5-Flashdisk Danu

45 21 41
                                    

1 Minggu sudah berjalan, dan 1 Minggu pula Farid bekerja di pabrik barunya. Ia mulai mengenal beberapa karyawan-karyawati di pabrik bahkan sudah sangat akrab dengan Danu dan Pak Cahyono. Dan dalam 1 Minggu tersebut ia langsung menjadi people famous dalam pabrik. Fotonya pun terposting dalam grup Instragram seputar pabrik dengan caption motivasi karyawati Pabrik Frozen Food Surabaya. Siapa coba adminnya genit sekali. Namun, selama 1 Minggu tersebut teka-teki tentang siapa Maira teman adiknya Danu belum juga terjawab. Dari beberapa karyawan yang ia kenal atau bahkan yang mengemis-ngemis nomor teleponnya tiap hari belum ada yang namanya Maira. Ia pun juga belum bertemu lagi dengan adiknya Danu sehabis pertemuan kemarin.

*****

Disamping sisi hari ini Maira jadwalnya bekerja shift pagi, jadi ia sudah sibuk berkutik dengan beberapa alat dapur sejak sehabis subuh tadi. Ia memang sudah terbiasa bangun jam 3 pagi dari kecil. Melaksanakan sholat malam, dilanjutkan berdzikir dan mengaji sambil menunggu waktu subuh dan setelah sholat subuh ia langsung membantu ibunya di dapur. Kebiasaan tersebut sudah terbiasa sejak ayahnya masih hidup dan telah menjadi kebiasaannya sampai sekarang.

"Bu semuanya sedang siap, Maira pergi mandi dulu ya," pamit Maira kepada ibunya yang saat itu sedang fokus pada mesin jahitnya.

Jadi, setelah tak bekerja di rumah Keluarga Abdika Bu Ima beralih profesi menjadi seorang penjahit. Ya, pekerjaan tersebut ia pilih karena tak perlu keluar rumah jadi ia tetap bisa bekerja sembari menjaga Lya dan suaminya Pak Rois sewaktu masih hidup. Ia juga sudah menggeluti profesi tersebut sejak sebelum menikah dengan bapaknya Maira.

"Iya, biar ibu siapkan bekal untuk adikmu nanti."

"Iya bu."

Tepat setelah ia selesai mandi, teleponnya pun berdering tanda ada panggilan masuk dari seseorang. Ia pun melirik layar teleponnya dan tertera nama Tyas disana. Ia pun segera mengambil teleponnya dan mengeser tombol hijau diatas layar.

"Hallo, Assalamu'alaikum Yas," sapa Maira.

"Wa'alaikumsalam, Mai lho dimana sekarang?"

"Dirumah ini masih ganti baju mau berangkat, kenapa Yas?"

"Emm... Gue minta tolong boleh?"

"Apa Yas?"

"Motor gue masih di bengkel nih belum jadi dan Kak Danu kan shift malam hari ini, gue hari ini berangkat bareng ya Mai," pinta Tyas.

"Berangkat bareng maksudnya? Kan Maira naik angkot tiap hari Yas."

"Iya Mai, angkot yang kamu naik-ki kan lewat depan rumah aku. Jadi, nanti kamu kasih tahu aku naik angkot yang mana lalu nanti aku ngikut. Kamu kan tahu Mai aku trauma naik angkot gara-gara kecopetan kemarin," pinta Tyas dengan nada rendah dan lembut.

"Ohh, iya-iya nanti Maira kabari ya kalau sudah dapat angkot. Ini masih mau sarapan," sahut Maira.

"Siap Mai, thanks ya Mai, sampai ketemu nanti."

"Iya Yas, sama-sama. Maira tutup ya telponnya, assalamu'alaikum.

"Iya Mai, wa'alaikumsalam.

Setelahnya Maira langsung bergegas ke dapur untuk melakukan sarapan. Kedatangannya langsung disambut oleh senyuman sumringah dari adiknya yang saat itu sedang duduk dimeja makan sambil menikmati makanannya.

"Selamat pagi kakak," sapa Lya dengan riang gembira.

"Pagi adiknya kakak, cantik banget hari ini," sahut Maira sambil mengelus lembut rambut Lya yang saat itu sedang dibiarkan tergerai.

"Kakak mau sarapan juga," tawar Lya kepada kakaknya.

"Iya dong, kan kakak mau berangkat kerja setelah ini."

Cinta Disepetiga Malam (Jilid 1 : HUMAIRAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang