Jangan lupa vote dan komen ya guys
Sesuai janjinya pada Farid saat dikantin, sepulang dari pabrik Maira tidak menunggu di halte lagi melain kan menunggu di depan pintu gerbang. Sebenarnya ia sedikit takut tentang apa yang akan dilakukan mantan majikan orang tuanya kepadanya. Mengapa secara tiba-tiba ingin bertemu dengannya padahal semenjak kematian bapaknya keluarganya benar-benar sudah tidak berhubungan lagi dengan keluarga Abdika.
Tak begitu lama menunggu sebuah motor n-max putih pun menghampirinya.
"Ayo Mai." Ajak Farid sambil menyerahkan helm kepada Maira.
Tanpa sepatah kata Maira langsung menerima helm tersebut, memakainya lalu naik ke motor Farid. Dan tanpa mereka berdua ketahui ternyata ada 2 pasang mata yang sedang memantaunya dari jauh.
"Nggak mau cari makan dulu Mai?" Tanya Farid.
"Nggak usah Mas, Maira masih kenyang kok," sahut Maira.
"Lya udah kelas berapa sekarang?" Tanyanya lagi sambil menikmati suasana malam yang ada.
"Baru masuk SMP tahun ini."
"Oiya, SMP mana?"
"SMP Taruna Bangsa."
"Ohh, sebrang rumah kamu itu ya?"
"Kok Mas Farid tahu rumah Maira?" Tanya Maira balik.
"Maaf, kemarin mas sengaja ngikutin angkot yang kamu naik-ki. Mas nggak bermaksud macam-macam kok Mai, cuma mas takut Maira kenapa-kenapa pulang malam-malam ketambah lagi suasana sedang hujan kan," tutur Farid.
"Tapi lain kali Mas Farid nggak perlu seperti itu. Maira sudah biasa kok seperti itu, lagi pula Maira nggak mau ngrepoti orang lain. Maira pengen belajar jadi perempuan tangguh yang apa-apa bisa dikerjakan sendiri."
"Kamu nggak bisa menyalahi takdir Mai, manusia itu tercipta sebagai makhluk sosial, dimana kita harus saling membantu antar sesama selama kita masih bisa gotong royong ya mari kita sangga bersama," tutur Farid penuh kehangatan.
"Tapi Maira sudah terlanjur seperti itu Mas."
"Mas tahu kok apa yang Maira rasakan, walau mas tidak mengalaminya secara langsung mas bisa merasakan kehidupan Maira seperti apa. Dan mas bangga sama Maira, mas sangat bersyukur bisa kenal dengan seorang Khumaira Az-Zahra. Jangan pernah berubah ya Mai tetap jadi Maira yang mas kenal, perempuan tangguh yang baik Budi pekertinya. Kalau lagi capek bilang, mas selalu siap sedia untuk Maira."
"Kenapa mas Farid masih mau berteman sama Maira?" Tanya Maira yang tak pernah disangka-sangka oleh Farid.
"Kenapa Maira tanya seperti itu, Maira perempuan baik, ramah, suka menolong siapa yang nggak suka berteman sama Maira. Bahkan asal Maira tahu, Maira adalah motivasi terbesar mas selama ini. Setiap mas terlelap akan kenikmatan dunia, mas selalu teringat wajah ceria Maira, senyum manis Maira, semangat Maira yang tak pernah tengelam dimakan keadaan. Dan itu yang selalu membuat mas bersyukur dengan keadaan mas sekarang. Kalau mas tidak kenal Maira sejak dulu, mas nggak tahu bakal seperti apa mas sekarang. Makasih ya Mai sudah menjadi motivasi terbaik dalam kehidupan ini."
Maira pun tak bisa menjawab apa-apa, ia hanya bisa termenung menatap pemandangan jalan dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian Farid pun menghentikan motornya di sebuah rumah makan besar dengan nuansa klasik. Ia pun berjalan masuk dengan diikuti oleh Maira di belakangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/315946849-288-k764454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Disepetiga Malam (Jilid 1 : HUMAIRAKU)
RomanceDear Khumaira Az-Zahra Wanita cantik mulia akhlaknya. Kaulah satu-satunya wanita yang membuatku paham akan hakikat kehidupan di dunia. Kau yang membuat aku tahu kalau dunia hanyalah sementara dan akhiratlah selamanya. Kau juga yang mengajarkan apa a...