(2)9. Perubahan

980 100 16
                                    


𓃗𓃗𓃗

Suasana di perbatasan antara Kerajaan Hesperos dan Roxana kini dipenuhi oleh para Prajurit Hesperos yang bersiaga di pinggir wilayah kekuasaan Kerajaan Hesperos. Terlihat Panglima Gilbert menunggangi kuda hitamnya sambil mengawasi para Prajurit yang memasang berbagai pertahanan, baik tameng dan segala jenis pasukan senjata jarak jauh seperti para pemanah, pasukan bersenjata api dan meriam telah berada di posisinya masing-masing. Semua itu dilakukan untuk mempertahankan pertahanan Kerajaan Hesperos dari serangan balasan yang bisa saja datang secara tiba-tiba sebagai pertahanan akhir dari Kerajaan Roxana.

"Lampor, Tuan Black Wings! Segala persiapan pertahanan sudah selesai!" Lapor seorang Kepala Prajurit yang Jeno balas dengan anggukan pelan.

"Tetap pada posisi kalian masing-masing. Lakukan pergantian sesi setiap 3 jam sekali dan pastikan tidak ada segala sesuatu yang mencurigakan. Jika menimbulkan ancaman, kalian boleh langsung menembak mati pasukan musuh." Ucap Jeno yang langsung dibalas dengan hormat oleh Kepala Prajurit sebelum mengundurkan diri.

Beginilah situasi di Perbatasan jika Black Wings atau Panglima Earl Jeano Orleans Gilbert yang memimpin pasukan. Ia memang memiliki sikap yang lebih keras dan kejam daripada Silver Wings yang cenderung menghindari pertumpahan darah dan lebih memilih menangkap dan menyandera musuh. Namun, jika sudah berada di medan pertempuran, Silver Wings akan bersikap berbeda 180° dan itu bukan hal yang baik. Ia akan berkali-kali lipat lebih kejam dan ganas daripada Black Wings yang lebih sering mengambil jalan pintas, seperti menebas/menembak mati musuh. Sementara Silver Wings lebih suka sedikit bermain-main seperti menyiksa musuh terlebih dahulu sebelum mengakhiri nyawanya.

Alasan Jeno ada di perbatasan dan memimpin pasukan hari ini untuk bersiaga karena Mark telah mempercayakan tangan kanannya itu untuk mengambil alih tugasnya sementara waktu. Tepatnya, tadi malam setelah Mark memintanya dan Jaemin untuk pergi meninggalkan ia dan Haechan yang sedang menangis tersedu-sedu, Jeno mendapatkan perintah untuk mengambil alih semua tugas Mark selama seminggu. Entah apapun alasannya, Marquis perbatasan Hesperos dan Roxana itu memang harus memulihkan tubuhnya dari luka tebasan yang cukup dalam tersebut. Juga, sejak kedatangan Haechan dan Jaemin, Jeno tau jika ada informasi penting yang Pemimpinnya itu dapatkan, entah apapun itu.

"Hmm, tapi setelah dipikir-pikir memang pasti ada yang terjadi. Aku seperti mengenal Haechan entah apa alasannya padahal aku tidak pernah bertemu dengannya. Juga masalalu Jaemin..."

Panglima Perang itu kini terdiam di atas kudanya. Terlihat ada sesuatu yang mengganjal pikirannya tersebut. Kini fokus Jeno teralihkan pada dua hari lalu ketika ia membantu Jaemin untuk membantu Pemuda Richthofen itu untuk mengembalikan ingatannya. Pria bersurai hitam itu memang tak tau apa yang terjadi di dalam ingatan masa depan Jaemin yang sulit ia pahami. Namun, yang pasti pada saat itu Jaemin terlihat sangat ketakutan dan ia mendengar jika dirinya mati? Sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia benar-benar akan mati?

"Saat itu aku bisa saja mengintip ingatan Jaemin, namun itu akan sangat tidak sopan." Ucapnya sambil menjalankan kudanya lagi dengan pelan hingga tak sadar ia berada jauh dari pasukan Hesperos dan berhenti di dekat pohon besar bercahaya biru.

Pohon besar yang berada di dekat perkemahan mereka. Pohon Aqua Arbor.

Di sana ia menuruni kudanya dan membawa kuda hitam itu kebawah pohon. Setelah mengikat tali kekang di batang pohon, Jeno tampak duduk bersandar di sana sambil menatap langit yang terlihat sangat cerah hari ini. Pikirannya kembali melayang pada dua hari lalu saat ia membantu Jaemin mengembalikan ingatannya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kapan ia mengetahui kebenaran tersebut?

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang