(2)2. Tekad

991 108 14
                                    

𓃗𓃗𓃗

Klutakk..

Klutukk..

Klutakk..

Klutukk..

Suara derap langkah kuda itu menghiasi sepanjang jalan Ibu Kota Roxana. Terlihat dua orang Pemuda sedang menunggangi kuda dengan beberapa barang bawaan yang ada di tas ransel kuda mereka. Orang-orang di pinggir jalanan Kota tampak menatap kedua Pria tersebut, entah kenapa. Mereka terlihat berbisik-bisik sambil menatap keduanya dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang melihat mereka bingung, aneh dan bahkan heran.

Tak lama kuda berwarna putih itu pun sampai di depan pintu gerbang Istana Roxana. Kedua pemuda itupun turun dari kuda dan berhadapan dengan dua orang Prajurit penjaga gerbang. Terlihat wajah tak bersahabat itu menghiasi kedua wajah mereka membuat kedua Pemuda itu saling tatap dari balik mantel yang menutupi wajah keduanya.

"Siapa kalian?! Kami tidak bisa mengizinkan kalian masuk!" Ucap Seorang Prajurit.

Salah satu Pemuda itu pun tampak merogoh sakunya di balik mantel yang ia kenakan. Ia memberikan sebuah kartu nama beserta gulungan kertas dengan pita merah kepada Prajurit tersebut. Setelah Prajurit itu memeriksa Kartu nama dan gulungan kertas tersebut, berulah kedua pemuda itu menurunkan tudung mantel yang menutupi wajah mereka.

"Saya Dokter Devalda dan Asisten Dokter Calorius. Kami datang sesuai surat perintah Yang Mulia Raja Roxana untuk keberangkatan kami hari ini ke perbatasan." Ucap Dokter Devalda sambil memperkenalkan dirinya dan tersenyum pada kedua Prajurit tersebut.

Seketika kedua Prajurit itu terpana pada Dokter Devalda dan juga Asisten Dokter Calorius. Terlihat sebuah rona merah muda samar dari kedua sisi wajah Prajurit penjaga gerbang tersebut. Apalagi ketika melihat Dokter Devalda dan Asisten Dokter Calorius melepaskan mantel mereka yang entah mengapa seperti ada efek bunga-bunga bermekaran di sekitar mereka sukses membuat kedua Prajurit itu meneguk salivanya kasar.

"Aku titip kuda dan barang-barang kami ya, Tuan Prajurit." Ucap Haechan setelah meletakkan mantel miliknya di atas Kuda mereka.

Kedua Prajurit itupun langsung mengangguk dan menegapkan tubuh mereka sambil mengambil alih tali kekang dari tangan Haechan. Kedua Pemuda itupun menundukkan tubuh mereka sedikit dan beranjak masuk ke dalam, melewati gerbang Istana Roxana diiringi oleh tatapan kedua Prajurit penjara gerbang tersebut.

Disepanjang perjalanan Haechan dan Jaemin memasuki Istana Roxana, tampak beberapa Prajurit dan Pelayan menatap keduanya dengan wajah terkagum-kagum. Beberapa juga terdengar sedang berbisik membuat Haechan menyunggingkan sebuah senyuman tipis nyaris sebuah seringaian.











"Hei, bukankah dia Dokter yang dipanggil Yang Mulia Raja untuk dikirim ke Perbatasan? Aku tidak tau jika dia setampan dan secantik itu!"

"Aku tau tentang ketampanan dan kecantikan Asisten Dokter Calorius, tapi aku tidak pernah tau jika Dokter itu juga tak kalah saing dengannya!"

"Tapi, bukankah dia seorang dari Rakyat Jelata? Bagaimana mungkin seorang rakyat rendahan memiliki paras yang sangat menawan seperti itu?"

"Aku yakin, orang lain tidak akan percaya jika Dokter itu seorang Rakyat Jelata. Mereka pasti berpikir jika Dokter itu seorang Bangsawan!"

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang