9. Jujur

1.5K 179 21
                                    



♘♘♘



"Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Haechan"

Suara itu seketika membuat Haechan kembali menegang di posisi duduknya. Baru saja Mark memasuki kamarnya dan berjalan pelan ke arahnya duduk lalu mengambil posisi duduk tepat di hadapannya. Sementara Haechan hanya bisa meremat lututnya sambil menunduk. Ia tak berani barang sedikitpun menatap kedua manik hitam milik Marquis tersebut.

"Jadi, mengenai apa yang ingin aku bicarakan dengan mu, aku ingin berㅡ"

"Maaf sudah merahasiakannya selama ini, Tuan Mark!" ucap Haechan sambil menunduk dalam.

Hal itu tentu saja membuat Mark menutup rapat kedua belah bibirnya. Ia tampak mengerjap pelan sambil memperhatikan Haechan. Ada apa dengan Dokter muda tersebut?

"Aku tidak bermaksud merahasiakannya, tapi aku takut untuk mengatakannya pada mu, jika aku bukan berasal dari Hesperos.." ucapnya membuat Mark paham kemana obrolan itu berlanjut.

Mark hanya diam sambil menatap Haechan, membuat Dokter muda itu semakin meremat kedua lututnya. Ia tak tau apa yang Mark pikirkan tentangnya. Namun, Haechan yakin jika Panglima Perang itu tak suka dengan fakta yang baru saja ia katakan.

"T-tuan Mark?"

Panggil Haechan pelan sambil memberanikan diri untuk menatap Panglima Perang tersebut. Namun, yang ia dapat hanyalah sebuah tatapan datar dari sang Marquis, membuat Haechan kembali menundukkan kepala. Ia benar-benar tak tau apa yang akan Panglima itu lakukan setelah ini. Apakah dia akan dibunuh?

"Berikan pembelaan mu, agar aku tidak perlu memberimu pelajaran." ucap Mark tentu saja membuat Haechan semakin menegang.



Glukkk



Haechan hanya bisa menelan salivanya kasar. Untuk sesaat tenggorokannya terasa kering dan bibirnya kelu. Ia tak tau apa yang bisa ia berikan untuk pembelaan. Namun, Haechan harus memberikan alasan apapun agar Silver Wings bisa mempertimbangkan keputusannya menyembunyikan fakta tersebut.

"I-itu.. Sebelumnya aku hanyalah seorang Dokter dari Kota kecil di Roxana." ucap Haechan memulai cerita.

"Tiba-tiba Raja Roxana memanggil ku dan memintaku pergi ke perbatasan untuk membantu tenaga medis di sana. Seminggu setelahnya aku pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan herbal dan aku menemukan mu terluka.." ucap Haechan sambil meremat kedua tangannya.

"Awalnya aku terkejut ketika mencari bala bantuan dan menemukan perkemahan Prajurit Hesperos. Tapi aku memutuskan untuk tetap pergi karena kau sedang terluka. Sebagai seorang dokter, aku tak bisa membiarkan seseorang terluka di tengah hutan, walaupun dari pasukan musuh sekalipun. Karena itulah aku tetap ikut untuk merawat lukamu hingga kau bisa kembali berperang." ucap Haechan kemudian ia mendongak, menatap kedua manik hitam Mark yang menatapnya dalam dengan kedua maniknya yang berkaca-kaca.

"Mungkin aku salah karena tak jujur padamu sejak awal. Tapi itu untuk melindungi diriku sendiri. Aku takut jika jujur, kau akan langsung membunuhku karena latar kerajaan kita yang saling berperang. Walaupun aku tak pernah menganggap seluruh warga Hesperos itu musuh, karena yang berperang adalah Kerajaan kita, bukan kita." ucap Haechan sambil meremat jari jemarinya.

Ia tak tau apa yang akan Mark katakan setelah ini. Namun, Haechan sudah mengatakan apa yang ingin ia katakan jika latar belakangnya terbongkar. Setelah ini, apapun keputusannya Haechan akan menerimanya. Bahkan jika ia harus mati di sini.

Sementara itu, Mark tampak terdiam setelah mendengar apa yang Haechan katakan. Semua yang Dokter muda itu katakan terdengar jujur tanpa ada satupun kebohongan di dalamnya. Belum lagi kedua manik cokelat miliknya yang bergetar dan mengkilap akibat pantulan cahaya itu semakin membuat Panglima itu percaya, bahwa apa yang ia katakan adalah kebenaran.

Fermàta || Markhyuck (On)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang