Merasa bersalah.

1.4K 157 1
                                    

Eunghh....

Jennie mengeluh, dia mengernyit saat mendapati sinar matahari menyinari wajahnya.

" Jen, kau sadar??." Kepala jennie menoleh kearah sumber suara, di sana ada jisoo yang kini menatapnya khawatir.

" unnie,, aku kenapa??." Dia bertanya dengan bingung.

" hahh...jen kau tidak ingat kejadian beberapa jam yang lalu??." Kening jennie semakin mengerut bingung.

" kejadia___"

Sejenak jennie terdiam ketika ingatannya beberapa jam kembali muncul. Dengan ragu ragu jennie menatap mata jisoo." Unnie, apa setelah ini kita akan di hukum lagi??."

Kepala jisoo mengangguk samar, lalu mengehela nafas gusar." Ya, karna kamu membuat lalisa kejedot pintu saat di dalam kamar mandi_ rose menghukum kita dengan cara kita tidak boleh makan apapun hingga esok tiba." Ujar jisoo frustasi, cobaan apa lagi ini tuhan. Desahnya dalam hati.

Melihat wajah frustasi sang kakak jennie merasa bersalah." Unnie maaf, ini salahku dan kamu kembali dihukum gara gara kecerobohanku lagi." Lirihnya bersalah.

Jisoo segera menggeleng tidak masalah." Ga apa apa, kita lewati bersama sama ya dan tetap semangat meski kita tidak tau semua ini akan berakhir entah sampai kapan." Jisoo menggenggam tangan jennie sebagai penguat bagi adik keduanya itu.

Jennie terharu, matanya berkaca kaca tidak tau lagi harus berkata apalagi. Jisoo, kakak pertama mereka kini menguatkan dirinya meski jennie tau jika sebenarnya sang kakak ikut rapuh bersamanya.

" maaf"

Hanya itu yang mampu keluar dari dalam mulut jennie dan Jisoo mengangguk sebagai balasan.

****

Sementara di kamar chaelisa, Lalisa sedang menangis karena merasa bersalah atas apa yang terjadi pada jennie.

Gadis itu berpikir jika apa yang di alami oleh pengasuhnya beberapa jam lalu adalah kesalahannya.

Melihat lalisa yang terus terisak, rose memangkuk anak itu dan menepuk nepuk punggugnya." Baby, jangan sedih lagi neee... itu bukan salah baby tetapi emang ahjuma kurang sehat saat ini makanya dia menangis seperti itu." Bujuk rose lembut.

Namun lalisa tetap terisak di bahu rose, entah kenapa ketika dia mendengarkan ucapan rose lalisa merasakan perasaan hangat dan de javu. Seperti pernah mendengarnya tapi dari siapa??...

Hikss

" hiks eomma hiksss ahjuma pasti kesakitan di dalam kamarnya, kan??."

Rose menggeleng tidak setuju, itu bahkan bukan apa apa ketimbang rasa sakit yang lalisa rasakan akibat ulah jennie.

" sudah ya, sebaiknya kamu dongdong biar baby tidak kehausan hm."

Lalisa tidak membantah. Dia segera uyyu di dada rose meski sesegukan masih terjadi. Melihat wajah kesayangannya membengkak karena terlalu lama menangis gigi Rose menggertak menahan kesal.

Sialan! Gara gara kecerobohannya lalisa bersedih!.

Rose menahan umpatannya sebab lalisa masih bersamanya.

Memilih bungkam akan masalah ini sejenak, rose berbaring tidur di atas ranjang dengan lalisa yang masih berada di atas tubuhnya.

Luka ( BP Family )✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang