Seusai lalisa tertidur, Rose berjalan pelan menuju pintu untuk keluar.
Sejenak ia menoleh dan memandang punggung kesayangannya dengan lembut. Lalu tidak lama dia pun keluar dari dalam kamar secara perlahan lahan.
Diruangan kedap suara di bawah tanah, Suara jeritan kesakitan dan permohonan ampun terdengar saling bersautan.
Tetapi rose tetap berjalan dengan wajah datar tanpa merasa iba. Setibanya di sana, rose melihat Jennie dan Jisoo terus di cambuk oleh robot buatan Mario, bukan hanya di cambuk tetapi mereka di siram air cuka yang membuat luka keduanya semakin perih.
Punggung dan lengan keduanya sudah banyak luka, darah segar mulai mengalir di seluruh tubuh keduanya tanpa ragu.
Rose berdiri tepat di sisi robot tersebut, lalu melihat ke arah monitor dan di sana tercetak 50 cambukan yang di terima oleh Jennie dan jisoo membuat rose puas.
" sudah hentikan! Biarkan saja mereka di sana, jangan ada yang mengobati mereka!!"
Titah rose.
Setelahnya dia pergi dan di ikuti oleh anak buahnya dan juga robot sebagai algojo bagi jennie dan jisoo.
Mereka meninggalkan keduanya tanpa rasa kasihan ketika Jensoo pingsan di lantai.
Bayangkan saja menerima cambukan 50 kali berturut- turut dan di siram air cuka membuat kepala jensoo pusing bukan main. Tubuh keduanya bergetar menahan sakit dan perih di seluruh tubuh akibat sayatan dari cambukan tadi.
Jisoo mencoba mempertahankan kesadarannya, dia meraih tubuh jennie yang lemah dengan muka pucat.
" jen, bangun kita harus keluar dari sini dan mengobati luka kita."
Jisoo membantu jennie berdiri walau pun dia juga gemetar karna menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Ternyata cambukan yang mereka terima kali ini benar benar menyiksa, keduanya bahkan trauma akan cambukan tersebut.
" unnie " panggil jennie lirih.
" ya, ada apa?."
" bagaimana dengan lalisa apa dia baik baik saja, unnie??."
Jennie melupakan rasa sakit di tubuhnya, dia malah memikirkan lalisa yang entah bagaimana kabarnya.
" unnie engga tau, tapi lebih baik kita mengobati luka ini dulu baru setelah itu kita menjenguknya, gimana??."
Kepala jennie mengangguk." Baik unnie, a...ayo kita ke atas dan mengobati luka kita!."
Ajak Jennie yang di anggukin oleh jisoo.
Kini keduanya berjalan pelan menelusuri lorong bawah tanah dan mencari jalan untuk keluar.
****
Ke esokan hari jam menunjukkan pukul 8 pagi, Rose sudah berangkat kekantor, sedangkan lalisa masih saja tertidur dan belum bangun.Jennie yang berada di luar ingin mengetuk pintu tetapi dia terlihat ragu ragu.
" ketuk, engga, ketuk, engga, ketuk. Aish gimana ini"
Jennie mondar mandir didepan kamar chaelisa, rasa ingin melihat keadaan lalisa semakin menekan dadanya. Dia ingin memastikan kalau gadis itu baik baik saja, tetapi dia tidak berani mengetuk pintunya.
Salah seorsng maid yang setiap hari akan membangunkan lalisa sambil membawa susu coklat sebagai rutinitas mendekat kearahnya.
" nona kedua ada apa?." Tanya maid itu heran.
Walau Jensoo tinggal di villa para pelayan tetap saja para maid menghormati keduanya karna bagaimana pun jensoo masih jadi majikan mereka.
Jennie menghembuskan nafasnya pelan." Apa itu untuk lalisa?." Tanya jennie tidak memakai embel embel nona karna dia sedang berbicara dengan maid. Jika dengan lalisa maka jennie akan berucap formal sebagaimana seorang pelayan berbicara dengan majikannya.
Kepala maid itu mengangguk sopan" nee...biasanya nona ke empat akan meminum susu coklat sebagai ganti ASI dari nona ketiga jikalau nona ketiga sedang pergi, Nona kedua." Jelas maid itu sopan.
