Ariastra mendudukkan tubuhnya di halte bus yang terletak tidak terlalu jauh dari Universitas Maharaja. Perempuan itu melamun, masih tidak percaya bahwa dia bisa di terima di UM, hingga bunyi dering ponsel nya menyadarkan Ariastra dari lamunannya
Tertara nama 'Mama❤❤💕😘😍🥰' di layar ponsel nya. Segera saja dia menggeser bola hijau untuk menerima panggilan dari sang Mama.
"Hal---"
"Gimana? Gak keterima kan? Mampus! Makanya udah Mama bilang kuliah aja disini gak mau, ngeyel kamu!"
Ariastra spontan menjauhkan ponselnya dari telinganya saat Renjana, Mama kandungnya langsung menyemprot nya dengan suara yang luar biasa cempreng nan membahana dan tentunya itu sangat tidak bagus untuk kesehatan telinga kita teman-teman
"Ya Allah Ma, bukannya mengharapkan anaknya diterima ini malah mengharapkan anaknya gak keterima! Ish ini Mama aku bukan sih?" gerutu Ariastra, ingin rasanya dia menampeleng sekali saja wajah songong Mama nya itu.
Eh, astagfirullah Aria sadarlah. Ingat neraka, bisa masuk neraka jalur VVIP kamu tuh.
"Ck, harapan apanya? Liat muka kamu aja udah gak ada harapan," sarkas Renjana. Emang sih, Si Bunda satu ini menguji kesabaran sekali
Ariastra menghela nafas lelah, Ya Allah gini amat punya ibu dengan mulut no filter-filter, untung saja Ariastra sudah cukup kebal, kalau tidak udah dari dulu dia gantung diri. Canda miskahh
"Ma, aku keterima di UM," ucap Ariastra cepat
Hening...
Tidak ada balasan di seberang sana cukup membuat Ariastra keheranan "Halo Ma? Mama? Hal---"
"Coba ulang, sepertinya Mama salah denger tadi," perintah Renjana
Ariastra tersenyum mendengarnya, matanya mulai memanas dengan hidung yang mulai memerah "Aku keterima di Universitas Maharaja, Ma. Anakmu merdeka!!" setetes air mata jatuh setelah dia berkata seperti itu
Segera saja Ariastra mendongakkan kepalanya untuk mencegah air matanya yang semakin banyak yang jatuh. Ayolah jangan nangis, ingat kamu udah gede Ariastra, jangan nangis okey?
"Anaknya David, segera beli tiket penerbangan untuk besok pulang ke kampung, saya takut kalau kelamaan disana kamu jadi orang gilanya Jakarta, nak. Kasihan kamu masih mudah udah gila," nasehat Renjana seserius mungkin
Raut wajah Ariastra langsung mendatar, sungguh dia tidak bisa berkata-kata lagi.
"Sepertinya anda salah sambung, maaf. "
Tut.
Ariastra langsung mematikan sepihak sambungan telepon dengan Mama genjinya itu. Tidak apa-apa dikatakan gak sopan toh itu Mama nya bukan calon Mama Mertua nya, dosa? Urusan belakang, besok-besok kalau udah sukses, Ariastra akan menjadi orang yang paling baik, rajin memberikan sumbangan pada panti asuhan. Doa kan saja semoga dia tidak lupa yah teman-teman sekalian
Ngomong-ngomong David itu adalah nama Ayah nya. Yah sekurang ajar itu Renjana jadi jangan heran kalau nanti Ariastra memiliki sifat yang lebih kurang ajar lagi. Darah dan didikan Renjana ada padanya yah:)
Bus yang akan membawanya pulang sudah tiba, segera saja dia naik kedalam bus mengabaikan ponselnya yang sejak tadi berdering dengan nama penghubung yang sama, siapa lagi kalau bukan Kanjeng Ratu Renjana?
***
Sesampainya di rumah alias kos-kosan kesayangannya, Ariastra langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur yang tidak ada empuk-empuknya, walau begitu dia cukup bersyukur mendapatkan kos-kosan ini
Sudah harga per bulannya murah di tambah Ibu Kos nya yang sangat baik dan pengertian sampai-sampai Ariastra berpikir lebih baik Ibu Kos yang jadi Ibu nya dari pada Renjana yang super na'uzubillahiminzalik
Mohon di maklumi yah teman-teman, sepertinya Ariastra ini terlalu kena mental oleh Ibu nya sendiri makanya kalau sudah bahas Renjana bawaannya julid mulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Dalam Lautan
Teen FictionAriastra adalah seorang penulis berbakat yang tertarik untuk mengungkap kisah hidup seorang pemuda bernama Lautan, seorang individu yang hidup dengan sifat dingin dan sangat pendiam. Lautan adalah seorang misteri bagi banyak orang dan Ariastra meras...