14: Tentang Kania

116 73 11
                                    

Halo rek🙌

Sudah lama tidak up ya

Happy reading

☟☟☟☟

Cup

"Sial!"

"Mas Jaya nyium aku ya?!"

Pekik Anantha yang tersentak dari lamunannya. Lantaran terkejut, ia reflek mendorong badan Sanjaya hingga membuat laki-laki itu terjengkang.

"Astagfirullah, Nan. Mas tidak mencium kamu. Mas hanya menempelkan jari Mas ke bibir kamu saja," jelas Sanjaya.

Mendengar hal tersebut, Anantha sontak terdiam sejenak. Ia memikirkan apakah yang dikatakan oleh Sanjaya barusan benar atau tidak.

"T-tapi, perasaan tadi Mas nyium aku. Jangan bohong deh!" eyel Anantha.

Sanjaya lantas menyunggingkan senyumannya, "Mas yang bohong, atau kamu sendiri sedang membayangkan dicium oleh Mas?" ujar pria tersebut sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Dahi Anantha sontak berkerut. Jika apa yang diucapkan oleh Sanjaya benar, mau ditaruh di mana muka gadis itu? Mengingat-ingat kejadian barusan, pipi Anantha menjadi merah karena malu.

"Kenapa pipi kamu menjadi merah seperti itu? Malu ya, hm?" Sanjaya pun mendekatkan wajahnya kepada Anantha sambil menatap mata gadis tersebut.

Salah tingkah akibat dipandang begitu, sekali lagi Anantha spontan mendorong tubuh Sanjaya dan tanpa berbasa-basi ia langsung berlalu meninggalkan laki-laki itu sendirian.

"Lho, kok malah ngalih. Tak ambung temenan kapok kon," (Loh, kok malah pergi. Aku cium beneran tau rasa kamu) gerutu Sanjaya.

Tak lama, Bu Ningsih mendatangi Sanjaya. Lalu beliau mengatakan jika Nazril sedang mencari anak tunggalnya itu. Dengan segera, Sanjaya melangkahkan kakinya keluar rumah. Ketika sampai di teras rumah, Sanjaya mendapati Nazril yang tengah duduk di kursi.

"Onok opo, Naz?" (Ada apa, Naz?) tanya Sanjaya.

Nazril pun menoleh, "Ayo dolen," (Ayo main)" ajaknya.

"Koyok arek cilik ae. Tapi yowes lah gapopo, ayo." (Kaya anak kecil aja. Tapi yaudah lah gapapa, ayo) balas Sanjaya.

Sanjaya yang berjalan mendahului Nazril mendadak ditahan tangannya oleh laki-laki tersebut.

"Dulurmu gak mok ajak, ta? Engko nesu." (Saudara kamu tidak diajak, kah? Nanti marah)

Sanjaya menepuk jidatnya, "Oh yo, lali." (Oh ya, lupa)

Nazril seketika menggelengkan kepalanya sambil memandangi Sanjaya yang masuk ke dalam rumahnya lagi guna mencari keberadaan Anantha.

☟☟☟☟

"Kita mau main kemana sih?" tanya Anantha penasaran.

Sanjaya dan Nazril lantas saling berpandangan seolah sama-sama bertanya 'Kemana?'. Tetapi kemudian Nazril mengangkat kedua bahunya. Ia sendiri yang mengajak juga bingung akan pergi kemana.

"Kalau bermain di sungai saja, bagaimana?" usul Sanjaya.

"Tapi kan—"

"Ayo saja, toh hari ini bukan tanggal 25." Nazril memotong ucapan Anantha.

Sanjaya mengangguki perkataan Nazril. Dua lelaki itu terlihat sangat antusias. Mereka berdua sontak berlari kecil tanpa memperdulikan Anantha yang tertinggal.

"Aku kok ditinggalin sih!" Dengan perasaan kesal, Anantha berusaha menyusul kedua laki-laki tersebut yang sudah semakin jauh.

Sanjaya dan Nazril lebih dulu tiba di sungai. Setelah itu, Anantha. Gadis itu tampak kelelahan. Ia memilih untuk mendaratkan pantatnya di tanah ketika Sanjaya dan Nazril menceburkan dirinya ke sungai.

Sanjaya & SurabayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang