Seorang Remaja laki-laki berseragam putih biru tampak mengernyitkan keningnya kala melihat bendera putih terpampang jelas di pintu gerbang rumah nya. Dia semakin kebingungan saat memasuki gerbang begitu banyak mobil yang terparkir di garasi rumah nya bahkan dihalaman rumah nya pun juga begitu
Perasaan remaja itu mulai tidak enak, dia melangkahkan kakinya cepat untuk segera masuk kedalam rumah. Tubuhnya langsung menengang ketika melihat banyak nya orang berpakaian serba hitam di dalam rumah nya namun bukan itu yang menjadi titik fokus remaja itu saat ini melainkan 4 tubuh yang terbaring kaku yang di kelilingi oleh orang-orang berpakaian serba hitam itu
"ADA APA INI!?" teriak remaja itu kebingungan, terselip rasa takut yang teramat sangat di hatinya. Dia berharap pikiran buruk yang mulai menganggu nya tidaklah benar
Semua pasang mata langsung tertuju padanya, anak perempuan berumur 4 tahun yang melihat keberadaan Kakak laki-laki nya segera berlari menghampiri remaja yang tengah kebingungan didepan pintu utama rumah berlantai dua tersebut
"Kakak!" pekik anak perempuan itu kegirangan
Dia segera melompat untuk memeluk Kakak nya yang super tinggi itu, tentu saja remaja laki-laki itu menangkap adiknya lalu membawanya kedalam pelukannya
"Syukurlah," kata anak perempuan itu dengan senyum manis nya
"Kenapa?" bingung remaja laki-laki itu
"Kak Lautan gak ikut Mama Papa sama Kak kembar untuk pergi ketemu Tuhan, ninggalin Bunga, hehe." Anak perempuan itu memeluk erat sang Kakak
"Tan..."
Remaja laki-laki itu terdiam mencoba mencerna perkataan adiknya
"...utan..."
Tubuhnya hampir limbung dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tidak mungkin, ini sangat tidak mungkin, dia menggelengkan keplanya, menolak mentah-mentah fakta bahwa kedua orang tuanya telah pergi untuk selama-lamanya meni----
"Lautan!!"
Lautan spontan terbangun dari mimpinya. Bulir keringat membasahi wajahnya yang pucat pasi, nafasnya tidak beraturan, tubuhnya pun gemetar ketakutan, matanya bergulir kesana kemari terlihat gelisah
Usapan lembut di pipinya membuatnya tersentak kaget. Dia mendongak melihat siapa sang empu tangan yang begitu lancang menyentuh pipinya
"Tenanglah, Lautan." Ariastra berucap lembut, menghapus air mata Lautan yang sepertinya tidak di sadari oleh pemilik air mata
Lautan menghempaskan tangan Ariastra cukup kasar namun bukannya marah Ariastra malah tersenyum senang
"Kamu mimpi buruk?" tanya Ariastra diam-diam menajamkan ingatan nya agar saat Lautan menjawab dia bisa mengingatnya baik-baik tentu saja itu akan menjadi bocoran untuk melanjutkan cerita tulisnya tentang Lautan
Begini-begini Ariastra sudah selesai menulis prolog dan bab satu dalam ceritanya tentang kisah Lautan loh, kalian pikir Ariastra bercanda apa? Oh tentu nya saja tidak:)
"Bukan urusan lo," dingin Lautan lantas beranjak pergi namun Ariastra dengan cepat menghalangi jalan Lautan
"Minggir," perintah Lautan
Ariastra menggeleng "Gak, kamu harus jawab dulu baru aku minggir."
"Gue udah bilang bukan urusan lo,"
"Yah tetap aja aku kepo tau," Ariastra menatap Lautan kesal
"Bukan urusan gue," datar Lautan mendorong Ariastra agar menyingkir dari jalannya lalu melangkah pergi begitu saja
"Lautan ish, jawab dong," Ariastra mengikuti langkah lebar Lautan, pokoknya sampai Lautan menjawab baru Ariastra berhenti
Ayolah, dia capek-capek mencari Lautan di perpustakaan super luas ini masa harus pergi begitu saja tanpa membuahkan hasil sedikitpun. Sangat disayangkan sekali, apalagi tadi itu sepertinya Lautan bermimpi buruk
"Lautan jawab dong," paksa Ariastra bersih keras
Lautan tetap tutup mulut, malas sekali dia menjawab pertanyaan tak bermutu dari perempuan aneh itu yang entah kenapa masih hidup sampai sekarang. Apa dia gagal? Ck, sepertinya dia tidak sepintar dulu lagi.
"Lautan jawab dong ja---"
"Ariastra!" Embun yang entah kapan datangnya langsung menarik Ariastra menjauh dari Lautan "Lo gila apa??" sentaknya
Ariastra meringis, duh sepertinya dia tidak akan mendapatkan jawaban dari Lautan. Huh, sayang sekali!
"Maafkan teman saya Kak, permisi." Embun cepat-cepat pergi meninggalkan Lautan sambil membawa Ariastra bersamanya tentunya
Lautan menatap datar dua punggung perempuan itu yang mulai menjauh "Teman?" gumamnya terkekeh pelan "Lucu sekali,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Dalam Lautan
Teen FictionAriastra adalah seorang penulis berbakat yang tertarik untuk mengungkap kisah hidup seorang pemuda bernama Lautan, seorang individu yang hidup dengan sifat dingin dan sangat pendiam. Lautan adalah seorang misteri bagi banyak orang dan Ariastra meras...