" ah, kalau begitu biarkan saya yang membawakan untuk lalisa sekaligus saya akan membangunkannya juga." Dengan senyum jennie mengambil nampan berisikan susu coklat dan cemilan yang maid itu bawa.
" apa tidak apa apa jika anda yang melakukan pekerjaan saya , nona kedua?." Tanya maid itu ragu.
Jennie mengibaskan tangannya, seraya mengusir maid tersebut agar pergi menjauh dari depan kamar.
Meski ragu dan kurang yakin dengan jennie, maid itu menurut lalu pergi meninggalkan jennie di depan kamar chaelisa.
Moga nona kedua tidak mancam macam sama nona keempat
Maid itu membatin penuh harap agar jennie tidak membuat keributan. Jika sampai nona kedua ngamuk seperti kemarin sudah pasti nyawanya dalam bahaya karena tidak becus dalam bekerja.
Sementara itu jennie segera masuk kedalam kamar, di sana dia bisa melihat lalisa tengah membungkus dirinya bagai ulat bulu di dalam selimut berwarna kuning dengan gambar anak ayam.
Ternyata adiknya ini tidak berubah meski ingataannya hilang, sangat suka dengan karakter anak ayam yang masih berada di atas cakang telur.🐣
Tiba tiba jennie menatap lalisa dengan lembut, dia pun segera duduk di samping tempat tidur kemudian mengusap rambut lalisa dengan sayang.
Tes
Tes
Seketika air matanya menetes dari kedua mata indahnya, jennie menangis tanpa suara melihat wajah damai nan polos milik lalisa.
" maafin unnie sayang, unnie udah jahat sama kamu dan membuat kamu menderita. Unnie janji padamu bahwa mulai saat ini apapun yang terjadi__ unnie bakal melindungimu dengan nyawa unnie sebagai ganti dosa unnie padamu di masa lalu."
Suara jennie terdengar lirih dan bergetar.
Tiba tiba jennie tersadar saat suara serak dan lucu milik lalisa terdengar di telinganya.
" ahjuma, waeyo?? "
Tatapan lalisa terlihat begitu murni dan polos macam bayi yang baru lahir tengah menatapnya lucu.
" ah saya tidak apa apa nona." Balas jennie kelabakan karna ketahuan sedang bersedih.
Kepala lalisa mengangguk, muka bantalnya masih tampak dengan jelas apalagi matanya yang menyipit lucu semakin membuat jennie gemas.
" ahjuma itu apa?."
Jennie segera menoleh kearah yang lalisa tunjuk." Eumm...itu susu coklat sama kue salju kesukaan anda nona."Jennie menjawab lembut, dia ingin sekali mengusap kepala lalisa dan mengecupnya tapi dia sadar jika itu tidak akan pernah terjadi.
" aiya...baby suka susu! Terimakasih ahjuma!." Lalisa duduk di atas ranjang dan meminta jennie memberikannya gelas susu tersebut.
Jennie yang paham kode lalisa langsung memberikan segelas susu coklat yang adiknya itu suka.
" makasih ahjuma!."
Lalisa berseru dengan sumringah.
Jennie tersenyum tulus, senyuman yang sudah lama ingin lalisa lihat dari kakak keduanya tetapi tidak pernah ia dapatkan. Tapi kini tanpa diminta jennie malah memberikan senyuman itu secara cuma cuma untuknya, sayang sekali lalisa tidak mengingatnya membuat senyuman jennie tidak berarti lagi.
" ahjuma "
" ya nona?."
Lalisa meletakkan tangan di dagu seraya berpikir." Sepertinya ahjuma sangat mirip sama wanita jahat yang ada di mimpi baby deh!." Tandas lalisa polos menatap jennie seolah olah mencocokkan kemiripan wanita yang ada di dalam mimpinya serta ahjuma yang ada di hadapannya.
Deg
Jennie membeku di tempat, wajahnya mendadak pucat pasi mendengar ucapan lalisa barusan.
Tbc
Jennie ketakutan jika memori lama lalisa kembali gaisss👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka ( BP Family )✅️
Fanficini kisah seorang gadis remaja yang sangat ingin di sayang oleh ketiga kakak perempuannya. namun, bukan kasih sayang yang ia dapat tapi sebuah kekerasan dari kakak keduanya. Dia Park lalisa Kim . gadis malang yang harus menelan pil pahit akan kehidu...