26. Hari Baru

2K 26 0
                                    

Sinar matahari menyinari bumi dengan sangat romantis. Panasnya kota sudah dinanti sejak lama oleh para penduduk. Mereka dapat merasakan pelukan hangat melalui sinar dan cahaya matahari yang terpancar di bumi. Perasaan yang sama juga dirasakan oleh perempuan cantik yang sedang berlari di sepanjang Sungai Seine.

"Hai cantik." Sapa seorang pemuda yang juga sedang beraktifitas yang sama dengannya yang diketahui bernama Louis.

"Hallo, tuan seksi." Goda Freya.

"Kau tau? Kau berpenampilan sangat seksi kali ini. Mau minum bersamaku malam ini?" Ajak Louis.

Freya melambatkan larinya dan hendak berhenti. Ia tersenyum singkat pada Louis.

"Aku rasa musim panas kali ini kurang cocok untuk minum-minum." Jawab Freya.

"Sepertinya sampai musim panas ini berakhir kau juga tidak akan mau, bukan?" Tanyanya yang dijawab oleh senyuman manis oleh Freya. "Kurasa hampir semua perempuan yang kutemui ingin tidur denganku, tapi kamu selalu menolak ajakanku mentah-mentah. Kau selalu tau maksudku." Lanjutnya.

Freya tertawa. Louis memang selalu terus terang akan apa yang dia pikirkan dan rasakan. Terkadang Freya iri akan hal itu.

"Ayolah, kamu akan menemukan wanita yang lebih menarik di kota ini."

"Aku rasa begitu."

Keduanya tertawa. Louis adalah sosok pria yang sangat romantis dan terus terang di mata Freya. Mereka bertemu saat sama-sama menjadi relawan. Louis sangat suka menggoda perempuan-perempuan yang ia temui, termasuk Freya. Mereka menjadi teman baik sampai kini. Tempat tinggal mereka yang berdekatan juga membuat mereka sering keluar bersama.

"Frey, aku mau pergi ke desa Eguishem akhir pekan ini. Kamu mau ikut?" Ajak Louis.

"Benarkah? Aku boleh ikut?" Freya sangat bersemangat mendengar nama desa itu. Baginya desa Eguishem adalah salah satu desa terindah yang ingin sekali ia kunjungi.

"Tentu saja, bukankah tadi aku sudah mengajakmu?"

"Mau aku mau." Freya tersenyum senang.

"Tapi traktir aku es krim. Sinar matahari ini membuat tenggorokanku kering." Pinta Louis.

"Pasti. Kamu mau rasa apa? Ayo kita pergi sekarang." Ajak Freya.

"Rasa bibirmu." Luois mengecap bibir Freya singkat.

"Astaga Louis!" Freya mencubit lengan Louis.

"Kita ke rumahmu saja. Aku mau makan masakanmu."

Louis berlari duluan dan disusul oleh Freya. Louis sangat menyukai masakan Indonesia, itulah mengapa ia sering meminta Freya memasak untuknya. Meskipun selalu menggerutu, akhirnya Freya tetap memasakan makanan untuk Louis.

Kejadian di malam kelulusannya membuat dirinya terpukul bukan main. Melihat pria yang sangat ia cintai bercinta dengan sahabatnya di depan matanya bukanlah hal yang sederhana dan dapat ia lupakan dengan mudah. Ia selalu berusaha melupakan semuanya dan salah satu caranya adalah dengan memutus kontak dengan seluruh teman-temannya di Indonesia. Ia hanya ingin fokus memulai hidup baru.

Di hari-harinya yang terasa sangat menyakitkan, ia beberapa kali bertemu dengan pria yang pada awalnya terlihat aneh dan menyebalkan karena senang menggoda para wanita. Namun setelah ia berkenalan dan beberapa kali bercengkrama dengannya, ternyata pria itu sangat baik dan lucu. Ya walaupun ia terkadang tetap suka menggodanya. Tapi Louis kini menjadi teman terbaiknya, terutama di Paris. Kedua orang tua dan kakaknya juga pernah bertemu dengan Louis saat mereka mengunjunginya.

"Freya, apa kamu tidak punya kekasih?" Tanya Louis.

Freya terdiam sejenak. Ia tidak pernah menceritakan apapun kepada Louis tentang kisah cinta dan sebagian besar masa lalunya. Jangankan untuk bercerita, mengingatnya saja ia tidak mampu.

Be A NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang