Setelah pertemuan singkat antara Ariastra dan Senja kini keduanya sudah duduk anteng di salah satu meja yang ada di Kafetaria di lantai pertama, untung saja Senja sudah menemukan meja kalau tidak Ariastra harus capek-capek naik ke lantai tiga
Di meja itu bukan hanya ada mereka berdua tapi ada satu lagi orang yang merupakan teman Senja sekaligus orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Embun Aprylia semalam pada Ariastra
Sepertinya Ariastra perlu mengucapkan terimakasih pada Senja karena mungkin saja berkat teman dari kecilnya itu dia bisa berteman dengan Embun. Semoga saja!
"Mbun, gue saranin lo jangan terlalu akrab sama dia," peringat Senja serius bukan karena apa dia memperingati Embun hanya saja Ariastra itu cukup berbahaya
Bahaya dalam hal tidak tau malu sedikitpun.
Mendengar itu, Ariastra langsung menatap laser Senja. Okey, sepertinya berkat Senja dia akan sulit berteman dengan Embun
"Kenapa?" bingung Embun
"Intinya jangan terlalu akrab dengannya, alasannya? Lo gak perlu tau," ucap Senja. Karena kalau gue kasih tau detik itu juga aib memalukan seumur hidup gue bakal kebongkar! lanjutnya dalam hati
"Oh, kamu mainnya gitu yah? Okey." ujar Ariastra mengangguk paham
Senja langsung mengatupkan kedua tangannya "Ampun Yang Mulia, hamba mu ini tidak akan mengulangi nya lagi," katanya dengan nada semeyakinkan mungkin
Ariastra bersedih sinis sembari membuang wajah berikutnya tubuhnya menegang sempurna kala pengelihatan nya tidak sengaja menangkap objek yang luar biasa memikat dan sedap untuk di pandang.
"Dia siapa?" tanya Ariastra tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya pada sosok yang sedang duduk di salah satu meja di samping jendela Kafetaria sambil membaca buku.
Anehnya di meja itu hanya ada pemuda itu tidak ada yang lain padahal semua meja yang lain sudah terisi beberpa orang seolah meja itu di perkhususkan untuk dia seorang
Embun menangkap kedua pipi Ariastra lalu membawanya menghadap kearahnya untuk mengalihkan pandangan Ariastra, bisa gawat kalau sampai orang itu menyadari kalau ada yang sedang melihatnya
"Dia Lautan Cakrawala, cukup itu saja yang lo tau tentang dia," serius Embun
"Loh kenapa?" heran Ariastra, memangnya kenapa kalau dia tau lebih banyak? Memangnya dia akan mati? Ada-ada saja
"Lo akan mati kalau tau terlalu banyak," jawab Senja tidak ada raut bercanda sama sekali dalam kalimat perempuan itu.
Aria terdiam mendengar itu
"Lo ingat ini baik-baik, jangan pernah lo berpikir sedikitpun untuk mendekatinya dan lo harus jauhin dia bagaimanapun caranya," Embun menekan setiap katanya agar Ariastra paham betul kalau Lautan itu berbahaya
Bukan nya menuruti perkataan Embun, Ariastra justru semakin kepo akan sosok Lautan, menurutnya itu menarik dan sepertinya pemuda itu misterius sangat bagus untuk dirinya jadikan sebagai salah satu karya tulisnya
"Jangan pernah berpikir untuk membuat cerita tentangnya, Ar. Lo bisa mampus," Senja tentu sja tau betul apa yang sedang dipikirkan oleh sahabatnya itu. Dia sudah hafal sampi ke akar-akarnya sifat Ariastra
Ariastra memutar bola matanya malas "Iya-iya," balasnya, tentu saja dia mengabaikan peringatan Senja. Ayolah, sangat disayangkan kalau dia tidak mengabadikannya dalam sebuah cerita
Apalagi Lautan Cakrawala itu sangat cocok untuk dijadikan karakter utama dalam novelnya
"Ingat, dia itu ber. Ba. Ha. Ya!"
Ariastra hanya mengangguk lagi untuk menanggapi peringatan yang kesekian dari Senja. Diam-diam dia melirik sosok yang begitu memikat itu, rasanya Ariastra ingin melihatnya lama-lama tapi sayangnya tidak bisa, ada dua pasang mata yang mulai memantaunya siapa lagi kalau bukan milik Senja dan Embun
Ketiganya mulai asik mengobrol ke arah yang lebih random seraya menikmati makanan yang telah mereka pesan
Sedangkan sosok yang menjadi tokoh utama dalam obrolan singkat mereka tadi sejenak melirik singkat ke arah meja mereka lalu kembali fokus membaca buku.
Ting!
Satu pesan masuk pada ponsel Ariastra, perempuan itu membuka pesan dari nomor tak di kenal
+628217324xxxx
| Dia menemukan mu, larilah! |
Ariastra mengernyitkan keningnya membaca pesan itu, tidak nyambung sama sekali. Dasar orang iseng, dia langsung mematikan ponselnya mengabaikan pesan itu
Menurut nya itu sangat tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Dalam Lautan
Teen FictionAriastra adalah seorang penulis berbakat yang tertarik untuk mengungkap kisah hidup seorang pemuda bernama Lautan, seorang individu yang hidup dengan sifat dingin dan sangat pendiam. Lautan adalah seorang misteri bagi banyak orang dan Ariastra meras...