"SANJAYA."
Sanjaya yang tengah asik bersenandung sembari menyirami tanaman di teras rumahnya dibuat terkejut oleh teriakkan seorang gadis. Laki-laki tersebut lantas menoleh.
Namun gadis yang berteriak tadi tanpa aba-aba langsung menabrak badannya. Sanjaya yang tak siap menerima pelukan dari gadis itu reflek melangkah mundur.
Untung saja Sanjaya dapat menahan tubuhnya sehingga ia tidak terjatuh dan menimpa tanaman-tanaman kesayangan Pak Wicaksono.
"I miss you," ujar gadis itu seraya menempelkan pipinya di dada Sanjaya. Meskipun sedikit risih, Sanjaya tetap membalas pelukan si gadis walau terpaksa.
Gadis tersebut menyudahi pelukannya dengan sendiri, lalu ia pun mencium pipi Sanjaya, "Apakah kau merindukanku?" tanyanya.
Mata Sanjaya sontak melebar saat mendapat kecupan dari gadis itu. Lelaki tersebut langsung mengelap pipinya, "Jangan sembarangan mencium orang, Kaylee!" tegurnya.
"Mengapa? Bukankah kita sudah dijodohkan? Sekarang ini aku adalah kekasihmu, Sanjaya," jawab Kaylee seraya mencebikkan bibirnya.
Sanjaya menghela napas kasar, "Masuklah," titah pria itu, kemudian berbalik badan dan berjalan ke dalam diikuti oleh Kaylee di belakangnya.
"Buk ... Onok Kaylee," (Bu ... Ada Kaylee) panggil Sanjaya dengan nada malas.
Mendengar suara anak laki-lakinya berteriak, Bu Ningsih segera mendatangi sumber suara.
"Ehh ... Nak Kaylee, kamu sudah pulang? Sejak kapan?" Bu Ningsih menghampiri Kaylee yang duduk di kursi ruang tamu, lalu beliau turut duduk juga di sebelah si gadis.
"Baru saja. Aku langsung kemari karena ingin menjemput Sea dan—" Kaylee sengaja menghentikan ucapannya.
Gadis tersebut sontak melirik Sanjaya dengan ekspresi genit, "—tentunya bertemu dengan Sanjaya," lanjutnya seraya tersenyum sumringah.
Sanjaya hanya memutar bola matanya. Entah mengapa dirinya merasa sangat tidak suka saat di pandang oleh Kaylee.
"Sebentar ya, Ibuk panggilkan Nak Sea nya dulu." Usai berucap seperti itu, Bu Ningsih pun pergi meninggalkan Sanjaya dan Kaylee.
Kaylee mendadak merangkul lengan Sanjaya dan bersandar di bahu laki-laki tersebut, "I miss you, Babe. Selama bekerja, aku terus memikirkanmu. Apa kau juga sama denganku?"
"Jangan berharap lebih. Kita memang dijodohkan, tapi bukan berarti aku memilik perasaan kepadamu," jawab Sanjaya dengan nada dingin.
Kaylee meraba dada Sanjaya yang terbalut oleh pakainnya, "Walaupun kau tidak memiliki perasaan kepadaku, itu tidak akan menghalangi pernikahan kita, honey," bisik gadis tersebut tepat di telinga Sanjaya.
Seketika Sanjaya menepis tangan Kaylee dari dadanya dan melepas tangan gadis itu yang melingkar di lengannya dengan kasar.
"Apa yang kamu inginkan dariku?! Aku tidak punya apa-apa, aku orang miskin, Kay. Kamu akan menyesal jika menikah denganku!"
Kaylee tersenyum miring, "Sstt ... Kau tidak miskin, Sanjaya. Hanya saja, kau tidak mengetahuinya. Pasti, kedua orang tuamu mencoba untuk menyembunyikannya dari dirimu."
"Dasar perempuan gila harta! Kamu sudah menipu keluargaku! Penjajah! Pergilah kamu dari negeriku!" bentak Sanjaya. Wajahnya memerah akibat menahan emosi.
Sungguh, saat ini ia sedang tidak ingin menimbulkan masalah. Tapi gadis satu itu terus saja menguji kesabarannya. Sanjaya benar-benar muak dengan tingkah Kaylee.
Kaylee tertawa kecil, "Sekarang, kau boleh menghinaku sepuasmu. Tapi ingat, akan ku pastikan kau menderita di bawah kebahagiaanku." gadis itu menyeringai diakhir perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanjaya & Surabaya
Historical FictionBercerita tentang Anantha, gadis itu koma usai mengalami kecelakaan lantaran ia menyetir dalam keadaan mabuk. Kemudian, Anantha pun terbangun di suatu tempat yang menurutnya sangat asing. Anantha merasa bingung. Dimana ia berada sekarang? Akankah ia...