(2)8. Pangeran Hesperos

859 92 10
                                    

𓃗𓃗𓃗

Seorang Pemuda berjubah hitam itu tiba-tiba saja muncul secara tiba-tiba di sebuah ruangan megah bergaya kuno khas Kerajaan Roxana. Yangyario Geino Driope atau yang kerap kali dipanggil Yangyang itu kini dengan santainya melangkah di salah satu ruangan di Istana Roxana. Terlihat Raja Roxana juga berada di dalam ruangan yang sama sedang duduk dengan tenang sambil menikmati secangkir teh Camellia dengan uap menandakan jika teh hijau tersebut dalam sajian yang tepat.

"Aku menunggumu cukup lama, Pangeran Yangyang." Ucap Raja Roxana tenang tanpa mengalihkan pandangannya.

"Maaf sudah membuat Anda menunggu, Yang Mulia. sebelumnya ada sedikit masalah" Sambut Pemuda itu kemudian ia mengambil posisi duduk tepat di hadapan sang Raja Roxana.

Pria berumur itu menatap Yangyang, ia dengan pelan meletakkan secangkir teh hangat miliknya sebelum menjatuhkan pandangannya tepat di mata Pemuda berjubah hitam tersebut. Sementara Yangyang hanya berdiam diri hingga Raja Roxana itu ingin membuka suaranya.

"Ku dengar keadaan pasukan Roxana di perbatasan sedang tidak baik-baik saja." Ucap sang Raja mengalihkan fokus Yangyang pada Pria berumur tersebut.

"Aku tidak memperdulikan hal itu selama masih dalam batas kesepakatan kita" Lanjutnya sambil menyeruput teh hijau miliknya membuat Yangyang hanya menatap Pria itu tanpa ekspresi.

Namun, dalam sekejap ia langsung tersenyum ramah seakan tak terjadi apapun. Ia dengan pandai mengatur gerak geriknya dan meletakkan tangan kanannya di depan dada sambil mengutarakan kata-kata merendah untuk menyanjung Raja Roxana.

"Maaf sebelumnya jika saya lancang, Yang Mulia. Mungkin keadaan di perbatasan sedikit tidak menguntungkan bagi anda, namun rencana kita akan tetap berlanjut. Kerajaan Roxana akan memenangkan peperangan ini dalam beberapa bulan kedepan. Namun sesuai dengan kesepakatan kita, sebagai besar wilayah Hesperos akan jatuh ke tangan saya dan saya akan menjalin kerja sama yang menguntungkan untuk Kerajaan Roxana." Ucap Yangyang membuat Raja Roxana itu menatapnya dengan sebuah senyuman miring miliknya.

"Yaa, tentu saja. Lagi pula aku sudah puas dengan kejatuhan Raja Brengsek itu. Rebutlah takhta nya dan jatuhkan ia dalam penderitaan." Ucap Raja Roxana mengacu pada Raja Kerajaan Hesperos.

Yangyang hanya tersenyum tipis nyaris tak terlihat. Yaa, tentu saja ia akan menjatuhkan Raja Kerajaan Hesperos yang merupakan Ayahnya sendiri. Namun, ia pun akan menjatuhkan dan menginjak-injak Raja sombong namun bodoh yang ada di hadapannya ini.

Tentu saja Yangyang tak sebodoh itu melakukan penghianatan pada Kerajaan Hesperos tanpa mengatur strategi yang matang. Baginya, Hesperos maupun Roxana adalah musuh. Ia tak bisa mempercayai keduanya barang sedikitpun. Baik Ayahnya sendiri maupun Raja Roxana. Kedua Raja itu adalah orang yang telah menyakiti ibunya hingga membuat sang ibu menderita dan berakhir sakit-sakitan dan kehilangan nyawanya. Karena pengkhianatan yang telah dilakukan kedua Raja itu pada ibunya, Yangyang rela mengorbankan apapun demi membalaskan dendam sang ibu agar jiwa ibunya bisa tenang di atas sana.

Ya, tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini selain ibunya dan dirinya sendiri. Itu yang selalu ia yakini dan menjadi pedoman hidupnya.

"Pangeran Yangyang. Setelah dilihat-lihat, ternyata kau sangat mirip ibumu." Ucap Raja Roxana membuat Yangyang langsung tersadar kembali pada kenyataa setelah sebelumnya hanyut pada semua rencana jahatnya menghancurkan hidup orang yang ada di hadapannya itu.

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang