dia menatap penuh permusuhan pada sang adik.

" ck dasar pembunuh itu!." Desisnya tajam.

Melihat lalisa melewati anak tangga seketika itu juga senyum jennie merekah bagai iblis.

Dengan sengaja gadis itu mendorong tubuh kecil nan rapuh lalisa hingga tersungkur dan jatuh dengan kepala terbentur kelantai.

Brukkk

Dug!

" awww...sstttt" ringis gadis itu memegang kepalanya kesakitan.

Tiba tiba darah mengalir dari keningnya dan itu di sadari oleh jennie yang tersenyum puas di atas anak tangga.

Sembari tersenyum mengejek jennie menatap lalisa." Bagaimana rasanya? Apakah enak??." Cibirnya mengejek.

Namun, bukannya mendapatkan tatapan marah dari adiknya jennie malah melihat senyum tulus nan sedih dari wajah mungil itu.

" Lisa tak apa unnie, mungkin ini terjadi karna lisa kurang hati hati." Lembutnya tersenyum seperti tidak terjadi apa apa dan segera bangkit meski rasa sakit di kepalanya nyut nyutan.

" ck! Kau pikir aku bakal khawatir heh?! Jangan harap cih!!" Angkuhnya mencibir kesal. Setelah itu dia berjalan melewati tubuh lalisa dan menyenggolnya.

Bugh

Seketika itu tubuh rapuh gadis remaja itu terjatuh oleng." Cih! Lemah. Dasar pembunuh!! Menjijikan." Kecamnya tanpa perasaan dan berlalu dari sana.

Sementara lalisa hanya mampu melihat punggung kakak keduanya dengan padangan sendu." Maafin lisa unnie, lisa sayang unnie." Sendunya.

Tak lama suara langkah mendekat, lalisa mendongkak dan tatapannya bertemu dengan kakak tertuanya yaitu Kim Jisoo CEO KIM GROUP.

dengan acuh dan cuek Jisoo melewati tubuh adik bungsunya tanpa menatap kearah lalisa yang malang.

Sontak lalisa menunduk merasa kasihan pada nasibnya sendiri, andai saja tuhan mengambilnya  dengan cepat mungkin lalisa akan sangat bahagia  karna bisa bertemu kedua orang tua mereka.

" eomma, appa... lisa lelah." Lirihnya penuh kesedihan.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki berhenti di depan lalisa, gadis itu mendongkakan wajahnya. Lalu dia menunduk dengan cepat saat mata kakak ketiganya menatap dingin kearahnya.

" bangun! Jangan lemah! Kau harus mandiri lisa!." Ketusnya meninggalkan sang adik tanpa membantunya sama sekali. Dasar tsundere

Namun di perhatikan lebih teliti kedua tangan rose mengepal.

Melihat punggung kakak ketiganya sedikit menjauh lalisa hanya bisa menunduk dengan sedih." Unnie..." cicitnya berharap kakaknya yang satu itu menoleh padanya sekali saja. Lisa sangat berharap.

Dan benar saja kepala rose menoleh kearahnya dengan tatapan dingin." Apa kau mau cosplay jadi suster ngesot huh?." Sinisnya berbalik dan berjalan kearah meja makan di mana kedua kakaknya berada.

Sontak senyum lalisa terbit meski hanya sedikit." Lisa tau kalau unnie masih perduli pada lisa...makasih karna masih menyayangi lisa meski  unnie terlihat dingin." Gumam lalisa semakin tersenyum lebar.

Tidak apa dia di sakit asalkan dia dilirik oleh salah satu kakaknya bagi lisa itu sudah sangat cukup.

Dia jadi teringat dengan perkataan terakhir eomma park." Jika kamu menginginkan sesuatu maka kamu harus mengorbankan sesuatu juga sebagai imbalan dari keinginanmu." Dan sekarang perkataan eomma park ada benarnya, akhirnya dia di notice oleh kakak ketiganya meski caranya sangat dingin dan pedas.

Tidak apa lisa, semuanya bakal baik baik saja hm. Jika dengan cara di sakiti oleh unnie J lisa di lirik oleh unnie Cimung lisa rela ya tuhan hehehe.

Dengan semangat empat lima lalisa berjalan menuju meja makan, hatinya tiba tiba membaik walau tadi sempat sedih. Tapi sekarang dia sudah tidak apa apa hehehe alasaannya karna dia di notice oleh salah satu kakaknya.

Lisa senang jadinya.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah mereka sarapan di meja makan tanpa suara, kini tinggal Rose dan jennie yang masih setia di meja makan sambil bermain ponsel.

" kuperingatkan agar kau tidak ringan tangan pada adikku unnie! Meski kau membencinya tapi jangan sekali kali kau melakukan kekerasan padanya atau___ kau berurusan denganku!." Peringat rose menatap jennie dengan tenang.

Tapi siapa yang tau jika di balik itu semua ada aura mematikan yang tengah ia tekan dari dalam dirinya.

" bukan urusanmu jika aku menyiksanya, ROSE!!. Lebih baik kau diam saja dan jangan ikut campur apapun yang aku lakukan pada anak pembunuh dan pembawa sial itu!!." Sinis pada rose.

Senyum rose mengembang dan ..........

BRAKKK

BRUGKK

tubuh jennie terpelanting ke dinding akibat tendangan rose yang mendadak.

Uhuk

Uhuk

Jennie terbatuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya karna tendangan rose kerasnya bukan main.

Sembari memperbaiki bajunya rose terkekeh kejam pada kakak keduanya." Jika kamu masih bermain tangan pada adikku maka jangan salahkan jika suatu saat kau dalam bahaya unnie!." Seru rose menyeringai.

Sedangkan jennie hanya bisa terbatuk batuk karna tendangan rose bukan main sakitnya, rasanya seluruh tulangnya remuk seketika.

Uhukkk

Dia terbatuk kembali dan itu semakin membuat rose menyeringai." Setidaknya jika kau main tangan maka mulutmu ini jangan mengatakan hal menjijikan padanya karena bagaimana pun dia manusia sama sepertimu, PAHAM JENNIE!."

Setelah mengatakan itu rose pergi meninggalkan jennie yang terlihat lemah di lantai. Para maid yang melihat itu tidak berani mendekat sebab sikopat seperti rose tidak akan mengampuni mereka jika berani ikut campur.

Dasar tsundere psychopath.

Tbc

Katakan sesuatu untuk mereka.

Jisoo

Jennie

Rose

Lisa

Luka ( BP Family )✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang