10. Menghindar

7.3K 81 2
                                    

Freya baru selesai kelas terakhirnya. Kampus sudah cukup sepi karena hari sudah sore. Fara juga sudah pulang sedari tadi. Ia harus bergegas pulang hari ini. Orangtuanya pasti sudah menunggu. Ia juga belum banyak mengobrol dengan sang ayah. Apapun yang terjadi di masa lalu, mereka tetap orangtuanya. Dan setidaknya saat ini mereka bisa menyelamatkan dirinya dari belenggu Rio.

Freya berjalan keluar gedung fakultas nya sendirian. Lorong-lorong jalan juga sudah sangat sepi. Hanya ada 1 kelas lagi yang masih berjalan. Tapi jika ia menunggu sekitar satu setengah hingga dua jam kemudian, kampus akan kembali sedikit ramai oleh mahasiswa yang mengambil kelas malam.

"Hei, sayang!" Rio memanggil Freya dari ujung koridor.

Freya tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya. Ia harus menyiapkan drama agar bisa memberi alasan yang paling bisa diterima oleh Rio.

"Kelas kamu sore banget kelarnya." Keluh Rio.

"Iya kak, biasalah." Jawab Freya sekenanya.

"Oh, iya, kita ke apartemen aku dulu, yuk. Aku punya sesuatu buat kamu." Ajak Rio. Paling juga ngajak ml, batin Freya.

"Gak bisa, kak. Aku harus pulang secepatnya. Soalnya ada papah mamah aku di rumah." Tolak Freya pelan.

"Sebentar aja. Ya?" Bujuk Rio.

"Gak bisa, kak. Papah mamah aku udah nunggu aku dari pagi. Sekarang udah mau malam lagi masa aku gak pulang-pulang. Kasian lah mereka datang jauh-jauh masa aku tinggal begini." Freya mencoba menjelaskan kepada Rio. Ia sudah sangat paham bahwa Rio ini memang kepala batu. Jika keinginannya tidak dikabulkan, tidak mudah juga bagi Freya untuk bisa lepas.

"Ya udah aku antar kamu pulang." Rio berjalan menuju tempat mobilnya diparkir sambil menggandeng tangan Freya.

Ia mulai menjalankan mobilnya keluar kampus. Tidak ada perbincangan apapun di dalam mobil. Freya juga asyik memainkan ponselnya untuk mengabari orangtuanya. Freya sendiri paham bahwa Rio pasti sedang menahan kekesalan karena ia menolak ajakannya.

Namun Rio tetap Rio. Mau ditolak bagaimanapun ia akan tetap menemukan cara agar hasratnya dapat terpenuhi. Rio memberhentikan mobilnya dijalan yang sangat sepi. Ia juga menurunkan sedikit kursi Freya. Rio mengambil ponsel Freya dan meletakkannya di sembarang tempat. Ia membuka seat belt miliknya dan Freya. Lalu menarik wajah Freya untuk mendekat ke wajahnya.

Rio melumat bibir Freya dengan penuh gairah. Freya sendiri kini sulit mengendalikan diri. Ia melingkarkan tangannya di leher Rio dan mulai mencari tempat duduk yang nyaman. Tangan Rio menyusup ke dalam baju Freya. Ia mencari gundukan daging yang sangat kenyal. Ingin rasanya Rio melancarkan seluruh aksinya saat ini juga.

Namun beberapa saat kemudian Freya melepaskan dirinya dari Rio. Ia harus mulai bisa melepas diri Rio perlahan. Rio yang sedang menuju puncak kembali ingin melancarkan aksinya. Namun Freya berkali-kali menolaknya. Akhirnya Rio mengalah dan meneruskan perjalanannya dengan rasa dongkol.

Setelah tiba, Rio memarkirkan mobilnya di depan rumah Freya. Namun ia melihat dua mobil dan satu sepeda motor terparkir di halaman rumah Freya. Rio juga merasa familiar dengan sepeda motor tersebut.

"Itu motor siapa?" Tanya Rio.

Freya yang mengenal pemilik motor tersebut ketar-ketir untuk menjawab pertanyaan yang Rio yang pasti akan marah jika tahu siapa pemiliknya.

"Hmm punya-" saat Freya baru saja akan memberitahu, keluar empat orang dari dalam rumah Freya. Seorang wanita dan seorang pria yang sudah dapat dipastikan mereka adalah orang tua Freya, Fara yang memang tinggal bersama Freya, dan seorang pria lagi yang tak lain adalah Daniel.

Be A NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang