Tidak semua orang menyukai komedi romantis dan Bri adalah salah satunya. Entah sudah keberapa kali dia menguap menatap layar yang memutarkan film roman picisan ini. Komedi orang barat memang tak terlalu dia sukai karena endingnya pasti hanya cengiran bodoh saja.
Perhatian Bri pun beralih kepada Kasmirah yang duduk di sebelahnya. Pria itu mengerutkan kening. Ada keanehan dari gadis ini. Dari tadi terus makan dan minum sambil menonton film. Caranya makan popcorn yang terlalu cepat itu membuatnya terkesan tidak nyaman dengan situasi sekarang.
Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepala Bri. Pelan-pelan dia mendekatkan kepalanya ke telinga Kasmirah, lalu berbisik, "Kencan pertama di bioskop itu langsung ciuman nggak sih?"
Seketika gerakan tangan Kasmirah terhenti. Popcorn yang hendak dia masukan ke mulut tahu-tahu jatuh begitu saja. Hal itu sukses membuat Bri menahan tawanya. Apalagi saat gadis di sebelahnya ini menoleh sambil memasang ekspresi horor.
"Bercanda ya kamu?" desis Kasmirah sambil memelotot.
Bri menggeleng. Senyum miringnya terpasang. Kepalanya sengaja semakin mendekati wajah Kasmirah seraya menjawab, "Dulu saya sama mantan kencan pertama malah langsung ngamar.."
Mata Kasmirah semakin membulat. Tangan wanita itu bahkan dengan sengaja mendorong kuat-kuat pundak Bri menjauh.
Namun, bukannya marah, Bri malah menahan tawa di kursinya. Godaannya itu sukses membuat wajah Kasmirah memerah. Walaupun bioskop ini gelap, tapi film komedi romantis ini memiliki pencahayaan yang terang hingga dia bisa dengan jelas melihat perubahan dan warna wajah Kasmirah.
Untungnya mereka sudah memesan dua deret kursi di bagian teratas. Jadi, kegaduhan keduanya di kursi tidak akan menganggu kanan dan kiri. Mungkin orang-orang di bawah sana sedikit mendengar keributan kecil atau bahkan tidak sama sekali.
Begitu tawa Bri reda, dia kembali mendekati Kasmirah. Hanya saja sekarang dia tak menatap gadis itu melainkan ke layar. "Kasmirah, makanya kamu jangan tegang-tegang. Ini romcom, bukan thriller pembunuhan apalagi horor."
"Ya ... karena ini romcom jadinya tegang, Mas."
Refleks Bri menoleh. Keningnya berkerut. "Kenapa gitu?"
Gelengan Kasmirah membuat Bri gemas karena pertanyaannya tidak terjawab. Hingga pria itu sadar, perbedaan usia enam tahun dan status pernikahan yang mereka miliki di KTP membuat pemikiran keduanya berbeda.
Pada akhirnya, Bri mencatat masalah ini di kepalanya. Dia akan simpan baik-baik bahwa Kasmirah tidak suka drama komedi romantis. Jadi mungkin atau suatu hari nanti dia dekat wanita seumuran Kasmirah atau bahkan lebih muda, dia akan mengajak menonton drama lain.
Kurang lebih setengah jam kemudian akhirnya film pun berakhir. Bri dan Kasmirah kembali berjalan beriringan di dalam pusat perbelanjaan.
"Jadi, setelah nonton kita ngapain? Makan, pulang, belanja?" tanya Bri. "Atau ciuman?"
Tahu-tahu saja Bri mendapat pukulan lain di pundak. Kalau bukan karena mereka sedang mode berkencan, pria itu pasti akan marah. Namun sekarang gadis kecil ini adalah pasangannya, jadi dia akan membiarkan itu.
"Mas!" Kasmirah mendengkus keras. "Berhenti godain saya dong, malu ih! Lagian ini juga cuma simulasi aja, nggak perlu terlalu detail. Kan yang paling penting gimana kamu bangun trust ke korban untuk kamu manfaatin nantinya."
Bri manggut-manggut. Dia akan mencatat segala saran Kasmirah di kepalanya.
"Jujur, Kasmirah, ganti genre ternyata nggak semudah itu," terang Bri sambil menghela napas dalam. "Selama ini saya riset baca banyak buku tentang filosofi, referensi kuno-kuno, myth berbagai negara. Sekarang karena setting-nya real, jadi saya harus terjun langsung buat riset."
KAMU SEDANG MEMBACA
Swipe Right Into Your Arms [TAMAT]
Romance"I only swipe right for someone who makes my heart flutter for no reason." Semua gara-gara dating apps! Kalau tidak sedang buru-buru pamer pasangan, Kasmirah tidak akan swipe right profile Bri yang super tampan itu. Dia juga menyalahkan Bri, kenapa...