7. Tujuh

73 12 0
                                    

"Lepasin tangan saya." Gwen bersuara datar, menatap tajam pria yang menghalangi langkahnya.

Pria itu bergeming, Gwen tidak tahu tatapan macam apa yang diterimanya, tapi Gwen merasa pria itu tidak sedang menggertaknya. "Kamu lepas tangan kamu dari rambut Camila dulu."

"Siapa Anda? Saya nggak ada urusan dengan Anda."

"Memang nggak, tapi kalau kamu bertindak lebih dari ini saya bisa tarik kamu supaya berurusan dengan saya."

Apa-apaan orang ini? Apa pria ini sedang sedang mengancamnya? Pikir Gwen.

Gwen mendengus, bukannya takut gadis itu malah merasa amarahnya kembali dipancing. "Lepas saya bilang."

"Cukup." Pria itu menanggapi, tapi tidak menuruti keinginan Gwen. Mengabaikan seruan Camila yang juga mengoceh minta pria yang dipanggilnya Liam Oppa itu hanya memfokuskan perhatiannya pada Gwen.

"Cukup, Gwen. Kamu yang lepas pegangan kamu dulu."

Gwen tidak tahu pria bernama Liam itu memiliki kekuatan macam apa, tapi nada suaranya yang tenang, tatapannya yang lembut membuat Gwen tidak lagi membalas kalimat Liam dengan emosi yang sebelumnya ia rasa naik. Alih-alih menanggapi, Gwen justru diam saja ketika Liam menggunakan tangan satunya lagi untuk melepas cengkraman Gwen di rambut Camila. Melepaskan perlahan tanpa membuat Gwen merasa kesakitan dengan tindakan pria itu.

"Hah, lo takutkan sama Liam Oppa makanya--"

"Diam Camila. Saya nggak bicara dengan kamu. Dan saya suruh Gwen lepasin kamu bukan karena saya bela kamu, tapi karena saya nggak mau Gwen terlibat masalah lebih banyak cuma gara-gara kamu. Paham kamu?!"

"Oppa! Oppa kenapa malah bela Gwen?! Memang Oppa kenal dia?! Memang Oppa ada hubungan apa--"

"Hubungan yang nggak perlu kamu tahu." Ucap Liam datar lantas menarik pergelangan tangan Gwen yang masih dalam genggamannya untuk pergi meninggalkan kerumunan itu.

"Nggak! Tunggu Oppa! Liam Oppa!" Camila berteriak tidak terima, hendak menyusul perginya Liam namun seseorang menghentikan Camila dan menahannya untuk tidak mengikuti kemana perginya Liam dan Gwen.

Gwen tidak mencegah dirinya dibawa pergi dari sana. Padahal kalau orang lain, apalagi yang tidak Gwen kenal, dia pasti sudah marah-marah dan menghajar pria itu. Tapi sekarang? Kenapa Gwen justru diam saja? Kenapa?

Mungkin alasannya, satu, karena Gwen masih bingung dari mana pria ini tahu namanya, memanggil namanya begitu ringan seolah sudah mengenalnya lama. Lihat dan dengar bagaimana Liam tadi dengan begitu tenang menyebut namanya, kan? Yang kedua, alasan yang diberikannya pada Camila tadi. Pria ini bilang mencegah Gwen bertindak lebih jauh bukan karena dia membela Camila, tapi karena tidak ingin Gwen terlibat masalah serius karena tindakannya itu.

Kalau tidak salah persepsi, Liam melakukannya karena pria itu peduli pada Gwen, kan? Jelas dipikir bagaimanapun arahnya ke sana. Yang jadi pertanyaan kenapa? Siapa dirinya? Siapa Liam dalam hidupnya? Kenal saja tidak, kenapa Liam harus peduli pada Gwen. Tunggu, Liam bukan kenalan ayahnya yang tahu situasi Gwen kini dan merasa iba, kan?

"Siapa lo?" Persetan dengan panggilan formal, mengingat apa yang melintas di kepalanya tadi membuat Gwen tidak lagi ini bersikap sopan atau ramah.

Gwen paling tidak suka dikasihani, dipandang iba atau semacamnya. Meski kenyataannya keadaannya memang menyedihkan sekalipun.

Menepis tangan pria itu dari pergelangan tangannya, kini keduanya sudah berada di luar gedung. Di parkiran yang tetap ramai meski jauh lebih gelap dibanding di dalam.

"Kenapa lo tahu nama gue? Lo kenal gue? Lo kenal sama bokap gue? Itu kenapa lo ngerasa kasihan, kan?"

Melihat Gwen yang meledak-ledak macam itu membuat Liam harus lebih menangkan dirinya agar tidak terpancing. Liam bisa mengerti mengapa sikap gadis ini sangat anti-pati dengan sekitarnya, maka dari itu Liam bisa menerima dan memaklumi apa pun yang dituduhkan padanya. Masalahnya adalah, Liam sendiri tidak tahu kenapa dirinya ikut campur dengan urusan Gwen yang seperti gadis itu katakan--mengenalnya tidak, mengenal keluarganya secara personal pun tidak. Liam hanya tahu nama Gwen dari 2 pertemuan yang jelas gadis itu tidak ingat atau bahkan mungkin sadari, mengenai keluarga Gwen pun Liam hanya mendengarnya dari berita dan Sakti yang hanya menjelaskan beberapa, bukan dalam bentuk cerita utuh.

Pengantin PesananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang