7 | Milik Ku, Maybe? |

19 5 0
                                    

Setelah kelas berakhir Ariastra segera menuju Kafetaria, Senja pasti sudah sejak tadi menunggu disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kelas berakhir Ariastra segera menuju Kafetaria, Senja pasti sudah sejak tadi menunggu disana. Dia tadi menghubungi Senja untuk menemaninya makan di Kafetaria dan Senja langsung menyetujuinya, katanya perempuan itu juga belum makan jadi sekalian saja mereka makan bersama

Di pertengahan jalan Ariastra tidak sengaja berpapasan dengan rombongan mahasiswa dimana salah satunya adalah Asean, pemuda itu melirik nya sambil tersenyum ramah spontan Ariastra balas tersenyum tak kalah ramah

"Dia siapa?" tanya salah satu rombongan mahasiswa itu kepada Asean yang tidak lain adalah sahabatnya

"Milik ku, maybe?" Asean tersenyum misterius

Galen menghela nafas, dia menepuk pelan pundak sahabatnya itu "Hati-hati, sepertinya dia tidak terlihat sepolos itu." peringat nya lantas melangkah lebih dulu meninggalkan Asean yang mulia memikirkan perkataannya

Kembali lagi pada Ariastra yang baru saja masuk kedalam Kafetaria, mata perempuan itu fokus mencari keberadaan makhluk luar angkasa yang terdampar di bumi tercinta kita.

Mata Ariastra menyipit kala mendapatkan sinyal dari Senja, di mana sahabatnya itu sedang ribut melambaikan tangannya dengan mulut yang penuh makanan. Astaga, Ariastra jadi malu

"Lo gak usah pesan, gue Senja Saraswati yang luarrr biasa cantik dan baik hati ini sudah berbaik hati membelikan lo makanan," kata Senja sembari menepuk dada sombong ketika Ariastra tiba di hadapannya

Bukannya senang Ariastra malah mendengus kesal "Berapa?" tanya nya to the point

"Tiga puluh ribu," jawab Senja dengan cengiran khasnya sembari mengadakan tangannya siap menerima uang dari Ariastra

"Buset banyak banget, perasaan kamu pesan buat aku cuman nasi goreng sama es teh, paling hanya dua puluh ribu ini." protes Ariastra, bisa rugi banyak dia ntar "Lo nambah-nambahin yah?" lanjutnya menatap penuh curiga Senja

"Ck, gue gak nambah-nambahin kok, sepuluh ribu itu harga ongkosnya. Lo pikir gak capek apa ngantri sampai tiga jam demi makanan satu ini?" ucap Senja sedramatis mungkin melebih-lebihkan ceritanya

"Emang siapa sih yang suruh kamu beliin aku makanan? Lain kali kalau mau beliin aku makanan yang ikhlas dong bila perlu di traktir kek. Aku jadi takut, makanan ini udah haram di makan," ujar Ariastra kesal setengah mati

"Astaghfirullah, mulut lo Ariastra lemes banget. Gak boleh gitu, kasian makanannya udah nangis kejer," nasehat Senja sembari mengusap-usap piring nasi goreng itu dengan sayang

Lebay sekali kamu nak

Menghela nafas lelah lantas Ariastra dengan sangat terpaksa mengeluarkan uang berwarna hijau satu dan warna ungu satu, menjilat kedua itu dia langsung menempelkan pada kening Senja yang saat itu juga memasang wajah jijik

Perempuan itu mengambil uang yang diberikan Ariastra, senyum senang tercetak jelas di wajahnya. Senja menghirup aroma uang itu tidak perduli kalau masih ada bekas air liur disana

"Harum banget," Senja mencium sayang uang bernilai tiga puluh ribu itu

Kini gantian Ariastra yang memasang wajah jijik "Sen, lo sadarkan di situ masih ada sisa air liur gue?" tanya nya yang mendapatkan anggukan dari Senja "Lo gak jijik apa?" lanjutnya

Dengan senyum manis Senja menggeleng "Jangankan air liur lo, tai lo aja gue bakal bilang harum," katanya membuat Ariastra tidak habis pikir. "Intinya selama itu uang gue mah no problem." Dia mengipas-ngipasi wajahnya dengan uang yang hanya bernilai tiga puluh ribu itu

"Gila kamu, ish kok aku bisa temanan sama manusia kek kamu sih?" Ariastra jadi bertanya-tanya sendiri, dia yang cantik dan higienis ini bisa-bisanya berteman dengan manusia macam Senja.

Apa ini karena mereka tetanggaan yah?

"Lo gak makan? Kalau gak, biar gue aja yang makan,"

Dengan seenak jidat Senja hendak mengambil nasi goreng Ariastra tentu saja sang empu lebih gercep mengambil nasi goreng miliknya sebelum manusia tidak tau malu itu mengambilnya

"Enak saja kamu,"

Senja hanya terkekeh menanggapinya, sejujurnya hal yang paling menyenangkan dalam hidupnya selain melihat cogan adalah mengganggu sahabatnya ini, entah kenapa rasanya begitu menyenangkan apalagi kalau Ariastra sudah melapor ke Mama Renjana, sungguh disitulah puncak kesenangannya!

Karena pastinya Mama Renjana akan lebih mendukungnya dari pada anaknya sendiri. Kalian biasa bayangkan kan gimana rasanya dianak tirikan? Seperti itulah yang sering dirasakan Ariastra setiap kali melaporkan Senja pada Renjana:)

Walau begitu ada satu pesan yang dari Renjana kepada Senja yang tidak akan pernah di lupakan oleh perempuan itu

"Kalau mau bermain sama Ariastra bermain saja, tapi jangan sekalipun kamu main-main dengannya. Okey?"

Senja tidak tau pasti apa maksud dari perkataan Mama Renjana itu, tapi satu hal yang pasti, Ariastra tidak bisa diajak main-main sedikitpun.

Hmm mungkin itu akan mengarah pada hal yang lebih memalukan, Ariastra kan orang nya kek gitu. Rada-rada!

Hey sadarlah Senja, kamu tidak lebih waras dari Ariastra. Kalian berdua itu sama saja

 Kalian berdua itu sama saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enigma Dalam LautanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang