22-Khawatir

9 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya guys

Sudah hampir 2 hari namun demam Maira belum juga reda, kemarin Bik Ima membawanya pergi kerumah sakit dan dokter menyarankan untuk dirawat sementara di rumah sakit tetapi Maira menolaknya. Bukan tanpa alasan Maira menolaknya, ia hanya tak mau merepotkan ibunya. Pasti ibunya akan bolak-balik ke rumah sakit kalau ia harus dirawat inap. Lagi pula akan membutuhkan biaya yang cukup besar jika ia harus dirawat disana.

"Mai dirawat dirumah sakit saja ya nak?" Ujar Bik Ima sambil membelai lembut puncak kepala putrinya.

"Nggak bu, Maira sudah lebih baik dari kemarin kok," sahut Maira namun matanya masih terpejam rapat.

Bagaimana Bik Ima bisa percaya dengan perkataan putrinya, sedangkan demamnya belum turun dari kemarin dan ia juga sesekali mengeluh kalau badannya terasa nyeri semua. Kemarin dokter mengklaim kalau Maira terjangkit demam berdarah. Namun, untuk memastikan lebih detailnya dokter harus melakukan tes lab dan lagi-lagi Maira menolak untuk melakukan tes lab. Benar-benar keras kepala Maira ini.

"Tapi demam kamu masih juga tinggi Mai," sambung Bik Ima.

"Nggak kok bu Maira udah enakan, besok juga bisa kerja." Sahut Maira sambil tersenyum meyakinkan ibunya.

"Nggak Mai, walau udah baikan ibu nggak izinin kamu pergi kerja besok."

"Kamu istirahat saja besok, biar ibu yang urus izin kerja kamu."

"Iya, ibu tidur disini temani Maira ya," pinta Maira.

"Iya nak, ibu temani Maira disini."

Beberapa menit kemudian akhirnya Maira pun bisa tertidur meski sempat mengigil beberapa saat.

Seperti yang ia katakan kepada putrinya semalam kini pagi buta Bik Ima sudah berada di rumah sakit untuk meminta surat keterangan sakit. Kebetulan ia sudah memiliki kenalan disana, jadi ia bisa dengan mudah mendapatkan surat tersebut meskipun Maira tak diajak. Setelah dari rumah sakit Bik Ima pun beegegas ke pabrik tempat Maira kerja untuk memberikan surat izin Maira tersebut.

Sebenarnya sampai tengah perjalanan tadi Bik Ima mendapatkan telpon dari Tyas kalau ia akan mampir ke rumah untuk mengambil surat izin Maira, namun karena kemarin saat dirumah sakit bersama Maira Bik Ima lupa untuk memintakan surat keterangan sakit maka Bik Ima mengurusnya sendiri pagi ini.

****

Di kantin pabrik

"Wen kapan jenguk Maira?" Tanya Tyas kepada Weny.

"Nanti pulang kerja bisa," sahut Weny.

"Oke, tapi aku nebeng ya. Soalnya tadi boncengan sama Kak Danu."

"Siap."

"Ya udah coba aku hubungi Kak Danu dulu suruh dia pulang duluan nanti." Tutur Tyas yang hanya mendapat anggukan kecil dari Weny.

"Assalamu'alaikum."

"Jadi nanti sepulang kerja Tyas mau jengukin Maira dulu sama Weny. Kakak duluan aja, Tyas bonjengan sama Weny kok."

"Iya, sudah sejak 2 hari yang lalu kata ibunya. Hari ini juga nggak masuk kan."

"Iya kak, ihh bawel banget sih," gerutu Tyas dengan seseorang dalam panggilan telponnya.

Cinta Disepetiga Malam (Jilid 1 : HUMAIRAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang