04: Keluarga Belanda

132 73 12
                                    

Pukul 12, Pak Wicaksono, Bu Ningsih, Sanjaya dan Anantha melakukan makan siang bersama seusai melakukan kegiatan membersihkan rumah.

"Oh ya, Nduk. Nama kamu siapa? Ibuk kan belum tau," celetuk Bu Ningsih di tengah kesunyian ruang makan.

"Jenenge Anantha, Buk." (Namanya Anantha, Bu) Yang menjawab malah Putranya.

"Ngawor ae, Le," (Sembarangan saja, Nak) timpal Pak Wicaksono.

"Kata Mas Jaya bener kok, Pak, Buk."

"Mas Jaya?!" ujar Bu Ningsih dan Pak Wicaksono secara bersamaan sembari saling berpandangan. Mereka berdua sedikit terkejut mendengar perkataan Anantha.

Anantha mengangguk dengan muka polos, "Katanya kalo manggil Mas lebih sopan."

Pak Wicaksono dan Bu Ningsih hanya mengangguk-angguk saja meski dilanda rasa keheranan. Sementara Sanjaya melirik Anantha sambil melemparkan senyuman.

Sesudah makan siang, Sanjaya diminta sang ibu untuk membantunya mencuci piring. Anantha menawarkan diri ikut membantu, tapi Bu Ningsih tak mengijinkannya dan malah menyuruh Anantha beristirahat di kamar.

"Seng ngajari Anantha ngomong Mas iku awakmu ta, Le?" (Yang mengajarkan Anantha bilang Mas itu kamu kah, Nak?) Bu Ningsih bertanya sembari menyabuni beberapa piring yang kotor.

"Iyo, Buk." (Iya, Bu) Sanjaya membilas piring-piring yang telah disabuni oleh Bu Ningsih.

"Tapi onok seng aneh teko arek iku, Le." (Tapi ada yang aneh dari anak itu)

Sanjaya seketika mengernyitkan dahi, "Aneh yaopo, Buk?" (Aneh gimana, Bu)

"Mosok pas Ibuk takokl kapan dek e kecelakaane, dek e jawab ngene, eh ... Jakarta, 4 November 2022." (Masa pas Ibu tanya kapan dia kecelakaannya, dia jawab gini, eh ... Jakarta, 4 November 2022)

"Halah, dek e linglung paleng, Buk. Dadi jawab e ngawor," (Halah ... Mungkin dia linglung, Bu. Jadi jawabnya sembarangan) sangkal Sanjaya yang juga merasa tidak percaya sama seperti ibunya.

"Iyo paleng, Le." (Iya mungkin, Nak)

Seusai membantu Bu Ningsih, Sanjaya pun pergi menuju kamar. Ternyata, Anantha berada di dalamnya. Sanjaya mendapati gadis itu sedang termenung di atas kasur.

"BA!!" Ada reaksi terkejut dari Anantha saat mendengar teriakkan dari Sanjaya. Namun, gadis tersebut tetap diam dan tak menghiraukan keberadaan Sanjaya.

"Mau tidur sama Mas, kah?" goda Sanjaya.

Anantha hanya menghela napas. Mulutnya tak juga mengeluarkan sepatah katapun. Jelas, hal tersebut menyebabkan Sanjaya jadi merasa keheranan.

"Nan, kamu baik-baik saja kan?" tanya Sanjaya sembari mendudukkan dirinya di depan Anantha.

"Aku bingung. Sebenernya, aku ada dimana sih?" Anantha menatap nanar Sanjaya.

"Di rumah." Sanjaya tertawa kecil usai mengatakan itu.

"Ck, aku serius."

"Tidak ada yang bergurau juga." Sanjaya belum puas menjahili Anantha.

"Terserah!" Anantha pun mengalihkan pandanganya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Sanjaya pun mengganti posisi duduknya menjadi di sebelah Anantha, "Sudah ... Jangan dipikirkan, lebih baik kamu istirahat. Pasti kamu sudah memikirkan banyak hal di dunia kamu, kan? Jadi, mumpung kamu berada di sini, kamu fokus untuk membahagiakan diri sendiri. Tidak perlu memikirkan dunia kamu," jelasnya sembari tersenyum tipis.

Anantha mengangguk, "Bener juga omongan kamu. Seharusnya, aku bersyukur ada di sini. Selain gak ketemu Papa sama Mama, aku juga gak perlu pusing-pusing mikirin tugas kuliah."

Sanjaya & SurabayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang