11. Strategi

1.3K 132 17
                                    



♘♘♘

Haechan tampak berjalannya dengan pelan di gelapnya malam. Entah di mana dan bagaimana ia berada di dalam suasana yang gelap gulita ini. Namun, Haechan yakin jika ia sepertinya pernah datang ke sini.

"Apa ada orang?" ucap Haechan sambil sedikit meninggikan suaranya.

Namun, tak ada sahutan dari siapapun. Haechan merasa jika hanya ada dirinya di sana. Hingga, tiba-tiba suasana berubah kembali. Haechan melihat jika ia ada di dalam sebuah ruangan. Ruangan itu tampak sangat mewah khas Kerajaan Roxana, membuat Haechan yakin jika itu adalah salah satu ruangan yang ada di Kerajaan Roxana.




Ceklekkk..




Haechan melihat pintu ruangan itu terbuka. Ia melihat dirinya dengan pakaian mewah khas Kerajaan Roxana masuk ke dalam ruangan yang sama. Haechan tentu saja terkejut. Kenapa ia ada di dalam sana dengan pakaian semewah itu?

Setelah itu ia melihat dirinya itu duduk di sebuah kursi meja belajar. Di tangannya terdapat sebuah buku bersampul abu-abu dengan corak awan, membuat Haechan merasakan rasa familiar saat melihatnya.

"Baiklah, apa yang harus aku tulis setelahnya?" ucap Haechan itu membuat Haechan membolakan kedua matanya.

Buku itu, buku yang sedang dirinya yang lain bawa adalah Skrip Novel Fermata! Bagaimana mungkin? Kenapa buku itu ada di sana? Dan buku itu terlihat baik-baik saja, tidak seperti terakhir kali yang terlihat kusut karena terkena tumpahan air.

"Aku sudah tinggal di istana, harusnya aku bisa menulis sesuatu yang lain" ucapnya lagi membuat Haechan tak habis pikir. Kenapa dirinya yang lain seperti memanfaatkan buku itu?

Tak lama, Haechan melihat seperti ada bayangan yang bergerak cepat di belakang dirinya yang lain. Sekitar 10 meter dari Haechan yang sedang membuka skrip Novel Fermata tersebut. Haechan langsung membolakan matanya ketika melihat ada seseorang yang sedang berjalan pelan ke arah dirinya yang lain sambil membawa sebuah belati di tangannya. Jika dilihat dengan seksama, belati itu berwarna kuning kehijauan. Tentu saja belati itu sudah dilumuri racun!

"Haechan awas!!" teriak Haechan ketika orang itu mengangkat belati itu ke udara, bersiap menusuk Haechan di sana.

Haechan yang sedang membaca Skirp Novel Fermata itu seketika mengalihkan pandangannya ke belakang ketika melihat ada bayangan seseorang dari belakang tubuhnya. Seketika kedua matanya membola lebar ketika ia melihat seseorang yang sangat ia kenal menodongkan pisau ke arahnya.




JLEEBBB!!



"AAAKKKHHHHHH.....




































hhaaahhhh!!"

Haechan terbangun dari tidurnya. Ia terduduk di kasur sambil menarik napas dengan sangat rakus. Peluh membasahi pelipis hingga tubuhnya. Mimpi, itu hanyalah mimpi. Namun, Haechan merasa jika mimpi itu seakan terasa sangat nyata.

"Haahh.. Haahh.. Mimpi apa itu tadi?" tanya Haechan sambil mengusap dadanya guna menenangkan detak jantungnya yang terpacu sangat kencang.



Ceklekkk...



"Ohh, kau sudah bangun?"

Sebuah suara mengalihkan Haechan ke arah pintu. Di sana ia melihat Mark dengan sebuah nampan berisi makanan, minuman dan beberapa jenis buah-buahan. Panglima Perang itu langsung mendekati Haechan dan meletakkan nampan itu di atas nakas. Ia langsung memegang dahi Haechan membuat Dokter muda itu langsung menahan napasnya saat menerima perlakuan tiba-tiba Mark.

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang