1. Awal

3.2K 268 8
                                    


♘♘♘


"Jangan lupa obatnya diminum sehari tiga kali setelah makan. Lalu anda sudah tidak perlu periksa rutin lagi, Tuan Rei."

Pemuda berusia 20 tahun itu telah menjelaskan tentang pemakaian obat pada salah satu pasiennya. Terlihat ia yang sedang memakai stelan kemeja rapih dengan sarung tangan itu melipat tangannya dengan rapih di atas meja. Binar matanya begitu bersemangat untuk menjelaskan obat-obatan yang ia buat untuk sang pasien.

"Terimakasih untuk semuanya Tuan Devalda. Semoga anda selalu diberikan kesehatan dari sang Pencipta." ucap Tuan Rei sambil menunduk yang hanya Haechan, sang Dokter obat-obatan herbal itu balas dengan anggukan dan senyuman ramah.

Setelah kepergian Tuan Rei, Haechan terduduk dengan lemas di kursi nya. Hari ini begitu banyak pasien yang melakukan pemeriksaan rutin bahkan ada pasien baru yang Haechan temui. Hari yang begitu berat bagi Haechan yang tak memiliki asisten tersebut.

"Bahkan tadi ada pasien yang perlu dijahit. Huuhh, hari ini begitu berat ya" ucapnya pelan sambil bangkit berdiri dan menuju pintu depan tempat tanda 'open' dan mengubahnya menjadi 'close'.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 malam, di mana Haechan harus segera menutup usaha obat-obatan herbal beserta praktik kedokteran miliknya. Pemuda itu harus seger beranjak ke lantai atas di mana kamar dan meja kerjanya berada. Ia harus segera membersihkan tubuhnya sebelum kembali membuat stok obat-obatan herbal yang semakin menipis.

Setelah pergi ke kamar mandi dan mengambil segelas air putih dari dapur, Haechan pun pergi ke dalam kamarnya. Hal pertama yang ia lihat saat membuka pintu kamar adalah meja kerja miliknya. Kedua manik cokelatnya seketika terfokus pada sebuah buku asing yang ada di atas mejanya tersebut. Haechan mengernyit, buku apa itu? Ia tak ingat telah memiliki buku bersampul abu-abu dengan corak seperti awan.

"Novel?" tanyanya seorang diri ketika memperhatikan lebih lanjut sebuah buku yang ternyata sebuah novel dengan judul 'Fermata'.

"Aku tak ingat pernah membeli novel ini" ucap Haechan kebingungan.

Karena rasa penasaran yang tinggi, ia meletakkan segelas air putihnya di atas meja kemudian ia pun membaca novel tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika tau isi dari novel tersebut adalah sebuah skrip dari cerita tentang peperangan antara Kerajaan Roxana dan Hesperos. Dua kerajaan itu sudah berperang lebih dari 20 tahun dan sekarang pun tak ada kejelasan siapa yang akan memenangkan pertempuran tersebut.

"Ini.. Isi skrip nya benar-benar mirip seperti apa yang terjadi, bahkan sangat detail." gumamnya sedikit kagum dengan orang yang telah menulis cerita tersebut.

"Hah.. B-bagaimana mungkin?!"

Haechan terkejut bukan main ketika ia membaca beberapa poin penting tentang cerita novel tersebut. Tertulis di dalam skrip novel berjudul 'Fermàta' itu bahwa pada bulan oktober nanti, Pangeran Mahkota Kerajaan Roxana yang memimpin peperangan melawan Kerajaan Hesperos akan mati terbunuh oleh Panglima perang Hesperos yang bergelar Silver Wings. Setelah kematian Sang Pangeran Mahkota, kekuatan Kerajaan Roxana pun melemah dan Kerajaan Hesperos akan membantai habis semua orang di Roxana.

"Apa-apaan ini! Bagaimana bisa ada orang yang menulis cerita seperti ini!" ucap Haechan tak terima.

Orang yang menulis cerita tersebut pasti sudah gila. Bagaimana mungkin Kerajaan Roxana berakhir tragis seperti itu? Lalu berani sekali ia membuat Pangeran Mahkota mati di dalam cerita tersebut. Lalu kenapa ia memutuskan Kerajaan Hesperos yang memenangkan peperangan tersebut?

"Ehh.. Ceritanya belum selesai.." ucap Haechan ketika ia lihat masih ada halaman kosong di bagian akhir novel tersebut.

Pemuda bersurai cokelat itu terdiam beberapa saat. Cerita tersebut berakhir dengan kekalahan Kerajaan Roxana. Namun, apa yang terjadi setelahnya? Apa Roxana akan diambil alih oleh Hesperos? Lalu bagaimana dengan Yang Mulia Raja Roxana? Semuanya masih abu-abu hingga tak jelas akhir dari cerita tersebut seperti apa.

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang