3. Pertemuan

1.8K 235 18
                                    


♘♘♘


Seminggu telah berlalu. Haechan sudah berada di perbatasan selama seminggu untuk membantu para Prajurit yang terluka.  Tepat pada dini hari seminggu yang lalu, sesuai dugaan Haechan, ada sekelompok Prajurit Roxana pulang dari perbatasan dengan luka yang sangat parah. Para Prajurit itu terkena tebasan dalam di area dada hingga perut. Bahkan ada yang terkena tusukan panah sebanyak 3 anak panah sekaligus. Untung saja mereka cepat dibawa pulang, atau tidak mereka semua bisa saja mati.

Dari yang Haechan dengar, pemimpin pasukan Hesperos malam itu bukan King of Dusk atau Pangeran Mahkota Hesperos. Melainkan seorang Panglima perang yang paling handal dan ditakuti oleh semua Prajurit Roxana. Bahkan kabarnya Yang Mulia Pangeran Mahkota Xiaoderick dan Pangeran Mahkota Hesperos pun segan padanya. Dia adalah Panglima perang Hesperos, Silver Wings.

"Silver Wings.. Dia adalah orang yang akan membunuh Pangeran Mahkota" gumam Haechan sambil meracik ramuan obatnya.

"Jika ia sampai berhasil membunuh Putra Mahkota.. Maka habislah, Kerajaan Roxana akan berakhir.." ucapnya sambil meremang ketika membayangkan kehancuran Kerajaan Roxana.

Namun, ia tak bisa membantu walaupun jika seandainya apa yang tertulis di Novel tersebut benar. Haechan hanya seorang Dokter obat-obatan herbal, apa yang diharapkan darinya? Haechan mungkin bisa menggunakan pedang tapi ia bukan seorang petarung. Tentu saja ia tak akan sebanding dengan pasukan Hesperos bahkan Silver Wings sang Panglima Perang yang paling berpengaruh.

Tapi, apa dia akan tinggal diam? Haechan adalah satu-satunya orang yang tau jalan cerita ini. Harusnya ia bisa melakukan sesuatu agar jalan cerita tidak berjalan sesuai dengan skrip nya kan? Pasti ada maksud tersendiri kenapa Haechan ditunjukkan tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Pasti ada perannya di sini dan Haechan menjadi satu-satunya pemeran yang cocok melakukan semua itu.

"Aku harus melakukan sesuatu. Ini sudah memasuki akhir bulan September. Bulan depan adalah bulan dimana Pangeran Mahkota akan dibunuh. Aku harus mencegah Putra Mahkota pergi ke medan tempur pada bulan Oktober." ucap Haechan sambil kembali melanjutkan kegiatan meracik obatnya.

"Tapi.. Tidak akan semudah itu. Tidak mungkin jika aku bilang bahwa ia akan mati di bulan itu kan?" ucap Haechan kesal sendiri hingga ia mengacak-acak rambutnya.

"Aakhhh astaga, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya sambil menyandarkan kepalanya di atas meja.

"Haechan, kau baik-baik saja?"

Jaemin datang dari luar tenda, membuat Haechan yang sedang bersandar di meja itu segera menegakkan posisi tubuhnya. Tampak Pemuda bersurai cokelat itu tersenyum tipis.

"A-aku baik-baik saja Jaemin, hanya sedikit kesulitan meracik obat-obatan." ucap Haechan.

"Oh, benarkah? Apa kau ingin ku bantu?" tanya Jaemin yang Haechan balas dengan anggukan pelan.

"Boleh, aku hanya sedang membuat obat pereda rasa sakit. Tapi ada beberapa bahan yang habis dan harus segera ku cari. Ku dengar di perbatasan dekat sini banyak tumbuhan herbal yang bisa ku gunakan. Maukah kau meracik obat-obatan sementara aku mencari tumbuhan herbal itu?" tanya Haechan yang tentu saja Jaemin balas dengan anggukan cepat.

"Tentu saja! Aku juga sudah bisa meraciknya berkat mu. Tenang saja, urusan di sini biar aku yang tangani." ucap Jaemin yang Haechan balas dengan anggukan.

Kemudian Haechan segera mengambil tas kain miliknya dan pergi ke luar tenda. Saat berjalan menuju pintu keluar area perkemahan pasukan Roxana, Haechan melihat para pasukan perang Roxana yang dipimpin oleh seorang Panglima senior Roxana dan dua Panglima muda yang menunggangi kudanya dengan sangat gagah dan tampan. Dapat Haechan lihat wajah puas mereka, sepertinya untuk bentrokan kali ini dimenangkan oleh Kerajaan Roxana.





Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang