2 | Embun |

19 6 0
                                    

Menjadi mandiri itu sangatlah susah, apa-apa harus sendiri, harus hemat uang, bawa pulang teman cowok saja di gunjingin sama tetangga di kira iya-iya, Ck dasar warga Konoha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi mandiri itu sangatlah susah, apa-apa harus sendiri, harus hemat uang, bawa pulang teman cowok saja di gunjingin sama tetangga di kira iya-iya, Ck dasar warga Konoha

Emang yah Indonesia ini, tingkat kepeduliannya sangatlah tinggi apalagi kalau soal mengomentari beuhhh berasa diri udah sempurna banget. Minimal kalau mau mengomentari seseorang itu bercermin dululah namun sayangnya tokoh utama kita ini lupa membeli cermin untuk di taruh di kos-kosan nya sehingga sejak tadi dia tidak henti-hentinya menghina para cowok-cowok yang lagi nangkring di luar kafe yang tepat berada di hadapannya

"Udah suara jelek, muka jelek, badan pun jelek udah sok-sokan ketawa bahagia kek gitu, awas saja besok nangis gue pargoy tujuh hari tujuh malam," hinanya sembari mengunyah keripik kentang

Padahal Ariastra sama sekali tidak mengenal cowok itu, lihat pun baru kali ini. Memang pada dasarnya orang iri, yah Ariastra iri pada para cowok-cowok itu karena posisinya dia sedang sendiri tidak punya kenalan satu pun di ibukota Indonesia ini dan menurutnya itu tidak adil

"Misi, gue boleh duduk di sini?"

Ariastra mendongak melihat siapa gerangan orang yang ingin duduk semeja dengannya di depan indomaret yang berada tepat di samping kos-kosan nya

"Wow..." Gumam Ariastra takjub sendiri melihat wajah cantik milik perempuan itu "Ah, silahkan." Sadar dari ketakjubannya dia langsung mempersilahkan perempuan itu.

"Terimakasih," ucap perempuan itu yang hanya dijawab anggukan oleh Ariastra "Um, nama gue Embun, kalau lo?"

"Nama ku Ariastra, salam kenal Embun," jawab Ariastra, dia cukup senang dengan sifat Embun yang welcome

"Wah, nama lo kece. Gue suka," puji Embun jujur mulai memakan mie instan yang sudah di siram nya

"Terimakasih, nama kamu juga bagus," balas Ariastra, dia sangat bersyukur Mama nya memilih nama Ariastra untuknya

Setidaknya Renjana masih punya akal sehat untuk memberikannya nama

"By the way, lo bukan orang sini yah?" tebak Embun tepat sasaran

Ariastra mengangguk "Aku orang Sulawesi, baru seminggu lebih aku disini," jelasnya "Aku tinggal disana, 008." Lanjutnya lagi sembari menunjuk tepat ke arah kos-kosan nya

"Kita tetanggaan dong, gue tinggal di apartemen samping kos-kosan lo, lantai 6 nomor 517." balas Embun sembari menunjuk apartemen berlantai 12 di samping kos-kosan Ariastra

Aria meringis melihat Apartemen khusus orang holkay tersebut, astaga Apartemen dan kos-kosan nya bagaikan bumi dan langit, sungguh memperjelas perbedaan antara orang kaya dan orang miskin

Hari sudah hampir memasuki tengah malam, Ariastra harus segera pulang karena kalau tidak Ibu Kos nya itu akan mengunci pintu gerbang. Bisa tidur di luar dia.

"Embun aku deluan yah, udah tengah malam," pamit Ariastra sembari bangkit dari duduknya

"Ah iya, sampai jumpa lagi, Ariastra."

"Dia ramah sekali," gumam Ariastra tentunya yang di tujukan pada Embun. Dia berharap Embun bisa menjadi temannya

 Dia berharap Embun bisa menjadi temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enigma Dalam LautanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang